XV. Palsu atau Nyata

1.8K 185 6
                                    

Kim Seokjin POV ♦️

Tiba saatnya aku harus membuka mataku. Aku benci saat ini selalu datang padaku setiap harinya.

Mengawali hari untuk menjalani hidup yang diberikan untukku, padahal sama sekali aku tidak pernah menginginkan hidup ini.

Ingin rasanya aku terus tertidur selamanya, menikmati waktu dimana tidak pernah ada beban yang harus ku hadapi.

"Mungkin mati itu lebih baik..."

Oke... Seokjin itu terlalu buruk, kau bergumam untuk menginginkan dirimu tidak pernah hidup di dunia ini adalah hal yang sangat mustahil. Karena nyatanya kau masih hidup dan memiliki nyawa saat ini.

Dengan rasa kantuk yang masih membelenggu aku mencoba untuk terbangun dari tidurku, yang tak pernah ingin ku lepaskan.

Kenyataan yang harus ku hadapi dihidup ini adalah, melihat pemandangan seorang gadis yang tertidur meringkuk dibawah kasurku dengan kasur lantai busa tipis yang menjadi alasnya.

Gadis itu adalah istriku, istri yang sama sekali belum pernah ku sentuh.

Aku sendiri bahkan tidak mengerti bagaimana aku bisa menikahi gadis sepertinya untuk menjadi pendampingku.

Bahkan perasaan yang indah, atau orang lain sering menyebutnya dengan nama cinta. Aku tidak memiliki itu untuknya.

"Maaf, tapi rasa itu belum ada untukmu. Itu semua masih tertutupi oleh rasa dendamku kepadamu"

Aku bergerak menuruni kasur, untuk segera membersihkan diri.

Baru saja aku ingin berjalan menuju kamar mandi. Sesuatu mencegahku untuk melangkah pergi.

Aku sekilas melirik, Mina yang masih tertidur dengan wajah damainya yang ingin sekali ku hancurkan itu, Ada sesuatu yang ingin sekali hatiku ini lakukan untuknya.

Selimut tipis yang digunakannya untuk mengulung tubuh mungilnya agar tetap hangat itu jauh dari tubuhnya. Itu yang membuatnya meringkuk kedinginan dalam lelap.

"Untuk apa aku peduli padanya..."

Ku coba melawan hatiku dengan rasa gengsi. Namun apa daya, kondisi gadis itu membuatku sulit untuk berjalan masuk ke dalam kamar mandi, karena terhalang oleh rasa iba.

Baiklah, sepertinya aku harus menurut segera kepada si hati yang selalu memaksaku untuk gadis itu, sebelum aku mungkin saja akan segera bunuh diri di pagi hari ini hanya karna frustasi hebat.

Aku berjalan perlahan kearahnya, sungguh langkahku begitu berat untuk dekat dengannya.

Aku sedikit berlutut dihadapannya, menarik selimut tipis yang menjauh dari tubuhnya agar dapat menyelimuti tubuhnya dengan benar.

"Hnggg...."

GREP!

Bruk!

"uh..!"

"Sial! Apa yang dia lakukan?!"

"Mumu, kenapa kau begitu besar, hum? Kau juga tidak terlalu lembut tetapi lebih hangat"

Gadis ini memang bodoh atau bagaimana, bisa- bisanya dia menarikku dan memelukku erat dengan mengira aku adalah boneka kesayangannya.

Aku melihat boneka kesayangannya yang menyebalkannya itu tergeletak diatas kepalanya.

Ingin rasanya aku melepaskan diri darinya saat ini juga. Posisiku bahkan kurang beruntung.

Dia memelukku erat dengan menenggelam wajahku di lekuk lehernya yang jenjang itu.

The Vengeful Prince ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang