26. renjun's story

31.6K 8K 3.6K
                                    

GCpule(3)



Chenle
Aku males hari ini

Lee S
Kamu kan selalu males

Chenle
Nah itu tau
Main aja dong jangan belajar

Lee S
Jam 4 ya hari ini
Jangan telat
Jangan ketiduran
Jangan bawa mainan

Chenle
Rongpule galak

Lee S
Jangan sebut kata Rongpule

Renjun
Hahahahaha

Chenle
Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule Rongpule

Lee S
Renjun?

Renjun
Y?

Lee S
Ajak adikmu tuh pokoknya nanti sore, jangan ada yang bolos nanti aku yang kena marah manager kalian

Renjun
K

Lee S
Ok

Chenle
Bersekongkol ya kalian
Kucoret dari daftar pule loh
















Karena aku dan Renjun tidak mungkin mengeluarkan Chenle dari grup chat buatannya sendiri, jadi kami memilih menghentikan anak itu dengan cara tidak mendebatnya. Setelah berminggu-minggu, aku mulai terbiasa dengan sifat dan sikap mereka. Dua-duanya bisa childish dan dewasa semaunya, tapi menurutku Renjun lebih terkendali sih.

Chenle baik sekali. Dia selalu menawarkan bantuan dan dari obrolannya dengan Renjun aku tahu kalau dia memang loyal pada teman-temannya. Yahㅡ Chenle kan kaya. Satu hal yang menurutku unik, dia tampak tidak suka kalau kami menilainya dari harta. Makanya aku sering hati-hati kalau bercanda menyangkut kekayaannya, takut menyinggung perasaan Chenle.

Sementara itu Renjun, dia perhatian ㅡkalian tahu. Tampak acuh tapi diam-diam perhatian, dalam porsi yang cukup dan tidak menyebalkan. Renjun juga cerewet, kadang agak aneh, dia sering mengatakan sesuatu yang membuatku berpikir. Misalnya tentang vampir, tentang Jeno. Sumpah, aku takut anak itu memang tahu sesuatu. Bahaya untuk dia kalau sampai para vampir sadar keberadaan mereka diketahui manusia.


Aku baru sampai di ruang belajar saat Renjun dengan kurang ajar mengagetiku dari belakang. Dia tertawa puas sekali sampai keluar air mata. Mau marah tapi percuma, aku tidak ingin sama kekanak-kanakannya dengan dia. Jadi aku hanya menyeret anak barongsai itu ke dalam lalu memukulinya dengan buku modul.

"Nggak sakit yeee," Renjun menjulurkan lidahnya.

"Dasar barongsai!" umpatku.

"Dih marah," Renjun mengacak poniku. "Maaf deh, anggap aja pemanasan."

"Pemanasan apa??"

Renjun meringis. "Jangan marah, nanti aku traktir ramen di minimarket."

"Sekarang aku udah kaya, nggak makan itu lagi," jawabku asal.

"Woah~ kamu baru dapet lotre?" Renjun duduk di seberangku.

"Bukan. Ngomong-ngomong soal orang kaya, Chenle mana?" tanyaku.

Werevamp ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang