5. Menghindar

11.6K 635 6
                                    

Pagi ini terlihat mendung. Sharla memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Hatinya sedang berantakan, wajahnya pucat, dan matanya masih sembab.

"Laper banget, makanan dimana ya." Gumam Sharla.

Sharla berjalan menuju dapur, dan disana ada kakaknya yang sedang memasak. Shiffa memang sudah bisa memasak dari kelas 8 SMP, Bundanya sengaja mengajarkannya agar setiap saat bundanya pergi kerja Shiffa bisa masak untuk adik-adiknya.

Berbeda dengan Sharla, dia paling malas sama yang namanya masak. Sampai sekarang dia belum bisa memasak!.

"Bunda kemana kak ?." Tanya Sharla sambil berjalan ke arah kakaknya.

"Bunda sama Abi lagi ke luar kota. Mau ketemu sama klient, katanya mau buat butik di luar kota lagi." Jelas kakaknya. Sharla hanya ber-oh-ria menanggapi penjelasan kakaknya.

"Kak, masak apa ?."
Sharla semakin mendekat ke arah kakaknya.

"Lagi masak sayur lodeh." Jawab Shiffa tanpa menoleh, dia masih sibuk dengan masakannya.

"Dek ambilin kakak lada hitam." Titahnya sambil tetap sibuk ke masakannya.

"Lada hitam yang mana ya kak ?." Sharla cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.

"Hadeeeh, makanya belajar masak, biar tau." Ucap Shiffa sembari mengambil lada hitam. "Biar pas nikah nggak ribet." Sambungnya.

"Apaan, kakak aja yang udah pinter masak kayak chef belum nikah juga." Ucap Sharla kemudian berjalan ke kulkas.

Shiffa diam, kalau sudah bahas tentang jodohnya dia lebih baik diam.

"Kak, cemilan habis ya ?."
Sharla mencari-cari cemilan di dalam kulkas.

"Beli aja sana." Ucapnya sambil mematikan kompor dan menuangkan masakannya yang sudah matang ke mangkuk. "Tunggu-tunggu, kamu nggak sekolah ?." Shiffa menatap adiknya.

"Nggak kak, di luar mendung. Males juga Sharla sekolah." Sharla sengaja menunduk agar wajahnya tidak dilihat oleh kakaknya.

"Tumben ?, biasanya paling rajin ke sekolah." Ucap Shiffa, kemudian berjalan ke meja makan dengan membawa masakan yang sudah dibuatnya.

"Kak, aku mau pergi beli cemilan. Kunci mobil dimana ?." Tanya Sharla.

"Di meja tv. Hati-hati bawa mobilnya." Ucap Shiffa.

"Hmm." Sharla berjalan ke luar rumah. Saat tiba di teras dia melihat hujan sudah turun.

Sharla kembali masuk ke dalam rumah dan berlari ke meja makan.

"Loh dek ?, kenapa nggak jadi." Shiffa menaikkan sebelah alisnya.

"Mau mandi hujan kak." Ucap Sharla, kemudian menaruh kunci mobil di atas meja makan dan berlari ke luar rumah.

Shiffa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Sharla.

***

Sharla sudah sampai di taman kompleks. Gadis dengan gamis hitam dengan khimar berwarna abu itu berjalan dan menikmati tetesan hujan yang terus membasahi tubuhnya.

"Aku harap, dengan hujan ini aku bisa melupakan cintaku pada kamu Ga. Aku ingin semua rasa ini mengalir sejauh mungkin bersama air hujan." Gumam Sharla dalam hati sembari merentangkan tangannya dengan kepala mendongak, matanya tertutup karena tetesan demi tetesan membasahi matanya. Senyumnya kini sudah terlukis di wajahnya, saat ini hatinya terasa sedikit tenang.

"Kalau udah kedinginan, jangan terusin main hujannya. Nanti sakit." Ucap seseorang dari belakang Sharla.

Sharla menoleh, mendapati seorang lelaki dengan seragam SMA berdiri dengan tubuh sudah basah karena hujan.

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang