9. Pergi Untuk Mengikhlaskan

11.3K 629 5
                                    

SHARLA VOP

Makan siang sudah selesai dan Abi sudah memutuskan untuk pindah besok sekiranya pukul delapan pagi.

Kamipun bergegas untuk pulang kecuali kak Shiffa, dia sudah pergi beberapa menit yang lalu karena harus berpamitan kepada teman-temannya.

Di sepanjang perjalanan aku, Bunda, Abi, dan Syakira sibuk dengan kerjaan masing-masing. Abi menyetir, Bunda masih berkutat dengan ponselnya sejak keluar dari restoran, katanya ada pesanan baju, dan Syakira kebiasaannya adalah ngemil, sedangkan aku sibuk dengan pikiranku sendiri.

Pindah? Secepat ini? Ya Rabb mungkin kah ini cara Engkau menghilangkan rasa cinta hamba kepada Arga? Namun bisakah tanpa harus pindah dan berpisah dengan sahabat-sahabatku?.

Pikiranku kini tak menentu, aku pindah maka harus jauh dari sahabat-sahabatku, aku diam disini, akan jauh dari keluargaku dan aku harus tersiksa saat dekat dengan Arga.

Tak lama kemudian mobil berhenti, aku menghentikan acara lamunanku.

But, ini bukan rumah aku, tapi ini rumah pak Faiz atau lebih jelasnya rumah Arga.

Aku menghembuskan nafas lelah, cobaan apa lagi ini ya Allah, kenapa harus ke rumah manusia menyebalkan ini?.

Kami semua pun turun dari mobil, dan di depan sana sudah terlihat Pak Faiz sedang berdiri di depan pintu, mungkin sudah tahu kami akan datang.

Setelah mengucap salam dan di jawab oleh pak Faiz, kami di persilahkan untuk masuk.

Sesampainya di ruang tamu, sudah terlihat bu Wardah dan Nizam.

Sungguh! Aku lega sekali manusia menyebalkan itu tidak ikut di sini.

Setelah di persilahkan duduk, semua hanya diam beberapa saat, sampai akhirnya pak Faiz membuka suara.

"Jadi nih pindah ke Malang?." Ucapnya.

"Iya Iz, kan sekarang aku pindah kantor dan butiknya Zulaikha juga dipindah kesana." Ucap Abi.

"Weh weh, jadi pengusaha sukses sekarang ya." Ucap pak Faiz lagi sambil terkekeh pelan.

"Alhamdulillah."

Aku hanya termenung menyimak semua percakapan Abi dan pak Faiz. Hingga tatapanku beralih pada Nizam, aku rasa sedari tadi dia melihat ke arahku. Daaaan benar saja, tatapan kami bertemu. Dengan secepat kilat aku mengalihkan pandanganku pada Syakira yang sedang asyik menyantap bolu yang dihidangkan oleh bu Wardah.

"Nak Sharla bakalan ikut juga." Ucap bu Wardah dan sontak membuatku langsung menoleh.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk pelan sambil berkata " iya bu Wardah."

"Panggil Tante aja, biar lebih akrab."

Aku hanya mengangguk sambil memperlihatlan deretan gigiku.

Ternyata Abi sama Bunda cuma mau pamitan ke sini.

Ayolah Abi, Bunda nanti Arga datang, aku mau pulang. Seandainya aku tak punya urat malu, aku pasti sudah berteriak dan meminta pulang.

"Nizam sekarang kerja dimana?." Ucap Bunda melihat ke Nizam.

"Kerja di salah satu perusahaan papa tante." Jawabnya

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang