XVI. Sebuah Jawaban

1.9K 204 14
                                    

"Mungkin, pantaskah aku mengucapkan itu padanya?...."

Anehnya, saat ini aku benar-benar menunggu jawaban darinya.

Dia hanya berjalan pergi tanpa berbalik kearahku sedikit pun. Saat itu juga aku langsung menitihkan air mata, memang benar. Aku tidak akan pernah pantas mengucapkan kata-kata itu kepadanya.

Bodohnya aku, masih memiliki harapan kepadanya setidaknya untuk memberikan sedikit ruang dihatinya sebagai keramahan untuk diriku. Tapi nyatanya harapanku itu salah, sepertinya hatinya sudah benar-benar tertutup kabut kelam rasa dendamnya yang mendalam kepadaku.

Aku hanya bisa meluruh dan terduduk lemas diatas balkon.

Menatap awan kelabu dengan setiap tetesan air mata yang menetes di pelupuk mataku.

"Salahkah aku mengharapkan dirinya, meyakini bahwa dia sebenarnya adalah orang yang baik. Tetapi mengapa Tuhan, kau selalu saja membuat seakan semuanya begitu sulit untukku lewati"

Rintik hujan perlahan mulai turun. Membasahi setiap indra perabaku. Aku pun memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu. Sebelum tubuhku basah karna air hujan yang sudah mulai deras menghujam diriku.

Han Mina POV ❤ Off

♠️♠️♠️

Kim Seokjin POV ♦️

Aku melangkah melewati setiap rintihan langit yang menangis menghujam bumi. Setiap langkahku memijak genangan disekitar sudut sepatuku membasah.

Aku sama sekali tidak memikirkan hal yang ku kerjakan saat ini. Bahkan, dibawah lindungan payung sekalipun aku tidak merasa terlindungi.

"Silakan masuk Tuan"

Aku berhenti sejenak, mengapa suara itu selalu mengotori pikiranku.

"Tuan? Apa anda baik-baik saja?!"

Aku tersadar, bahwa suara itu membuat apa yang ku kerjakan dan pikirkan menjadi semakin tidak seiras.

Aku berjalan memasuki mobil, sesaat kemudian sang supir pengemudi pun menjalankan mobilnya.

Setiap tetesan tangis langit mengembun dikaca mobil.

Aku kembali larut dalam suaranya.

"Terimakasih...."

Suara itu, kapan terakhir kali aku mendapatkannya. Tak pernah aku mendapatkan kata-kata itu setelah badai menghantam kehidupanku.

Tak ada kata-kata terimakasih selama badai abadi itu terus menghantui kehidupanku.

Hanya rintihan sakit, ketakutan, gelisah, kekosongan, dan kesedihan yang tertahan. Namun, dapat ku dengar maupun ku rasakan melalui raut wajah bungkam mereka.

"Apa badai abadi akan segera lenyap dengan kedatangan cahaya?....."

Tidak, aku sudah terlalu berpikiran jauh. Badai itu akan terus tetap abadi, tidak ada yang bisa mengubahnya bahkan oleh siapa pun itu.

Kim Seokjin POV ♦️ Off

♠️♠️♠️

Flashback ON ~

Author POV 🐣

"Hiks...hiks..hiks Ibuuuu..."

Suara tangis itu seketika terdengar menggema.

Seorang wanita yang tengah sibuk dengan pekerjaannya didapur pun sampai harus menghentikan seluruh aktivitasnya.

"Seokjin?!"

The Vengeful Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang