7. Mencoba Untuk Bahagia

10.9K 608 3
                                    

   Pagi hari yang cerah, kini Sharla sedang duduk di kursi teras rumahnya.

Selama tiga hari dirinya sakit, akhirnya sembuh juga.

"Dek, besok mau masuk apa nggak?. "

Shiffa berjalan ke tempat Sharla dengan membawa bubur dan susu hangat.

"Kayaknya nggak kak, aku masih sedikit lemes."

Shiffa mengangguk menanggapi perkataan adiknya.

"Sarapan dulu nih! Nanti pas Bunda sama Abi pulang, pasti marahin kakak kalau kamu belum sembuh. " Ucap Shiffa.

Sharla hanya terkekeh pelan mendengar ucapan Shiffa dan mulai melahap makanannya.

"Jangan mikirin cowok makanya, biar cepet sehat. "

Uhhuk uhuk

Sharla tersedak saat mendengar ucapan kakaknya.

"Kalau makan pelan-pelan. " Ucap Shiffa sembari mengusap punggung Sharla.

Sharla segera meminum susu hangat yang di bawakan Shiffa tadi.

"Ya udah. Kakak mau anter Syakira sekolah dulu. " Ucap Shiffa dibalas anggukan kepala oleh Sharla.

Sharla mencerna baik-baik perkataan kakaknya. Mikirin cowok?.

***

   Sharla berjalan ke taman belakang rumahnya, menikmati angin malam yang menerpa wajahnya.

Dia kemudian duduk di samping kolam renang rumahnya, menurunkan kakinya kedalam kolam.

Sharla menatap langit malam. Banyak sekali bintang di sana, dan yang paling membuat Sharla tertarik adalah bulatan kecil yang adalah di langit, sang rembulan.

Sharla menatap ke atas sembari tersenyum simpul. Tak lama kemudian bulan itu hilang tertutup awan gelap.

Cahaya bulan yang tadinya cerah kini sudah tertutup awan hitam yang gelap.

Sharla menunduk menatap ke air yang adalah di kolam. Sharla melihat bayangan dirinya di air.

Aku tau, bulan itu menggambarkan keadaanku saat ini. Yang tadinya aku baik-baik saja, yang selalu ceria, dan sekarang? malah sebaliknya. Semua ini karena lelaki yang hadir di kehidupanku, dengan membawa sifat dirinya yang apa adanya, menyebalkan, sedikit manis, namun bisa membuatku  jatuh cinta hanya dalam beberapa saat. Aku tau, cinta ini tak kan pernah terbalas, karena dia sudah menemukan bidadarinya. Ucap Sharla dalam hari.

Tanpa aba-aba setetes bulir bening jatuh di pipinya. Sharla segera mengusapnya kemudian kembali menatap ke langit.

Drrtt drrrtt...

Sharla merongoh ponselnya yang ada di dalam saku gamisnya.

Saat membukan lockscreen ponselnya di sana sudah tertera sebuah pesan dengan nama pengirim Arga.

Sharla menghembuskan napas lelah. Orang yang baru saja dia bicarakan dalam hatinya, kini sedang berbicara dengannya lewat via chat.

Arga : Udah tidur?

Sharla : Wa'alaikummussalam

Arga : Hehe. Assalamu'alaikum

Sharla : Wa'alaikummussalam.  Ada apa?

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang