XXXII. Perasaan yang Sama

1.5K 158 19
                                    

"Apa semuanya sudah didalam bagasi? jangan sampai ada yang tertinggal Yerim"Ucap Namjoon sambil membawa sekotak kardus berukuran sedang yang hendak ia masukan kedalam bagasi mobilnya.

Yerim yang tengah mengunci pintu rumah sewaannya pun memandang teduh pintu sederhana yang berada dihadapannya.

Namjoon menghampiri Yerim.

"Ada apa? Sedih harus meninggalkan rumah ini untuk selamanya?"

Yerim mengangguk perlahan dan mencoba untuk ikhlas "Banyak kenangan bersama Ibu disini, walaupun rumah ini sederhana tetapi banyak limpahan cinta terdahulu yang tersimpan dirumah ini. Kalau saja Ayahku___"

"Sudahlah, semuanya sudah terjadi"Potong Namjoon agar Yerim segera melupakannya.

Namjoon bisa mengerti masa lalu Yerim dan Mina karena Yerim sering bercerita padanya.

"Kau sekarang bisa tinggal ditempat yang lebih layak dan hidup lebih baik bersama kakakmu"

"Kau benar, sebaiknya kita harus pergi sekarang"

Yerim berjalan memasuki mobil begitu pun juga dengan Namjoon.

♠️♠️♠️

Mina saat ini tengah mengatur makan siang dibantu oleh para pelayan, ia sengaja memasak banyak untuk hari ini karena harus menyambut kedatangan Namjoon dan Yerim.

"Nyonya, Tuan Namjoon dan Nona Yerim sudah datang"Ucap salah satu pelayan rumah.

Mendengar itu, Mina langsung semangat.

"Baiklah, aku akan ke ruangan utama"

Mina berjalan dengan anggun menuju Namjoon dan Yerim.

Mina langsung memeluk adik kesayangannya itu.

"Selamat datang Yerim"

"Terimakasih kak"Yerim membalas pelukan Mina.

Namjoon yang melihat pemandangan penuh kasih sayang itu tersenyum senang.

"Oh ya kak, dimana kak Seokjin?"Tanya Namjoon yang mencari keberadaan kakaknya itu.

Mina melepas pelukannya dari Yerim.

"Dia sedang bekerja, nanti sore hari baru pulang"

Mendengar itu, Namjoon pun mengangguk perlahan.

"Ayo kita makan siang terlebih dahulu, semuanya sudah ku siapkan untuk kalian"Ajak Mina.

Yerim dan Namjoon pun mengangguk dan mengikuti Mina ke arah meja makan.

♠️♠️♠️

Seokjin tengah berkunjung ke salah satu perusahaan milik rekan bisnisnya yang tengah mengadakan suatu konferensi besar beserta para patner nya dalam pekerjaan.

Seokjin berbincang-bincang dengan para pengusaha lainnya ditemani dengan segelas Merlot wine. Yang menemani obrolan bisnis mereka.

"Bagaimana bisnismu Tuan Seokjin?"

"Seperti biasa, selalu berjalan sempurna"

"Kau memang pengusaha yang jenius"

"Kita harus jenius ketika berbinis, karena keuntungan adalah hal yang utama"

Seokjin selalu tampak percaya diri, setiap ia menghadiri konferensi seperti ini.

Karena dia tau, yang paling sering mendapat pujian adalah dirinya seorang. Bahkan Seokjin tidak perlu harus menyombongkan diri atas kesuksesan yang selalu ia dapatkan. Maka orang lain sudah pasti mengetahui kehebatannya.

The Vengeful Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang