44

4.2K 563 270
                                    

   Detik dan waktu terus berputar cepat, kini siang sudah berganti malam. Keenam gadis panti kini sedang berkumpul dikamar mereka dengan keadaan hening, tak seperti biasanya yang pasti selalu ramai dengan canda tawa mereka.

"Apa kita akan seperti ini terus?" Yerin memandang sahabatnya satu - persatu.

Yuju menghela napas pelan. "Aku minta maaf, seharusnya aku sebagai sahabat mengerti keadaan kalian."

Sinb menggeleng. "Tidak, seharusnya aku yang meminta maaf."

"Aku, aku yang bersalah disini. Aku juga minta maaf." Umji menundukkan kepalanya.

"Aku juga minta maaf." lirih Eunha.

"Aku juga, karena sudah berteriak kemarin. Maafkan aku, kalian mau kan memaafkanku?" Sowon bersuara.

Melihat sahabatnya yang saling meminta maaf, Yerin tersenyum. "Jadi ini artinya kita sudah berbaikan?"

Sowon tersenyum. "Tentu saja, kenapa tidak?"

Sinb mengangguk. "Kau betul, mari kita saling memaafkan dan lupakan kejadian yang sudah terjadi."

"Lalu bagaimana dengan mereka?" Umji memandang kelima sahabatnya.

Mengerti arah pembicaraan Umji, Eunha tersenyum tipis. "Ngomong - ngomong hal apa yang cocok untuk membalas perbuatan mereka?"

"Memaafkanya, tapi aku tidak yakin." jawab Umji.

"Kenapa tidak yakin, kita bisa mencobanya dan lupakan masalah itu anggap saja tidak pernah terjadi. Walau mungkin itu akan sulit untuk Sinb dan Eunha." Ucap Yuju.

"Tenang saja, kami berdua sedang mencoba untuk menghilangkan rasa itu." Sinb tersenyum tipis.

"Aku yakin kalian pasti bisa." Yerin memberi semangat kepada dua sahabatnya.

"Ngomong - ngomong Sowon, selamat untuk hubunganmu dengan Seokjin." ucap Eunha dengan senyum manisnya.

Sowon tersenyum. "Terimakasih Eunha, kudoakan kau cepat - cepat menemukan pengganti Jungkook. Dan untuk kalian juga kudoakan cepat mendapatkan pasangan."

"Aku jadi ingin jujur pada kalian, tapi kumohon jangan marah padaku." Yuju memundukan kepalanya.

"Apa?" tanya Umji.

"Se--sebenarnya aku sudah pacaran dengan Dokyeom."

"APA?!"

Yuju memandang kelima sahabatnya yang memasang wajah terkejut. "Jangan marah padaku."

"Hei... Tentu saja tidak, kenapa kau tidak jujur pada kami?" tanya Sinb.

"Aku malu."

"Aish... Sudah - sudah, sebaiknya kita tidur sudah malam. Good night." Sowon mematikan lampu kamar.

"GOOD NIGHT."

*****

   Seperti biasanya para pelajar akan melaksanakan tugasnya untuk bersekolah seperti murid - murid kelas 11-A yang kini baru saja menyelesaikan jam pelajaran Olahraga dilapangan basket milik Sekolah.

"Lelah sekali." keluh Yerin, sebagai informasi sekarang ia sedang berjalan sendirian menuju kamar mandi untuk bersalin pakaian.

Kenapa sendiri? Karena ia tadi ditinggal oleh kelima sahabatnya sebab tadi melakukan praktek paling akhir.

"Ahh... Yerin maafkan aku, karena meninggalkanmu." ucap Sinb saat ia melihat Yerin yang berjalan kearahnya.

"Tidak apa - apa, yang lain mana? Sudah selesai berganti baju?" tanya Yerin.

Sinb mengangguk. "Iya, aku terakhir. Eh ngomong - ngomong Eunha jika belum berganti baju."

"Kemana dia?"

"Kantin, katanya lapar. Kau tau sendiri kan dia, maniak makanan."

Yerin mengangguk. "Aish dasar, yasudahlah aku ingin berganti baju dahulu."

"Baiklah, hati - hati. Aku kekelas dulu." ucap Sinb lalu pergi meninggalkan Yerin.

Setelah kepergian Sinb, Yerin berjalan memasuki salah satu bilik kamar mandi yang terbuka. Awalnya berjalan baik - baik saja, namun saat Yerin selesai berganti baju dan akan kembali kekelas, ia dikejutkan oleh dua perempuan yang notabenya teman sekelasnya.

"Oh kalian, apa ingin berganti pakaian?" tanya Yerin ramah.

Salah satu diantara mereka tiba - tiba mendorong Yerin hingga terjatuh kelantai dan terkena tembok.

"Nara-shi, kenapa kau mendorongku?" Yerin menyentuh kepalanya yang terasa berkunang - kunang.

Gadis ber-nametag Park Nara itu menarik rambut Yerin. "Lo masih tanya kenapa? Eh lo itu anak pembunuh, dan anak pembunuh kaya lo itu gak pantes sekolah disini."

"Stop!! Bilang aku anak pembunuh, aku bukan anak pembunuh. Kamu itu gak tau apa - apa, jadi gak usah ikut campur masalahku." Yerin berusaha menarik rambut yang dijambak oleh Nara.

"Ternyata cewek Panti kaya lo punya nyali juga." ejek gadis ber nametag Kim Yera.

"Kenapa? Kalian pikir aku takut sama kalian bertiga." balas Yerin.

PLAK!!

"YERIN!!!"

Yerin menyentuh pipinya yang baru saja ditampar oleh salah satu diantara mereka.

"Maksud lo apa nampar dia?" ucapan seseorang yang telah berhasil membuat Yerin mendongakan kepalanya dan tersenyum.

"Kenapa? Lagian juga dia cuma anak pembunuh." balas Nara.

"Kalo dia anak pembunuh, terus lo anak apa?"

"Ih, apaan sih kok lo malah bela dia." ucap Yera.

"Gue Kim Jisoo bakal selalu bela orang yang gak bersalah, dan mendingan sekarang lo berdua pergi dari sini." Jisoo menunjuk pintu kamar mandi yang terbuka.

Nara dan Yera akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua dengan wajah cemberut yang dibuat - buatnya. Setelah melihat kepergian mereka, Jisoo menghela napas dan membantu Yerin berdiri.

"Kamu gak papa kan Yer?" tanya Jisoo.
Yerin mengangguk. "Aku gapapa, makasih Jisoo."

"Pipi kamu masih sakit?"

Yerin menggeleng. "Sedikit, gak terlalu."

Cklek.

"Yerin, kamu kenapa?" Yerin dan Jisoo dengan kompak menoleh kesumber suara.

"Eunha, aku gak papa." jawab Yerin.

Eunha menggeleng. "Ini pipi kamu merah, kamu abis ditampar?" Eunha melirik Jisoo.

"Bukan aku, dia tadi di bully sama teman sekelasnya." jelas Jisoo.

Eunha mengangguk. "Oh gitu."

Jisoo tersenyum. "Yasudah Yerin, aku pergi kekelas dulu. Kalo ada apa - apa kamu telpon aku, ini nomor ponselku."

Yerin menerima kertas berisi nomor telepon Jisoo. "Iya, aku akan menelponmu."

Jisoo kembali tersenyum kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

"Yerin boleh aku lihat nomornya?" Yerin memberikan kertas tersebut pada Eunha.

Eunha tiba - tiba mengambil ponselnya. "Ini gak mungkin."

"Maksud kamu?"

"Dia, dia orang yang ngirim aku pesan misterius itu."





Tbc

Udah ketebak kan siapa yang ngirim pesan itu.
Yang jawab bener, selamat yaa.
Kaget aku, banyak banget yang bilang Sinb😂.

Yang nuduh gue, minta maaf gak lo semua - Sinb.

Budayakan VotMent yaa

Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang