3. Sakit!

13.8K 707 6
                                    

Sharla sudah sampai di depan rumahnya. Melepaskan sepatu dan menaruhnya di rak sepatu yang ada di dekat pintu.

"Assalamu'alaikum semuaaaa." Sharla berteriak saat sudah di dalam rumah. Namun tidak ada yang menjawab.

Sharla menaikkan sebelah alisnya. "Tumben rumah ini sepi." Gumamnya dalam hati.

"Abiii, Bundaaa, kak Shiffaaaa, dek kiraaaaaa." Belum juga ada yang menjawab.

"Isshh pada kemana sih." Sharla berlari menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

Drrtt drrrt

Ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk.

Sharla mengambil ponselnya yang ada di atas meja belajarnya. Hari ini dia memang tidak membawa ponselnya ke sekolah, dan tadi dia juga pulang dengan taksi karena tak bisa menelpon bundanya.

Sharla menatap layar ponselnya, disana tertera nama Bidadari tak bersayapku. Itu adalah nama spesial untuk Bundanya.

"Shar. Bunda, Abi, kak Shiffa sama Syakira jalan duluan ya. Kamu nanti di jemput sama anak temennya abi kamu."

Sharla mendengus kesal. Kenapa sih dia selalu di tinggal ?.

Sharla melempar ponselnya ke atas ranjangnya. Kemudian masuk ke kamar mandi untuk mengganti bajunya.

Tak lama kemudian Sharla berjalan keluar dari kamar mandi. Dia sudah memakai gamis berwarna Maroon dengan khimar senanda.

Sharla berjalan keluar kamar, menutup pintu kamarnya dan berjalan menuruni tangga. Perutnya mulai terasa lapar, dan dia memutuskan untuk pergi ke dapur.

Saat hendak berjalan ke dapur ada suara seseorang memencet bel rumah.

Sharla berjalan ke depan pintu dan membukakan pintu.

"Yaa ada ap---. Ngapain kamu dirumah aku?". Sharla yang tadinya ingin lemah lembut tiba-tiba saja menjadi monster saat bertemu dengan laki-laki di hadapannya ini. Dia adalah Arga!.

"Ck. Yaelah, lo lagi lo lagi. Ngapain lo dirumahnya pak Dhani?." Arga berdecak sebal.

"Aku anaknya. Ngapain sih disini." Sharla menatap ke arah lain.

"Oohh lo anaknya pak Dhani. Ya udah ayok." Arga menggenggam tangan Sharla.

Sharla diam dan tak bisa bergerak. Jantungnya tak bisa berdetak normal.

Sharla melepas kasar tangannya dari tangan Arga.

"Jangan pegang aku, nggak boleh. Bukan mahram." Ucap Sharla dan membuang muka ke arah lain.

"Iyeeelaaa. Ntar gue jadiin lo mahram gue. Mau?." Ucap Arga dengan menaik turunkan kedua alisnya.

Sharla kembali diam.

"Kalau nggak mau gue pegang, jalan dong, ikut gue ke rumah. Ntar orang tua lo marah lagi pas gue gak bawa lo." Arga memutar bola matanya.

Sharla menaikkan sebelah alisnya.

"Gue anaknya temen bokap lo." Ucap Arga. "Cepetan dong." Sambungnya dengan nada ketus.

"I-iya bentar. Aku kunci pintu dulu." Sharla berlari mengambil kunci yang ada di meja televisi dan berjalan ke arah pintu kemudian mengunci pintunya.

"Udah ?." Tanya Arga, dan Sharla mengangguk.

Arga berjalan di depan Sharla menuju ke mobilnya.

Arga membuka pintu dan duduk di kursi kemudi.

Sharla membuka pintu jok belakang. Dia tidak pernah mau duduk di samping kursi kemudi kalau yang mengemudi itu laki-laki bukan mahramnya.

"Ntar gue dikira supir lu gimana ?, duduk di depan!." Titah Arga dan menatap ke arah Sharla yang ada di jok belakang.

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang