42. Rencana

9.2K 434 4
                                    

"Shar? Nggak mau bangun? Udah jam sebelas loh ini?"

"Mmm.... masih ngantuk"

Arga menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Sharla sekarang lebih banyak tidur, mungkin karena kehamilannya.

Tiba-tiba Sharla bangun, dan menatap Arga dengan wajah mengantuk.

"Abi, aku mau nuget pisang"

"Mau rasa apa?"

"Coklat keju" Ucap Sharla.

Arga mengangguk, kemudian mengambil kunci mobil di atas nakas.

"Bener ya? Nuget pisang?"

Sharla mengangguk
"Belinya disamping butik kak Shiffa ya"

"Hmm"

Arga berangkat lagi, bisa dia pastikan kalau Sharla mau yang lain nantinya. Namun dia sama sekali tak pernah kesal ataupun tidak mau menuruti mau Sharla, dia bahagia bisa melakukan apa yang Sharla mau, asalkan Sharla tetap bahagia.

Ponsel Arga berdering saat di perjalanan. Dan tertulis nama Pesek👑. Apakah mau yang lain lagi?

"Hallo, Assalamu'alaikum sayang"

"Wa'alaikummussalam. Abi Catty mana?"

"Aduh" Gumam Arga sembari menepuk jidatnya.

"Abi??"

"Itu sayang, udah aku kasi ke Fuzon pas aku masih belum ingat semua. Fuzon nangis karena aku nggak ingat makanan favorite dia, jadi aku kasi Catty buat nenangin"

"Hmm, nggak apa-apa deh kalau kasi ke Fuzon"

Arga menghembuskan nafas lega.

"Tapi aku mau siomay ya Bi, bumbunya pedes"

'Kan?'

"Iya sayang, nugetnya nggak jadi?"

"Nggak, mau siomay aja"

"Iya deh iya, tunggu ya. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikummussalam"

***

Sharla masih menunggu Arga yang sedari tadi belum pulang, dia mondar-mandir di depan televisi ruang keluarga.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikummussalam" Ucap Sharla kemudian melihat siapa yang masuk, "kok lama Bi?"

"Hmm.... ramai sayang. Tadi aku mampir solat dzuhur juga, bentar ya aku siapin siomaynya"

"Biar aku aja Bi" Sharla mengambil alih siomay yang dibawa Arga, kemudian menyiapkannya.

Setelah selesai, dia duduk disamping Arga yang sedang fokus membaca novel milik Sharla di sofa ruang tamu.

"Ini Bi" Ucap Sharla menyodorkan satu piring siomay itu pada Arga.

"Kok kasi ke Abi?"

"Suapin Abi...."

Arga tertawa pelan, Sharla semakin manja bahkan super manja, tapi Arga suka.

Arga mulai menyuapi Sharla sampai habis, kemudian dia beralih menaruh piring ke dapur.

Saat Arga membawakan minuman ke Sharla, terlihat mata Sharla sudah hampir tertutup.

"Shar? Minum dulu"

Sharla membuka matanya kemudian mengambil segelas air yang dibawakan Arga.

Arga duduk disamping Sharla dan kembali membaca novel milik istrinya yang sempat tertunda tadi.

Cukup lama Arga membaca, dia merasakan sesuatu di bahunya. Sharla tertidur.

Sharla tertidur sangat pulas, sampai Arga harus menjaga kepalanya agar tetap diatas bahu Arga.

Tangan Arga terasa pegal, dia mengubah posisi Sharla menjadi tidur di pangkuannya.

Sembari mengelus pelan pipi Sharla, senyum tak pernah lepas dari wajahnya.

Saat memandang wajah Sharla, Arga merasa tenang. Pikirannya kembali pada kejadian saat dia menyuruh Sharla menikah dengan sahabatnya. Dia merasa sangat bodoh jika Sharla benar-benar menikah dengan Rama.

"Terima kasih ya Allah... Engkau masih memberikan hamba kesempatan untuk menjadi suaminya"

***

"Lo gimana sih? Kok Arga masih lo kasi hidup?" Ucap seorang lelaki dengan wajah marahnya.

Fadri. Dia sedang bersama seorang lelaki yang berpenampilan bak preman.

"Maaf bos, kita gagal"

"Awas aja lo Ga. Nggak akan pernah lo dapat ketenangan selama lo masih hidup"

Tanpa kedua lelaki itu ketahui, ada seorang wanita yang mendengar pembicaraannya.

"Maaf, tadi anda bilang Arga? Arga Trishvaldo?"

"Lo siapa? Lo keberatan kalau gue ngomongin manusia sampah itu?"

Wanita itu tanpa permisi duduk disamping Fadri.

"Nama gue Dita, gue bisa bantu lo buat Arga hilang dari dunia ini"

"Emang lo ada masalah apa sama Arga?"

Dita tampak tersenyum miris
"Gue suka sama dia, tapi sayangnya di cinta sama Sharla. Jadi gue pikir, kalau gue nggak bisa dapetin Arga, orang lain juga nggak boleh dapetin dia"

Fadri tampak mengamati Dita, sepertinya Dita serius akan membantunya.

"Awas aja kalau lo bohong sama gue"

"Tenang aja, gue bakal jadi senjata lo buat bunuh dia"

Fadri tersenyum, kemudian memikirkan sesuatu.

"Kalau lo bohong, lo juga akan mati? Deal?" Fadri menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Deal" Ucap Dita dengan wajah puasnya.

"Oke, kita buat rencana besok, kita harus berusaha setiap hari untuk buat dia mati"

"Siap"

___♡___

Assalamu'alaikum para pembaca yang hanya mampir😂 hehe canda"

Oh iya
Taqabbalallahu minna wa minkum🍃
Mohon maaf lahir dan batin😊
Selamat hari raya idul fitri😍

Tapi votenya dong ditingkatnya😢
Biar semangat nulisnya, hehe

Jazakumullah khayran katsiran🍂🍃

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang