25

6.1K 587 52
                                    

Burung - burung berkicau, cahaya matahari masuk dari celah gorden. Seorang gadis berperawakan tinggi terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang menyorot wajahnya.

Meregangkan badannya, beranjak dari kasur kemudian menyibak gorden kamar yang membuat sinar matahari terlihat sempurna.

"Sin... Bangun sudah pagi." gadis yang tak lain adalah Sowon menguncang tubuh adiknya berulang kali.

"Tak mau, aku masih mengantuk." Sinb semakin menenggelamkan wajahnya pada selimut.

"Aish... Dasar. Mentang - mentang libur jadi malas." Sowon beralih kearah Eunha yang sudah mengerjapkan matanya.

"Uhh, pagi Sowon." ucap Eunha saat sepenuhnya sadar.

"Pagi juga, sebaiknya kau bangunkan yang lainnya lalu mandi. Aku akan membantu bibi Song memasak dulu didapur baru mandi." Sowon berjalan kearah pintu, membukanya lalu menutupnya kembali saat sudah berada diluar kamar.

.

.

.

.

.

Semua anggota panti asuhan sedang menikmati sarapan yang dibuat oleh Eomma Song dan Sowon serta yang lainnya. Dentingan sendok dan garpu terus terdengar berulang kali. Semuanya diam dan hanya fokus pada makanannya masing - masing hingga makanan habis.

"Pagi ini kalian terlihat rapi, ingin pergi kemana?" tanya Eomma Song saat melihat penampilan Seokjin dan saudaranya yang berbeda tak seperti biasanya.

"Pulang ke rumah kakek, kangen." jawab Seokjin

Eomma Song tersenyum. "Dijemput oleh supir kakek atau naik bus?"

"Dijemput, kalo naik bus nanti takut kesasar." bukan Seokjin yang menjawab melainkan Jimin.

Seorang gadis bertubuh mungil menghampiri mereka, menumpuk piring - piring kotor menjadi satu kemudian meletakkannya pada nampan yang dibawanya.

"Gomawo Eunha--ya"

Gadis itu, yang tak lain adalah Eunha tersenyum manis pada Eomma Song kemudian pergi tapi sebelum itu ia sempat melirik tajam pada salah satu manusia yang tak salah lagi adalah Jungkook.

Rupanya masih dendam dengan masalah kemarin eoh?

.

.

.

.

.

"Udah belom? Nulis surat gitu aja lama banget. Bisa gak sih lo Jim?" protes Suga.

Sebelum berangkat menuju mansion kakeknya mereka bertujuh sedang sibuk membuat surat. Ntah, untuk apa dan siapa mereka bertujuh membuat surat itu.

Kira - kira ada yang tau, untuk siapa mereka membuat surat?

Jimin membanting pulpen yang digunakan untuk membuat surat. "Lo pikir bikin surat segampang ngebalikin telapak tangan hah?"

Suga memutar bola matanya. "Ck, kalo gak bisa bilang."

Jimin beranjak dari kursi yang didudukinya, matanya menatap Suga tajam.

"Iya gue gak bisa, nih mendingan lo yang bikin." Jimin melemparkan kertas dan pulpennya pada Suga.

"Udah berani lo sama gue hah?" marah Suga.

"Gue ud--"

"DIEM! SAMPE KAPAN LO BERDUA MAU BERANTEM TERUS HAH?" Seokjin menatap tajam kedua saudaranya tersebut.

Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang