08. first move

36.8K 8.3K 1.5K
                                    

Author's note:

- ada beberapa yang miripin cerita ini sama GGS, sorry kalo ada yang sama tapi sumpah aku nggak nonton GGS jadi nggak tau jalan ceritanya 😆😂

- soal anak emas di SM Ent itu jangan dianggep serius ya, cuma buat kepentingan fiksi aja kok hehe

×××




"M-maksudnya apa? Kekuatan super apa?" gagapku.

Kalau Renjun tahu Jeno adalah vampir ㅡentahlah, rasanya aneh saja. Bukankah harusnya vampir menyembunyikan identitas asli mereka?

"Eiy, ya kekuatan jadi anak emas lah!" jawab Renjun. "Selama ada di tempat ini, kamu aman karena hampir semua orang nurut sama Jeno. Tapi kalo jatuh dari gedung tetep bakal mati sih hehe."

Aku menghela nafas. Kukira Renjun tahu kalau teman satu komplotannya itu vampir. Kurasa akan runyam nantinya kalau Jeno berhasil jadi manusia lagi, memori Renjun tentang identitas lamanya tidak akan terhapus.

Kuberi tahu satu fakta lagi; kalau kamu berhasil jadi werevamp, memori vampir lain tentang identitas vampirmu akan terhapus secara ajaib. Makanya tidak ada yang tahu kalau aku ini werevamp. Jeno luar biasa cerdik bisa melacakku.

"Kok bengong lagi? Kamu mabok ya?" tanya Renjun.

"Ng-nggak. Anuㅡ ngomong-ngomong harusnya kita belajar sampai jam berapa?" tanyaku.

"Dasar aneh, katanya mau jadi tutor bertanggung jawab tapi jadwal aja nggak tau," decih Renjun sambil tertawa. "Ada tuh di belakang modul, sampe jam enam. Cuma satu jam."

"Oh iya. Sorry, aku nggak liat," ujarku.

"Eh, ngomong-ngomong kita beneran seumuran kan? Dari tadi aku ngomongnya nggak sopan," kata Renjun sambil menggaruk tengkuk.

"Iya. Kita seumuran. Santai aja," jawabku.

"Santai tapi kamu yang dari tadi kaku banget kayak hidung Jeno," cibir Jeno.

"Yahㅡ habis, gimana lagi, aku takut salah ngomong kalau sama orang baru kenal."

"Aku nggak sepemarah Jeno kok, Chenle juga. Maaf hari ini aku ngajak yang enggak-enggak, lusa kita belajar beneran deh."

"Yang bener?" tanyaku, sangsi.

"Nggak janji sihㅡ tergantung mood hehe."

"Tuh kan," decakku. "Tapi pokoknya lusa harus belajar beneran. Aku takut kita kena masalah kalau ketauan tutornya nggak berjalan dengan baik."

"Ey, santaiㅡ kan ada Jeno~"

"Ck- aku nggak suka bergantung ke orang lain. Walaupun dia p-pacar-ku," gagapku. Aneh sekali sumpah menganggap Jeno benar-benar pacarku.

Renjun bertepuk tangan.
"Wah~ hebat. Jarang ada cewek yang mau pacaran sama Jeno tanpa maksud terselubung."

Itu sih karena kamu tidak tahu apa-apa, Huang Renjun. Sebaiknya selamanya tidak tahu.

"Oh iya, kamu tinggal di mana? Sekolah di mana? Hampir lulus kan?"

Si Renjun ini cerewet juga ya, mulut dan tangannya multitasking sekali. Dari tadi ngomong terus, tapi sambil main  game juga. Nenek moyangnya mungkin terompet China.

"Jangan kepoin pacar orang."

Kami menoleh ke pintu. Jeno baru saja masuk, penampilannya seperti pengangguran ㅡkaos oblong putih, jeans sobek-sobek, kacamata. Untung tampangnya oke, kalau orang lain pasti sudah pantas diusir dari gedung megah ini.

Werevamp ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang