[ COMPLETE ✔️]
🚨 Konten Dewasa ( 18+)🚨
Mengandung banyak kekerasan dan hal lainnya yang berbau dewasa, di mohon kebijakannya dalam memilih bacaan yang sesuai dengan umur.
Kim Seokjin.
Siapa yang tidak mengenalnya? Dia itu seorang pangeran bagi ne...
Hoseok berjalan masuk, ia melihat Yoongi yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Di lihat dari raut mukanya, ia tampak begitu asik bergumul dengan pikirannya sendiri.
Hoseok menaruh selembar foto dihadapan Yoongi.
"Mengapa kau masih menyuruhku mencari adikmu yang sudah lama mati?" Tanya Hoseok heran.
Yoongi pun sadar dari lamunannya dan menatap tajam kearah Hoseok.
"Jangan bicara sembarangan! Asal kau tau saja, dia belum mati!" Yoongi sedikit mengurat dengan ucapannya.
Hoseok menghela nafas kasar, dia benar-benar tak habis pikir.
"Baiklah..... Terserah padamu saja"
Hoseok membuka amplop sedang berwarna coklat yang sejak tadi berada di genggamannya.
Terlihat di dalam amplop coklat itu, Hoseok mengeluarkan selembar kertas putih tebal dari dalam sana.
"Ini, aku sudah dapat skesta wajahnya. Dari seorang ahli, dia hanya memprediksi. Jika adikmu masih hidup, dan sudah dewasa. Ia akan memiliki wajah seperti ini"
Pria bermarga Jung itu memberikan gambar sketsa wajah itu pada Yoongi. Pria pucat itu menerimanya, dan buru-buru melihatnya. Ia amat sangat penasaran.
Terlihat dari pantulan matanya, ia memandang sketsa itu dengan begitu serius. Yoongi berusaha mengenali wajah adiknya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wajah ini diambil berdasarkan, foto masa kecil yang kau berikan. Dia sempat kesulitan dengan foto lawas yang kau berikan. Aku tidak bisa menjamin 100% kalau dia seperti itu" Jelas Hoseok.
Yoongi hanya diam mendengarakan, matanya tetap fokus pada kertas tebal itu. Dia sama sekali tidak ingin melepas pandangannya.
"Iya aku tau, kau bisa pergi. Nanti akan ku panggil lagi" Usir Yoongi dengan cuek.
Hoseok berdecak sebal sambil meninggalkan, Yoongi sendirian di ruangannya.
Kini terasa begitu sepi, ruangan begitu sangat kosong. Hanya ada satu manusia yang berada disana. Tetapi Yoongi masih tetap diam, seperti berusaha mencerna sesuatu.
Park Jimin di sketsa itu, nampak indah. Adiknya begitu sangat tampan jika ia sudah dewasa. Yoongi selalu berharap bisa melihat pria itu. Nyata, bukan lewat lukisan.
Meski hanya sketsa, tetapi Yoongi yakin. Itu adalah Park Jimin yang sekarang, ia selalu percaya adiknya tetap hidup meski jasadnya tidak pernah ditemukan.
Bertahun-tahun Yoongi harus merasakan pahitnya sendirian, dan di gantung oleh kenyataan. Hati kecil sedingin es itu masih percaya, dengan kemustahilan seorang pria bernama Park Jimin saat tubuhnya terjatuh diatas tanah setelah tertembak didepan matanya sendiri. Yoongi sangat hancur. Jimin, adik kesayangannya itu. Mampu mengisi kekosongan hidup seorang Min Yoongi.