52. Adik Terbaik

7.9K 385 5
                                    

"Hufffttt....."

Rama yang melihat wajah Arga menghentikan aktifitasnya yang sedang melipat baju koko.

"Kenapa Ga? Masih mikirin masalah kamu atau kamu habis chat Sharla tapi nggak dibales?" Ucap Rama diakhiri dengan tawa renyahnya.

"Aku nggak tau kenapa Dita sejahat itu memfitnah aku Ma"

"Yaelah, kayak kagak tau cinta aja ente"

Arga mengerti apa yang dimaksud Rama.

"Tadi habis ngapain? Chat siapa?"

"Dita"

Rama menaikkan sebelah alisnya
"Seharusnya Sharla, kok malah Dita?"

"Aku masih malu ke Sharla, mungkin aja sekarang dia masih kecewa sama aku"

Rama memutar bola matanya malas.
"Ga... sekecewa apapun Sharla, dia kan istri kamu, pastilah dia nunggu kabar dari suaminya"

Arga diam, dia bingung harus bagaimana, dan apa dia harus menghubungi Sharla?

"Cepetan, keburu kumpul ntar"

Arga mengangguk dan mulai mengetik pesan singkat, bahkan sangat singkat, hanya kata 'Sayang'

Kemudian mereka dipanggil untuk kumpul, dengan cepat, Arga memasukkan handphonenya ke dalam tas dan segera berlari ke lapangan.

***

Sharla yang masih bingung dengan kedatangan Dita yang tiba-tiba dengan membawa koper terdiam menunggu jawaban Dita.

"Ngapain kesini?" Tanya Eca ketus.

"Ca.. jangan jutek gitu, Dita kan tamu" Ucap Sharla menasihati Eca.

"Helloowww... tamu? Sebentar lagi gue yang akan jadi nyonya dirumah ini"

Eca mengepalkan tangannya membuat kuku-kukunya memutih.

"Maksud anda? Arga akan menikah dengan anda?" Ucap Eca terbawa emosi.

"Caa... udah"

Dita tersenyum meremehkan
"Denger ya, gue kesini atas suruhan calon suami gue, Arga Trishvaldo"

"Apa? Saya nggak salah denger kan? Arga nyuruh anda kesini? Mimpi jangan ketinggian"

Dita merongoh tasnya dan mengambil handphonenya kemudian membuka lockscreen handphonenya, ternyata ada pesan masuk.

Arga :

Sayang

Dita tak percaya dengan kata yang Arga kirim dengan cepat dia menunjukkannya kepada Sharla dan Eca.

"Kalian lihat kan?"

Sharla yang membaca semuanya merasakan ada batu besar menghantam hatinya. Rasanya tembok 'sok tegar' yang menghalangi air matanya akan runtuh. Matanya memanas, rasanya dia ingin sekali menangis.

"Kamu tidur di kamar tamu ya Ta"

"What? Kamar tamu? Nggak, gue yang bakalan tidur dikamar Arga bukan lo"

Eca berdiri dan siap untuk meluapkan amarahnya, namun Sharla segera menahan tangannya dan menyuruh Eca duduk.

"Aku aja yang tidur di kamar tamu Ca"

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang