Jika yang lainnya tengah sibuk dengan lombanya masing - masing. Maka berbeda dengan Sowon. Entah kenapa kini dirinya malah terjebak diruang OSIS.
Semuanya berawal dari dirinya yang hendak menemui Umji dan Yerin setelah dari kamar mandi namun harus gagal karena ada seseorang yang meminta bantuan kepada dirinya siapa lagi jika bukan salah satu anggota OSIS atau lebih tepatnya si ketua OSIS. Niat hati ingin menolak tapi tak enak, apalagi dia tergolong masih baru disini. Yasudahlah, jadi Sowon mengalah dan akhirnya ia tak bisa menonton Umji dilapangan basket.
"Apa ini sudah selesai?" tanya Sowon, ngomong - ngomong ia diminta bantuan untuk mendaftar ulang para nama - nama yang mengikuti lomba. Salahkan saja si sekretaris OSIS yang hilang entah kemana.
Seungchol yang notabenya adalah si peminta tolong segera mengecek kertas yang sudah ditulis Sowon dengan nama - nama para peserta lomba.
Seungchol menganggukan kepala ketika tulisan Sowon dirasa sudah lengkap dan rapi. "Iya sudah. Gomawo, maaf merepotkanmu. Kau jadi tak bisa menonton perlombaan sahabatmu."
"Tak apa, lagipula pasti Umji mengerti keadaanku. Tenang saja." jelas Sowon.
"Begitukah?"
Sowon mengangguk. "Iya, ngomong - ngomong boleh aku keluar sekarang? Aku ingin melihat perlombaan Umji sepertinya ini belum terlambat."
"Ah iya silahkan, aku juga akan kesana. Ingin mendukung Vernon yang sekarang juga sedang lomba." ucap Seungchol.
"Kenapa kita tak pergi bersama saja?" tawar Sowon.
Seungchol tersenyum. "Hmm, sepertinya bukan ide yang buruk. Sebentar aku rapikan barang - barang ini dulu."
Sowon mengangguk tetapi tangannya juga mulai membantu barang - barang yang berserakan dimeja.
.
.
.
.
.
"Gak norak?" Jimin menunjukan baju yang kini berada ditangannya.
Sinb memutar bola matanya malas. "Tak usah protes, cepat pakai. Waktu kita sudah tak banyak lagi."
"Gak, gue gak suka bajunya."
"Kalau tak suka, tak usah pakai bajunya. Nanti kau bertelanjang dada saja saat tampil." timpal Yuju.
"Hmm, ide yang bagus. Gue bisa mamerin perut kotak - kotak gue." Jimin meraba perutnya yang sudah terbentuk itu.
J-hope yang berada disebelah Jimin refleks menggeplak kepala Jimin. "Gak usah kebanyakan gaya, mendingan sekarang pake bajunya."
Akhirnya Jimin dengan terpaksa mengangguk kemudian berjalan menuju ruangan yang digunakan untuk mengganti pakaian.
"Ngomong - ngomong kita dapat nomor berapa?" tanya Sinb pada J-hope yang kini tengah berkaca dengan tangan yang menata rambutnya sendiri.
"Tiga." jawab J-hope acuh.
Yuju refleks melotot. "Secepat itu?"
J-hope mengangguk. "Iyap"
Sekarang mari kita beralih pada 7 manusia yang kini tengah duduk dibangku penonton untuk menonton lomba Dance dan Menyanyi yang akan dimulai, siapa lagi jika bukan Seokjin, Suga, Taehyung, Rapmon, Yerin, Umji, dan Sowon. Ngomong - ngomong untuk Seungchol dia sudah pergi dulu setelah lomba Mapel Bahasa Inggris selesai dengan alibi ada urusan penting padahal ia tak tahan terus - menerus ditatap tajam oleh keempat cucuk pemilik sekolah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔
Fanfiction[ SEASON 1 ] Status : END Genre : Drama, School life, Romance (maybe), hurt (maybe), Cast = all member gfriend all member bts Cerita tentang kisah ke enam gadis panti asuhan dalam meraih mimpi dan melewati lika liku kehidupan bersama...