16. Keraguan

11.2K 517 4
                                    

Segala hal baik yang dilakukan memang harus lillahita'ala, jikalau ada keraguan yang mengganjal di dalam hati lebih baik di hindari.

Terlebih lagi pada ikatan pernikahan, tidak bisa di lakukan dengan alasan selain karena Allah, apalagi hanya untuk menghindari seseorang.

Dan apakah Sharla seperti itu? Seburuk itukah dirinya? Menerima lamaran dari Nizam dan pernikahannya dengan waktu yang cukup cepat, hanya untuk menghindar dari kenyataan bahwa hatinya mencintai adik sang calon suami

Kini dia sedang bergeming, menatap sang surya yang sebentar lagi akan menampakkan cahayanya.

Sharla masih diam di teras masjid setelah melaksanakan sholat subuh berjama'ah.

Sharla masih mengingat kejadian kemarin malam saat dia tiba-tiba menerima lamaran Nizam.

FlashBack On

Sharla masih terlihat panik saat Arga masih tak sadarkan diri di dalam mobil.

Sharla duduk di samping Arga di jok belakang, dengan bahunya sebagai sandaran saat Arga masih tak sadarkan diri. Motornya dia titipkan pada seorang satpam yang sedang berkeliling, Sharla tidak peduli dia baik atau tidak, dia tetap berkhusnuzon.

Setengah perjalanan Arga perlahan membuka matanya, saat dia sadar bersandar di bahu Sharla dia segera bergeser.

"Maaf Shar"

Sharla menunduk
"Iya"

"Makasi"

Sharla mengangguk.

Hening, tidak ada yang berbicara di dalam mobil sampai tiba di rumah Arga.

Arga dibantu berjalan oleh kakaknya dan diikuti Sharla di belakang mereka.

Saat Arga di bawa kedalam kamar, Sharla menunggu di sofa ruang tamu.

Sharla merongoh ponselnya yang ada di dalam saku gamisnya untuk menghubungi seseorang.

Tak lama, telpon tersambung.

"Assalamu'alaikum Senja"

"Wa'alaikummussalam Shar"

"Kamu udah sampai di Malang?"

"Udah dari kemarin Shar, ada apa?"

Senja sudah tau kalau Sharla pernah ketemu dengan kakaknya yang ada di Malang, awalnya Sharla sedikit kecewa karena Senja merahasiakannya, tapi Senja bilang kalau Resti adalah saudara beda Ibu.

"Arga berantem sama orang"

"Hah? Sama siapa?"

"Aku nggak tau, besok pagi-pagi kamu ke rumah aku ya, ambil makanan buat bawain ke Arga, bisa kan?"

"InsyaAllah Shar, besok aku usahain"

"Itu aja sih, ya udah ya, aku mau matiin, assalamu'alaikum"

Setelah mendengar jawaban salam dari Senja, Sharla menutup telponnya dan Nizam sudah terlihat menuruni tangga.

"Zam, aku pulang ya"

"Aku anterin"

Sharla mengangguk lalu mengikuti Nizam dari belakang, saat sampai di pintu Sharla memanggil Nizam.

"Nizam"

Nizam berbalik
"Iya?"

"Aku," Sharla menggigit bibir bawahnya," Aku terima lamaran kamu" lanjutnya

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang