XXVI. Hati yang Hancur

1.4K 158 20
                                    

Dengan cepat Joy langsung menghampiri Yerim dan Namjoon untuk segera dipisahkan.

Joy menatap tajam keduanya.

"Jadi ini kelakuanmu!! Ketika aku sedang sibuk diluar negeri, Namjoon!!"

"Kau salah paham__"Yerim berusaha menjelaskan

"Diam kau jalang!!! Berani-beraninya kau mengoda Namjoon ku!!"Bentak Joy.

"Joy!! Jangan bicara seperti itu!! Dia benar, ini hanyalah kesalahpahaman"Jelas Namjoon.

"Kesalahpahaman apa?!! Jelas-jelas kau memeluk dia!! Bagaimana bisa aku menerimanya!!"

Emosi Joy sudah benar-benar memuncak.

Joy beralih kearah Yerim.

"Kau!!" Joy menujuk jari telunjuknya tepat didepan wajah Yerim.

"Wanita jalang sepertimu!! Yang tak jelas asalnya!! Sebaiknya kau menjauh dari Namjoon. Jangan ganggu dia, kau hanya menimbulkan masalah untuknya"

"Joy!!! Jaga bicaramu"

Namjoon sangat marah dengan kelakuan Joy.

Hampir saja tangan Namjoon hendak menampar Joy.

Grep!

Namun, Yerim sudah lebih dulu mencegahnya.

"Jangan Namjoon.."Lirih Yerim.

Air mata mulai membasahi pipinya.

Namjoon hanya bisa terdiam menahan emosinya. Sementara Joy hanya terdiam syok dengan apa yang hendak Namjoon lakukan kepadanya.

"Aku sebaiknya pergi saja"

"Tidak,Yerim"Cegah Namjoon.

"Kalian harus segera baikan ya, aku tidak bisa melihat kalian seperti ini. Dan Nona Joy, maafkan aku jika terlalu dekat dengan Namjoon. Sungguh, kita hanya sebatas teman"

Mendengar perkataan Yerim, hati Namjoon serasa pecah berkeping-keping.

Walaupun sebagai teman, nyatanya Namjoon merasakan perasaan yang lebih kepada Yerim.

Yerim pun melesat pergi menembus derasnya hujan. Namjoon hendak menyusul, namun Joy mencegahnya.

"Kau mencintainya, maka kau akan kehilangan diriku untuk selamanya"

Namjoon tidak bisa kehilangan Joy, itu kelemahannya. Baginya Joy adalah sumber kebahagiaannya. Tetapi entah mengapa Namjoon merasa Joy bukan lagi sumber kebahagiaan Namjoon. Baginya Joy hanyalah sekedar teman dekat biasanya.

Dengan berat hati Namjoon membawa Joy masuk kedalam rumahnya.

"Maaf Yerim, sepertinya aku tidak bisa menjadi temanmu. Aku menginginkan lebih, tetapi keadaan mempersulit kita untuk bersama"

️♠️♠️

Yerim, berlari sekencang mungkin menembus derasmya hujan.

Air matanya yang tertutup tetesan hujan tiada henti turun dari pelupuk matanya.

Hawa dingin yang menusuk serta guntur yang mengelegar. Memacu jantung Yerim berdetak cepat.

Ia merasa gejolak emosi dalam dirinya sulit untuk di kontrol.

Hingga Yerim terpleset jatuh di jalanan rimbun pepohonan besar yang melambai-lambai terkena kencangnya hujan angin saat ini.

Yerim merasakan perih dilututnya yang berdarah akibat gesekan dengan badan jalan saat terjatuh tadi.

Sulit bagi Yerim untuk terbangun. Ia lebih memilih meringkuk kedinginan dijalanan.
Sambil terus bergumam agar seseorang dapat menolongnya.

"Siapa pun, tolong aku. Kumohon...."

The Vengeful Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang