45. Jebakan (2)

7.3K 356 3
                                    

Tok Tok Tok...

Arga menatap pintu kamarnya dengan tatapan lesu. Dia sangat malas untuk hanya berjalan ke depan pintu.

Dia sedang menyiapkan bajunya untuk berangkat besok siang. Mungkin, raganya akan ada di Kalimantan, namun hatinya masih tertinggal disini. Saat Sharla ada disini, dia tak semalas ini untuk pergi.

Tok Tok Tok....

Ternyata orang diluar itu masih ada disana.

"Apa itu Sharla?" Gumam Arga.

Dia turun dari ranjang dan berjalan untuk membukakan pintu. Semoga itu Sharla.

"Hai" Ucap gadis di depannya.

Arga menatapnya dengan tatapan datar dan dingin. Rasanya dia malas sekali bahkan tidak pernah mau lagi menatap wajah gadis di depannya ini.

"Ngapain?" Ucap Arga dingin.

"Gue mau lihat keadaan lo, dan ini gue bawain makanan" Ucap Dita dengan menunjukan taper ware di tangannya.

"Aku nggak laper"

"Tapi Ga, wajah kamu pucet banget, kamu juga seperti kekurangan tidur" Ucap Dita dengan wajah khawatirnya.

Arga menatapnya dingin, tangannya terkepal. Andai saja dia tidak bisa menjaga emosinya, mungkin gadis di depannya ini sudah babak belur.

"Pulang!" Ucap Arga dan memalingkan wajahnya.

"Tapi Ga"

"Pulang!!!" Ucapan Arga meninggi, kemudian dia beristighfar.

Mata Dita sudah berkaca-kaca
"Salah gue apa?"

"Sekali lagi saya bilang pulang, jangan sampai saya berlaku kasar sama kamu" Arga tidak lagi berkata 'aku' namun sudah dia ganti dengan kata 'saya'.

Dita menatap Arga sekilas, kemudian pergi dari hadapan Arga.

Saat Dita sampai di depan pintu, matanya melihat ke luar jendela. Dia tersenyum miring, kemudian berbalik, tak jadi keluar.

Arga yang masih diam mematung di depan pintu, terkejut saat dia sedang melamun, tiba-tiba Dita memeluknya.

"Gue minta maaf kalau gue ada salam Ga"

Sedangkan, disisi lain seseorang menatapnya dengan mata yang sudah mengeluarkan air mata.

Dia Sharla. Sharla pergi dari rumah dan air mata terus membanjiri wajahnya.

"Lepas!" Ucap Arga sedikit mendorong tubuh Dita.

Dita melihat dari sudut matanya, dia yakin Sharla mendengarnya. Arga mengikuti arah pandang Dita.

"Pulang!"

Dita mengangguk, setelah berjalan di luar rumah Dita tersenyum miring dan merongoh handphonenya kemudian menelfon seseorang.

"Gue berhasil Fad, gue seneng banget"

Setelah cukup lama menelfon, Dita pergi dan naik mobilnya dan melajukan membelah jalanan.

***

Sharla berlari di trotoar jalan sembari menutup mulutnya agar isakan tangisnya tidak terdengar orang-orang.

Banyak orang melihatnya bingung, namun Sharla tak peduli.

"Deeek!!!!"

Sharla berhenti dan menoleh.

"Ya Allah, kamu kenapa?"

Sharla memeluk Shiffa, mengeluarkan segala sakit hatinya.

Shiffa membawanya ke dalam mobil, dan membawanya pulang.

Di mobil, mereka hanya diam. Sharla berusaha menahan tangisnya di jok belakang.

Sedangkan Shiffa dan Ilyas yang duduk di depan hanya fokus dengan pikiran masing-masing.

"Sharla?"

Sharla hanya menoleh sekilas ke arah Ilyas.

"Kamu tadi ke rumah Arga?"

Sharla hanya diam, Shiffa mengisyaratkan agar Ilyas tidak menanyakan apapun perilah Sharla dan Arga.

"Ya Rabb... hamba tak tahu harus bagaimana? Hamba bingung harus berbuat apa? Disatu sisi hamba cemburu, karena melihat suami hamba dekat dengan wanita lain, di sisi lain juga, hamba salah meninggalkan suami hamba dan mendiaminya"

___♡___

Assalamu'alaikum🌹

Maaf pendek🍁
(Partnya yang pendek ya bukan saya:p)

Jangan lupa vote
Dan mampir juga baca cerita kedua saya 'ZAYRA'

Jazakumullah kahyran katsiran😄

Takdir Allah Untukku [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang