III. Pertemuan

2.6K 277 31
                                    

Kim Namjoon POV♦️

Setelah bekerja, biasanya aku langsung memilih untuk beristirahat di kamarku. Ditemani sebotol wine berukuran besar sebagai pendamping kesedihanku selama ini.

Berkali-kali gelas kaca itu sudah ku isi wine dengan penuh, dan dalam sekejap segelas wine itu sudah kosong dalam sekali tegukan saja olehku.

Entah mengapa sudah bertahun-tahun dia menjadi pelampiasanku dalam menghadapi ketidakadilan takdir yang diberikan untuk ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa sudah bertahun-tahun dia menjadi pelampiasanku dalam menghadapi ketidakadilan takdir yang diberikan untuk ku.

Bagaimana bisa aku tidak membutuhkan pelampiasan dalam kehidupanku yang mengerikan ini ?

Dimana setiap luka batin selalu secara terus-menerus ditorehkan oleh kakak terhadapku.

Aku tau, aku adalah anak dari hubungan gelap Ayahnya dan Ibuku. Dan hal itu membuat dirinya sangat membenciku sebagai orang yang hina ini.

Hei!! aku juga manusia, aku memiliki perasaan, hati, dan kesedihan yang ada dalam diriku. Di balik diriku yang hanya bisa terdiam akan perkataannya yang tidak manusiawi itu, aku juga memiliki rasa sakit yang amat mendalam.

Bahkan setiap hari tatapan jijiknya terhadapku yang hina ini, membuatku ingin menangis.

Aku mencoba untuk kuat, mencoba untuk menghormatinya sebagai kakakku dan menyadari posisiku yang hanya di anggap sebagai orang asing berada dibagian kekuasaan keluarganya yang sebesar ini.

Namun, tetap saja. Manusia pasti memiliki sisi rapuhnya.

Aku menatap jendela besar yang menyajikan langsung langit malam bertabur bintang.

Dengan setengah kesadaranku  yang sudah mabuk termakan oleh wine. Aku hanya bisa tertawa miris melihat langit yang begitu indah dimalam ini.

"Yak!! Mengapa kau menyajikan pemandangan indah ini dihadapan ku?! Apa kau mau mengejekku yang jelek dan hina ini?!"

Kurasa aku mungkin sudah gila.

Aku kembali meneguk segelas wine yang penuh dengan rasa candu itu.

"Asal kau tau saja takdir! Aku bukanlah orang hina yang bisa kau injak-injak harga diriku seperti itu begitu saja!"

"Aku juga seorang manusia! Aku punya harga diri yang patut dipertahankan. Kau tau, setiap kata-kata hinaanmu sebenarnya sangat menyiksaku!"


PRASHH!


Botol wine beserta gelas kaca itu dengan mudahnya aku lempar hingga pecah tak beraturan. Hanya itu yang bisa ku lampiaskan saat ini.

Aku begitu membenci takdir ini, mengapa Tuhan melahirkanku? Jika pada akhirnya aku hanya menjadi orang yang hina dan harga dirinya di injak-injak.

Aku juga manusia, perlakukan aku seperti manusia bukan binatang ataupun robot yang selalu mematuhi perintah.

Aku juga membutuhkan kasih sayang, bukan kekusaan dan kekayaan seperti ini yang ku inginkan.

The Vengeful Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang