37. Aku kapan?

8.4K 423 0
                                    

SHARLA POV

Kicauan burung, cahaya mentari yang mulai masuk melalui kaca jendela, pagi yang sepi, karena dia kini sedang jauh.

Aku tau, semua ini berat namun aku juga tak bisa apa-apa, jauh dari orang yang dicintai memang sulit, namun ini semua harus dilalui.

Aku mulai membuka mataku perlahan, mengumpulkan nyawaku setelah terlelap selesai sholat subuh tadi.

"Bi Sharlaaaaa"

Senyum terlukis di bibirku saat mendengar teriakan Fuzon. Walaupun Arga nggak ada, setidaknya ada Fuzon yang bisa membuatku sedikit tenang jauh dari dia.

Hari ini Bang Nizam dan keluarganya akan berangkat ke rumah di Jakarta. Jadi, ada rasa sedih yang membuatku ingin ikut saja dengan Arga.

"Ada apa sayang?"

"Bibi dipanggil sama Umma sama Ayah, soalnya....." Ucap Fuzon dengan wajah sedihnya, "Fuzon mau pulang" sambungnya.

Aku ingin menangis, namun aku tak mau Fuzon semakin sedih. Kadang kasihan sama dia, katanya disana dia kesepian dan sering kangen sama Paman Arga.

Fuzon dengan Arga memang sangat dekat sejak Fuzon berumur tujuh bulan, begitu kata Arga.

Mengingat Arga, aku semakin rindu padanya. Sudahlah Shar.....

"Bibi kenapa diam?"

"Eh.. nggak apa-apa, bibi mau cuci muka dulu ya, Fuzon tunggu sama Umma sama Ayah ya?"

"Iya"

Setelah Fuzon keluar, aku berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelahnya memasang kerudung hitamku dan masker hitam milikku, lalu turun ke bawah.

Aku menghela napas panjang saat melihat tiga buah koper dan satu tas di dekat sofa. Aku sekarang akan kesepian, hanya ada Bi Ina.

"Dek" Ucap Kak Resti menghampiriku, "kami mau segera berangkat, maaf ya kami nggak bisa nemenin disini, kita juga udah bilang sama Arga, kalau kami nggak bisa lama-lama"

Mengingat Arga pernah bilang padaku kalau aku akan tinggal dengan mereka dan sekarang mereka pergi, rasanya sakit, aku ingin menyusul Arga kesana.

"Bibi Sharla" Fuzon memeluk kakiku.

Aku tersenyum lalu menyesuaikan tinggiku dengannya.

Aku yang sadar Fuzon menangis, memeluknya erat.
"Fuzon nggak boleh sedih, kan lain kali bisa kesini lagi, Fuzon juga akan punya adik bentar lagi"

Fuzon yang tadinya menunduk, dia kini menatapku dengan mata dan pipi yang sudah basah.

"Fuzon bolehkan kalau libur sekolah kesini lagi?"

"Pasti dong" ucapku menenangkannya.

Fuzon kembali melingkarkan kedua tangannya dileherku.

"Ya udah, kita pamit ya Shar, takutnya telat" Ucap Bang Nizam kepadaku.

Aku melepaskan pelukan Fuzon lalu berdiri
"Iya Bang" Ucapku sembari mengangguk.

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang