XXIV. Incaran

1.5K 153 10
                                    

Author POV 🐣

"Adikmu, Kim Namjoon"

Mendengar itu seketika senyum di bibir Seokjin pun memudar, dia hanya terdiam tanpa suara.

Mina merasa tidak enak dengan ucapannya sendiri, apa yang dia katakan itu salah?

"Aku harus pergi, sudah waktunya"

CUP!

Seokjin mengecup singkat bibir Mina. Mina pun segera turun dari pangkuan Seokjin.

Grep!

"Mengapa kau selalu menghindar dari pembicaraan tentang adikmu Kim Namjoon?"

Mina menahan lengan Seokjin yang hendak pergi.

Seokjin hanya kaku, tak ada reaksi apapun darinya.

Ia berbalik dan menatap dingin Mina yang berusaha meminta penjelasan darinya.

"Sudah ku bilang bukan? Dia bukan adikku, dia hanyalah orang asing. Lagi pula dia sudah bukan lagi bagian dari keluarga 'Kim'. Ku harap kau mengerti ini Mina"Seokjin melepas genggaman tangan Mina pada pergelangan tangannya dan melangkah pergi begitu saja.

Sementara Mina hanya bisa diam membeku ditempat.

"Apa kau tidak bisa menerimanya? Sedikit pun saja"

♠️♠️♠️

"Tuan, bisa bantu carikan saya buku The Life and Opinions of Tristram Shandy, Gentleman ?"

"Ya?"

Namjoon hanya bisa melongo kebingungan mendengar ucapan salah satu pelanggannya.

Pria berkacamata yang sangat terlihat 'kutu buku' itu hanya bisa menunggu jawaban Namjoon sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Astaga, apa iya ada buku dengan judul sepanjang itu?! Atau ini karena aku tidak pernah membaca buku lagi?!"

Namjoon terlihat berkeringat, ia tidak mungkin menjawab tidak tau sedangkan dia sendiri yang mengurus toko buku ini.

Namjoon mencari akal.

"Apa kau tau siapa nama pengarangnya?"Namjoon bertanya sesopan mungkin.

"Sayangnya tidak, aku lupa nama pengarangnya. Tetapi aku sangat ingin membaca buku itu"Ucap pria itu sedikit lesu.

Namjoon mulai panik.

"Tuan mencari The Life and Opinions of Tristram Shandy, Gentleman ?"

Entah dari mana Yerim langsung datang menghampiri Namjoon dan pria itu.

Senyuman manis terukir di bibirnya. Sampai-sampai pria berkacamata itu terlihat kagum pada dirinya.

"Ya, benar"

"Laurence Sterne, 1759. Ada di rak buku bagian sebelah kiri ujung sana deret nomor dua"Yerim menjawabnya dengan begitu mudah.

"Tepat sekali, terimakasih"Pria itu berlalu begitu saja.

"Sama-sama, dengan senang hati selalu membantu"

"Wow, aku tidak menyangka kau begitu hafal dengan semua buku"Namjoon tampak kagum.

"Aku bersahabat dengan mereka"Ucap Yerim sambil merapihkan beberapa buku.

"Kau membuatku semakin kagum saja"Tanpa sada kata-kata itu dengan mudahnya keluar dari mulut Namjoon.

"Apa?"

Beruntung Yerim tidak mendengarnya.

"Tidak, sudah lupakan"Dalam hati Namjoon mengutuk dirinya yang salah bicara.

The Vengeful Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang