A/n.
Yo, I'm back.========================
Disarankan baca awal Bab 18 dulu sebelum baca ini, meskipun itu juga ga penting-penting banget sih. Engga juga gpp wkwk. Ga ngaruh juga..
Hannah duduk berpangku tangan di sofa ruang tamu. Dari bukaan pintu, dilihatnya Karina sedang asyik sendiri memainkan bonekanya.
"Jo," panggil Surya. Dia duduk di samping Hannah, lalu menggenggam tangannya yang gemetaran. "Kamu mau ngomong apa sama aku?"
Hannah berusaha keras menyusun kata-kata di kepalanya. Tapi begitu kata-kata itu sampai di ujung lidahnya, dia hanya... tidak bisa. Dia tidak tahu harus mulai dari mana. Masalah Uli, tindak kriminal Jacob, percobaan pembunuhan, Stefano...
Hannah meninggalkan seluruh masa lalunya beberapa tahun terakhir ini, dan begitu mereka kembali, segalanya menghantamnya tepat di wajah.
"Jo," kata Surya lagi. "Kamu bisa percaya sama aku. Kita bisa hadapin ini bareng-bareng."
"Jangan," tukas Hannah tiba-tiba. "Aku ga mau kamu dan Karina bahaya."
"Paling engga, aku harus tahu. Aku ga mau kamu menderita sendirian. Kita udah janji kan dulu? Susah maupun senang, sehat maupun sakit..."
Hannah mendesah pelan. "Till death do us part."
"Till death do us part." Surya tersenyum.
Maka Hannah bercerita. Dia menceritakan segalanya. Surya hanya diam, mendengarkan serius, sesekali mengangguk. Hannah yakin suaminya akan menjaga rahasia ini. Di akhirnya selesai. Lega rasanya, seperti ada beban berat di pundaknya yang terangkat. Tidak, bukan terangkat. Beban itu dibagi. Surya ikut memikulnya bersamanya.
"Jadi... Sekarang kamu nunggu kabar dari Corey?"
Hannah mengangguk.
"Dan kamu ga tahu apakah si Stefan atau Ferguso atau Corleone atau siapalah itu bakal muncul lagi?"
"Stefano," Hannah membetulkan. "Iya."
Surya menekur. Di dalam hati, Hannah merasa bersalah telah membuat Surya terseret-seret dalam urusan keluarganya. Sekarang mereka semua dalam bahaya.
"Sur," panggilnya. "Aku mohon, selama ini terjadi kamu jangan ikut campur apapun. Biar aku aja."
"Aku pengen bantu--"
"Apapun yang terjadi, tolong jaga Karina," selanya.
"Pasti."
Kriiing...
Telepon rumah berdering. Hannah bangkit dan mengangkatnya.
"Aku mau jalan ke sana," kata orang di ujung lain telepon. Itu suara Corey. "I'll be there in half an hour."
Lalu Corey menutup teleponnya.
Hannah beradu pandang dengan Surya. Mereka berdua tahu apa artinya ini.
Surya pergi meninggalkan Hannah sendirian. Lelaki itu berjalan masuk ke ruang tengah, lalu bergulat main-main dengan Karina. Anak itu tertawa. Mereka berdua kelihatan begitu bahagia.
Setengah jam berikutnya, Hannah hanya menghabiskan waktunya dengan menggigiti kuku dengan kaki naik turun.
Sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah. Derunya tertengar sampai ke dalam.
Hannah bangkit dari kursinya, lalu masuk ke ruang tengah.
"Surya," kata Hannah.
Lelaki itu mengangkat kepalanya. Dia masih cekikikan bersama Karina. "Apa, Jo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius?
Mystery / ThrillerKarina tidak pernah membayangkan seorang pengacara akan mengetuk pintunya dan mengatakan bahwa almarhum pamannya yang tak pernah dia kenal mewariskan seluruh hartanya padanya. 'Mantan' penulis itu pun menemukan banyak kejanggalan dalam kehidupan san...