LXXX. Kembalilah

605 101 38
                                    

Han Mina POV



Semuanya sudah berakhir, helikopter  mendarat pada titik poin yang lebih aman. Pinggir hutan, pepohonan lebat sudah tidak terlalu banyak di bawah sana seperti yang sebelumnya.

Aku masih bisa melihat hamparan rumput hijau basah di bawah sana, pemukiman juga mulai terlihat. Dan yang pastinya, mereka semua menunggu disana.

Hujan di pagi hari semakin deras, angin dingin berhembus kencang. Bahkan suaranya pun bisa mengimbangi mesin baling-baling helikopter yang masih berputar di atas sana.

Dingin, dan di dalam sini suasana begitu hening, mungkin mereka kelelahan dan mulai merasakan luka-luka yang berhias di sekujur tubuh mereka.

Aku pun juga sama, semuanya sakit. Bersandar pada salah satu tempat duduk yang berada disana. Bersamaan dengan sehelai selimut yang baru saja mereka berikan.

Perjalanan selama setengah jam, aku yakin mereka juga kedinginan. Tetapi lebih memprioritaskan diriku yang kini dalam kondisi hamil. Ya, perutku sangat sakit. Bahkan bicara ataupun meringis sudah terlalu lelah. Aku lebih baik diam dan menahan semuanya sampai pendaratan nanti.

Aku banyak berhutang budi pada orang-orang yang ada disini.

Seokjin, Namjoon, Tuan Ong, dan entahlah. Dua orang lagi seorang wanita dan pria yang tampak asing bagiku. Tapi kurasa mereka orang baik, yang membantu menyelamatkan diriku. Aku akan banyak berterimakasih pada mereka.

Salah satu dari dua orang yang belum aku kenali mengaku ia adalah seorang Dokter. Ia yang memberikan arahan pertolongan pertama pada Seokjin. Meski aku tau, dia juga terluka parah. Tapi berkatnya, Seokjin masih bisa bertahan.

Mengenai kondisi Seokjin. Aku tidak tau, sudah terlalu banyak pikiran cemas ku berkelana tak karuan melihat kondisinya yang tergeletak mengenaskan pada tandu. Tepat di depanku, dengan alat pernapasan seadanya. Kalian tau, melihatnya seperti ini membuatku ingin menggantikan posisinya saja. Tapi aku tau, itu adalah pilihannya dan semua sudah terjadi.

Aku tidak tau, semuanya terasa kosong. Terlalu lelah untuk merasa takut atau pun stres. Mungkin ini yang di namakan rasanya pasrah. Membiarkan rasa pahit terus menerus ku telan bulat-bulat. Tetapi aku selalu percaya padanya, semuanya akan baik-baik saja. Jika kemungkinan buruk itu terjadi, aku tetap akan mencoba hidup untuknya. Meski aku tau, setengah ragaku juga akan mati nantinya.

Helikopter mulai merendah kumpulan orang-orang itu sudah mulai terlihat semakin banyak. Bisa ku lihat dari kaca berembun itu, petugas medis, tim khusus, polisi, warga setempat, dan juga para wartawan dari unit siaran lokal. Tak terlalu banyak, tapi aku yakin setelah ini akan ada berita besar.

"Kak Mina, bersiaplah. Kita akan turun, petugas medis akan segera menangani kakak"

Namjoon duduk disebelah ku menyadarkan lamunanku yang tak berujung. Aku juga tau dia terluka pada bagian perut. Seharusnya ia juga memerhatikan dirinya yang membutuhkan perawatan.

"Ya..."Jawabku singkat dengan suara yang begitu serak, aku tidak ingin terlalu banyak bicara sekarang.

Guncangan sedikit terjadi, ketika helikopter melakukan pendaratan pada padang rumput yang begitu luas. Suara berisik baling-baling itu mereda. Menyisakan suara komando orang sekitar yang berusaha melakukan proses evakuasi kami.

Petugas medis langsung bersiaga menuju helikopter kami.

"Nyonya, apa anda baik-baik saja? Apa anda bisa mendengar saya?"

"Ya..."

"Apa anda ingat nama anda?"

"Ya...Han Mina"

The Vengeful Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang