9

2.3K 206 38
                                    

Seohyun berkata jujur dalam hati bahwa sepanjang acara hingga selesai, Ahn Juri, sosok yang baru ditemuinya pertama kali ini adalah tipe yang supel juga ramah pada orang lain. Dia cantik dan mampu menarik perhatian semua orang. Tutur katanya tegas serta penuh rasa hormat pada lawan bicara.

Seohyun akui itu semua adalah kelebihan yang dimiliki wanita tersebut meski kepalanya masih dihantui tanda tanya. Tentang hubungan Ahn JuRi dan juga Kyuhyun. Tidak seperti dua orang sebelumnya, Eunha dan JunPyo tidak sampai membuatnya merasa cemas seperti sekarang.

"Dokter Seo!"

Kesendirian Seohyun tanpa teman yang mengajak bicara akhirnya pudar ketika rekannya melangkah menghampiri. Bibirnya pun terangkat membentuk senyum cantik yang mempesona semua orang.

Sret!

"Ah!" Bahunya digores sesuatu hinga memunculkan darah yang segera ditutupinya dengan tangan.

"Ups, maaf" Ungkap pemilik mawar yang melintas disampingnya dengan mata menyipit dan dagu terangkat keatas.

"... Harusnya kau tidak menghalangi jalanku. Tempat ini besar dan kau hanya terus berdiri disini. Percuma punya mata jika tidak tau cara menggunakan"

"Eh?" Kebingungan menghantam Seohyun saat ini yang juga harus menahan nafas demi menjaga hidungnya agar tidak gatal.

Kemana semua kebaikan yang JuRi ditunjukkannya di depan kamera jika baru saja dia melemparkan kata kata yang jatuhnya malah merendahkan orang lain dan bukannya penyesalan.

"Dokter Seo!" Serin berseru girang. "You're amazing"

"You nailed it" Tambah Yeji.

"Sunbae, daebak" Lim Dongju menunjukkan kedua jempolnya.

"Terima kasih kalian sudah meluangkan waktu kemari. Aku sangat menghargainya dan kuharap ini bukan beban saat kalian harus keluar rumah sakit demi hal ini"

"Banyak dokter residen yang dapat dimintai tolong, kau tenang saja"

"Iya, soal itu tidak perlu dipikirkan sebab ada hal yang lebih menyenangkan untuk dibahas?"

"Hm?" Seohyun mengernyit. "Hal apa?"

"Mereka sejak tadi terus menjelek jelekkannya, sunbae" Bisik Dongju.

"Siapa?"

"Ahn JuRi, memangnya siapa lagi" Serin dan Yeji terkikik bersama. "Sangat puas melihat wajah kusutnya yang dipaksa terus tersenyum penuh wibawa seperti tadi"

"Aku yakin ini pertama kalinya kehancuran mood nya sangat nampak sebab kamera terlalu menyorotimu dibanding dia" Yeji menunjukkan foto pada layar ponselnya. "Her expression was epic"

"Sunbae mengambil fotonya? Itu bisa melanggar peraturan"

"Tenang saja, aku akan menyimpan ini cukup untuk kami berdua"

Serin mengangguk. "Setelah tau hal ini bukankah Ahn JuRi keterlaluan? Dia publik figur dan masalah perhatian sudah pasti sangat sering dia dapatkan, lantas untuk apa kesal jika ada orang lain yang mendapatkannya untuk satu waktu sedangkan dia bisa hampir disemua waktu? Sangat tidak masuk akal"

"Begitulah contoh bahwa keserakahan manusia tidak mengenal batas"

"Yak! Jika kalian ingin berkata buruk jangan lakukan di tempat umum. Kita semua akan mati jika ada yang mendengar hal barusan" Bisik seorang pria yang baru bergabung.

"Dokter Park, anda terlambat"

"Mana mungkin aku menutup panggilan istriku secara sepihak, dia pasti akan mengamuk saat aku pulang" Dari sudut matanya, Park Wonho langsung dapat menyadari sesuatu. "Kenapa dengan bahumu?"

Breath Of YearningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang