17. Bisakah?

9.6K 514 2
                                    

Sharla VOP

Semua yang di harapkan terkadang tak sesuai dengan jalannya takdir

Namun apapun itu, yakinlah Allah tau itu yang terbaik untukmu

Dan mungkin sekarang takdirku bukan dengan orang yang aku sayang, tapi dengan orang yang menyayangiku

Arga mungkin menyayangiku juga,
Namun, ntah kenapa hatiku lebih teguh untuk menerima Nizam sebagai imamku

Ya Rabbi.....
Jika ini yang terbaik, berkahilah keluarga hamba nanti, agar senantiasa menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.

Aku menghembuskan napas pelan kemudian mencoba untuk tersenyum.

Aku yakin pilihanku tak salah, aku berharap setelah pernikahan nanti Allah memberikan rasa cinta yang ditujukan kepada Nizam, yang akan menjadi SUAMIKU.

Dalam pikiranku masih tergambar jelas bagaimana ketulusan yang terlihat di wajah Nizam saat pulang dari butik kemarin.

"Apa kamu masih ragu?"

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu. Aku sekarang memang masih ragu, masih belum mencintaimu, tapi percayalah aku akan mencintaimu"

Nizam berbalik

"Aku percaya"
Senyum yang terlihat sangat tulus tergambar di wajahnya

Aku menyenderkan kepalaku pada tembok di sampingku, tatapanku mengarah ke luar rumah, menatap bulan yang terlihat cerah seolah seperti menghiburku.

Tok tok tok

"Siapa?"

Aku berbalik menatap ke arah pintu.

"Sharlaaaaa"  Teriak seseorang saat pintu terbuka.

Seperti kejutan, disini ada orang yang aku rindu.

"Lidya?" Aku menghampirinya, "MasyaAllah.... aku kangen" ucapku lalu memeluknya.

"Kamu sih, nggak pernah ke Jakarta" Ucapnya melepaskan pelukan, "Aku mau nginep di sini boleh?"

"Boleh dong, kita bisa tidur sekamar"

Raut wajah Lidya berubah, apakah ada yang salah dengan ucapanku?

"Kenapa?"

"Aku udah nentuin mau tidur di bawah"

"Kan masih satu rumah, bisa pindah kan ke kamar aku?"

"Aku sama suami aku Shar"

"Hah? Kamu... kamu udah nikah?"

Lidya cengengesan saat mendengar pertanyaanku, rasanya sedih campur bahagia. Sedih karena nggak di undang, bahagia karena dia sudah memiliki imam, semoga saja dia baik.

"Kamu nikah sama siapa?"

"Sama kakaknya temen kamu yang ada disini" Lidya menaik turunkan alisnya

"Siapa?"

"Mereka saudara sih, tapi saudara tiri"

"Siapa Lid?"
Gini nih kalau Lidya, ceritanya pakai basa-basi dulu

"Hawa"

"Hawa? Aku nggak tau kalau Hawa punya kakak?"

"Kata suamiku sih, dia belum bisa menerima suami aku, makanya dia rahasiain"

"Oohh. Siapa sih?"

Lidya tersenyum dan menatapku dengan wajah sedikit jahil, menurutku.

"Siapa yaa?"

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang