6. Seandainya

11.3K 634 3
                                    

  Belajarlah untuk menerima kenyataan, meskipun tak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Percayalah ! Dengan itu hatimu akan lebih tenang.

🍃Takdir Allah Untukku🍃

Happy baca💕

   Sharla menatap laki-laki yang kini tengah berdiri di hadapannya. Laki-laki ini yang menghantarnya ke rumah sakit.

"Maaf, tadi aku udah sentuh kamu." Ucapnya sembari terus menunduk.

Nizam !. Yups dia yang menghantarnya kerumah sakit.

"Nggak apa-apa." Ucap Sharla. Hening beberapa detik. "Oh iya, sejak kapan kenal sama kak Shiffa ?."

"Sejak SMA." Jawab Nizam singkat.

"Ohh dulu pernah sekolah di SMA Mandala ?, tapi kak Shiff---." Ucapan Sharla terpotong saat melihat Shiffa masuk ke dalam ruangan.

"Aku pamit pulang dulu." Ucap Nizam saat Shiffa sudah ada di dekat Sharla. "Assalamu'alaikum." Sambungnya.

"Wa'alaikummussalam." Ucap Sharla dan Shiffa.

"Kamu tidur ya dek, istirahat." Ucap Shiffa sembari merapikan selimut Sharla.

"Kak."

"Iya ?." Shiffa menoleh ke arah Sharla dengan raut wajah bertanya.

"Kok kakak nggak pernah cerita kalau kakak pernah dekat sama Nizam ?."

"Apaan sih dek. Cuma temen sekolah aja, ngapain pakai cerita segala." Ucap Shiffa sambil duduk di sofa yang ada di ruangan Sharla.

"Terus kenapa kakak telpon Nizam saat aku pingsan ?." Sharla mengertukan keningnya.

"Banyak tanyak. Tidur dek, biar cepet sembuh." Ucapnya, kemudian mengambil ponselnya yang ada di meja.

"Hmm, iya." Sharla menghela napas pasrah.

Sebenarnya masih banyak yang mau di tanyakan, tapi dia takut kalau kakaknya marah.

***

"Tepuuuuunggg!!!."

Suara teriakan itu seketika membangunkan Sharla.

Ya, pasti taulah siapa itu.

Laki-laki itu masuk ke dalam ruangan tempat Sharla dirawat.

"Hayyo yo, mukanya makin mirip sama tepung." Ledek Arga sambil tertawa.

Sharla menghembuskan napas lelah.

"Mau ngapain sih Ga ?." Tanya Sharla dengan wajah lesu.

"Mau beli beras." Ucap Arga santai kemudian berbalik dan berjalan ke sofa. "Mau jenguk lo lah, pake nanyak lagi." Lanjutnya sambil duduk di sofa.

"Siapa yang kasi tau kamu kalau aku ada disini ?."

"Kak Nizam." Arga merongoh ponselnya yang ada dalam saku celananya. "Lebih tepatnya aku yang nanyak sih dia habis dari mana." Sambungnya sembari terkekeh pelan.

"Udah, pulang aja sana. Nggak baik berduaan. Kita bukan mahram." Ucap Sharla dan mengambil al-qur'an yang ada di meja.

Arga menatap Sharla dengan menikkan sebelah alisnya.

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang