46. Racun

7.8K 419 3
                                    

Siang ini, Arga berniat untuk mengajak Sharla jalan-jalan, sebelum besok dia harus ke Kalimantan.

Tapi, dia sudah mencari Sharla kemana-mana namun tidak ketemu. Dan sekarang terakhir ke rumah Shiffa, tidak ada orang. Sangat-sangat sepi.

Arga masuk ke dalam mobil dan duduk melamun tanpa berniat untuk menjalankan mobilnya.

Tak terasa, bulir-bulir bening mulai berjatuhan membasahi pipinya, namun dengan cepat dia hapus.

Dia keluar dari dalam mobil, kemudian duduk di bangku yang ada dipekarangan rumah Shiffa.

Arga menatap kosong ke depan, dia merasa kekuatannya kini sudah tidak ada, dan yang paling parah, dia hanya makan saat Ilyas datang, selebihnya hanya minum air mineral saja.

Lagi, dia menangis, dia bahkan tidak memperdulikan jika ada yang melihatnya nanti.

Arga menunduk. Bahunya gemetar menahan isakan tangisnya. Sampai serasa ada tangan yang menyentuh pundaknya.

Dia mendongak, kemudian menunduk lagi.

"Shar.... maafkan aku, aku mohon balik. Aku rindu sama kamu, sampai-sampai sekarang bayanganmu muncul di dekatku" Ucap Arga sembari tetap menunduk.

Arga merasakan ada orang yang duduk disampingnya. Arga menoleh lagi. Arga menghapus air matanya. Dia mencoba memegang wajah yang tertutup cadar itu.

"Ini kamu Shar?"

Arga tersenyum saat mendapat anggukan dari Sharla. Ya Sharla.

Saat Sharla sampai dirumah Shiffa tadi, dia melihat ada seseorang duduk di bangku. Dan dia tahu itu Arga.

Sharla menyuruh Shiffa dan Ilyas masuk terlebih dahulu. Dia ingin menyelesaikan masalahnya hari ini berdua dengan Arga.

____
Arga menghamburkan pelukan ke Sharla, dan Sharla dengan ragu membalasnya.

Kini, bukan Sharla lagi yang menangis terisak, melainkan Arga.

"Kita bicara di taman belakang aja" Ucap Sharla.

Arga mengangguk menyetujui.

Saat sampai di taman belakang. Lagi, Arga menangis, dia kembali memeluk Sharla. Sungguh, dia rindu gadis didepannya ini.

Sharla merasa tak tega melihat Arga seperti ini. Sharla rasa, Arga memang dijebak oleh seseorang, namun karena ada kekecewaan di hati Sharla, dia tidak yakin sepenuhnya.

"Udah.... jangan nangis lagi, kita selesaikan masalahnya sekarang"

Arga melepaskan pelukannya. Dan ntah ada dorongan darimana, tangan Sharla menghapus sisa air mata di pipi Arga.

"Shar... aku hanya di jebak"

Sharla hanya tersenyum.
"Jelaskan" ucap Sharla dengan lembut.

Arga menjelaskan semuanya dari awal hingga akhir tanpa harus ada yang dikurang atau ditambah.

"Kamu kenapa bisa mau dengan ajakan Dita yang mengajakmu pergi jalan-jalan?"

"Aku nggak tau Shar, aku serasa kasian sama dia" Ucap Arga sembari tatapannya tak pernah lepas dari mata Sharla, mencoba menyalurkan sebuah kejujuran dari tatapannya.

"Bagaimana dengan kejadian Dita memelukmu di depan pintu kamar?"

Deg!

"Shar? Kamu kerumah? Kenapa kamu nggak bilang?"

"Bagaimana dengan kejadian Dita memelukmu di depan pintu kamar?" Sharla mengulang pertanyaannya.

"Dita tiba-tiba meluk aku Shar, tapi itu cuma sebentar, disaat aku sedang melamun"

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang