47. sleepless

29.1K 6.4K 1.8K
                                    

"You are the sun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You are the sun. You bring warmth, laughter and joy-but he is the moon. He draws me into a world of mystery that I have never known."

*****












.


"Kan, ini alasannya aku nggak mau bilang. Pasti jadi awkward."

Sejak tadi aku memang hanya menunjuk sambil memainkan kuku jari. Pasalnya, aku bingung harus berbuat apa. Huang Renjun baru saja memberiku pernyataan cinta paling manis yang pernah kudengar seumur hidup. Sekaligus paling pedih.

"Um... aku... Aku cuma... kaget," gagapku. "Maksudnyaㅡ kamu nggak pernah keliatan... itu..."

"Apa? Flirting?" sambar Renjun.

"Iya," aku mengangguk.

Sikap Renjun padaku selama ini sangat bersahabat. Boro-boro flirting, dia sangat manis sebagai teman. Perhatian yang santun dan hangat, tidak membuat risih. Ya Tuhanㅡ andai aku juga jatuh cinta pada Renjun, pasti sekarang aku merasa sangat bahagia.

"Aku nggak mau kamu risih. Sejak yakin kalau Jeno itu vampir, aku udah cukup lega kalian bisa sedekat itu. Maksudnya, kalau beneran pacaran kan justru harus saling menjauh," kata Renjun.

"Y-ya... awalnya emang semua cuma pura-pura. Mungkin karena udah melewatkan berbagai hal berat sama-sama jadi aku sama Jeno... akhirnya saling suka."

Renjun menghela napas lalu tertawa kecil, wajahnya seperti peri.

"Ah- ternyata akhirnya aku tersihir kecantikan vampir."

"Renjunㅡ maaf akuㅡ"

"Nggak usah minta maaf, kamu nggak salah. Nggak ada yang salah. Jatuh cinta dan patah hati itu sepaket," ujar Renjun tenang. "Aku tau kamu kuat, tapi bukan berarti semua harus sendiri. Ada aku, sebagai teman."

"Well... aku jadi nggak enak. Kesannya kayak memanfaatkan," ucapku sejujurnya.

"Nggak kok. Serius, aku murni berniat bantu sebagai teman. Jadi jangan merasa terbebani. Nggak semua perasaan harus dibalas sama, iya kan?"

Aku menghela napas. "Oke... aku sekarang nggak tau harus bilang apa. Yang jelas semua kebaikan kamu, terlalu banyak, nggak akan bisa aku balas. Terima kasih, aku beruntung kenal kamu."

"Jangan ngomong gitu dong, kayak mau pergi aja," Renjun malah berkelakar. "Udah dihabisin belum? Yuk pulang, biar kita bisa tidur sebentar."

Werevamp ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang