51

4.4K 537 169
                                    

2 Minggu kemudian...

   Setelah melakukan operasi mata beberapa hari lalu. Hari ini adalah hari pelepasan perban pasca operasi. Semuanya juga terlihat berkumpul diruangan ini untuk melihat hasil operasi, apakah cocok atau tidak dan berhasil atau tidak.

Cklek.

Pintu terbuka, menampilkan lelaki paruh baya yang berprofesi sebagai Dokter lengkap dengan kacamatanya. Dokter itu berjalan mendekati Umji yang sudah terduduk diranjang pasien. Dengan pelan Dokter itu segera melepaskan lilitan kasa dibagian mata Umji.

"Buka matamu dengan perlahan." titah sang Dokter.

Umji mengangguk, ia membuka matanya dengan perlahan. Mengerjapkan matanya beberapa kali saat penglihatannya terlihat masih buram. Umji tersenyum lebar saat ia bisa melihat dengan jelas orang - orang yang melemparkan senyum hangat padanya.

"Umji-ya kau bisa melihatku?" tanya Sinb dengan pandangan penuh harap.

Umji mengangguk dengan antusias. "Iya aku melihatmu, aku bisa melihat lagi terimakasih."

"Selamat untuk mu Nona dan jaga dengan baik mata ini. Jangan sampai kau kehilangan lagi." ucap sang dokter sebelum pergi meninggalkan ruangan ini.

"Selamat untukmu Umji." Umji dengan cepat menoleh kearah sumber suara yang ternyata adalah Jhope.

Umji tersenyum manis. "Terimakasih."

"Jaga mata itu baik - baik." pesan Jimin yang kini masih terduduk di Sofa yang disediakan diruangan Umji.
Umji mengangguk. "dimana Namjoon, apa dia belom juga pulang dari luar negeri? Padahal sudah dua minggu dia pergi dan sama sekali tak memberi kabar padaku."

Yaa tentu saja mereka membutuhkan sebuah alasan klasik untuk menutupi kebenaran yang ada.

"Dia akan kembali besok, kita bisa menjemputnya dibandara." jawab Suga dengan tenang.

"Benarkah? Hmm ngomong - ngomong aku ingin menemui keluarga orang yang telah mendonorkan matanya padaku." ucap Umji.

"Kau bisa menemui orangnya langsung nanti." jawab Suga yang sukses membuat orang yang berada diruangan itu menatapnya.

"Benarkah?"

Suga mengangguk. "Iya, sebelum ke bandara njemput Rapmon kita akan pergi menemuinya nanti dan kau akan mengetahui semuanya." Umji membalas perkataan Suga dengan senyum manisnya.

"Kau yakin?" bisik Seokjin dari belakang setelah menepuk pundak Suga.

"Sangat yakin, karena ini sudah waktunya dia mengetahui semuanya."
.

.

.

.

.

   Yerin tersenyum, menikmati suasana taman Rumah Sakit yang terasa menenangkan apalagi ditambah pemandangan para pasien dengan susternya masing - masing.

"Hei?" Yerin mendongak saat mendengar suara laki - laki yang memanggilnya.

"Oh, h--hai Taehyung." jawab Yerin agak canggung.

Taehyung tersenyum melihat respon Yerin yang canggung. Ia mendaratkan bokongnya tepat disebelah Yerin.

"Kau sendirian saja?" tanya Taehyung.
Yerin mengangguk. "Y--ya seperti yang kau lihat sekarang."

"Maaf." Yerin dengan cepat menolehkan kepalanya ke arah Taehyung.

"Untuk?"

"Kesalahanku selama ini, maaf jika aku pernah menuduhmu dan aku baru berani meminta maaf padamu sekarang. Sekali lagi maaf." Taehyung menundukan kepalanya.

"Aku memaafkanmu, maaf juga karena Ayahku adalah penyebab kematian Kakakmu Taehyung-ah." balas Yerin.

Taehyung mendongak. "Tidak, karena kakakku kau jadi kehilangan Ayahmu."

"Kita sama - sama kehilangan seseorang yang kita sayang." lirih Yerin.

"Kau benar, kau ingin memulai hubungan baru denganku?" Taehyung memandang Yerin penuh harap.

Yerin mengangguk. "Mungkin, bagaimana jika hubungan teman atau sahabat?"

Taehyung menggeleng. "Tidak, mungkin kita akan lebih pantas dengan kata Pacaran."

.

.

.

.

.

"Sinb, kau masih marah denganku?" Jhope memandang Sinb yang kini sedang meminum air mineral. Yaa, mereka kini sedang makan bersama di kantin rumah sakit.

Sinb menggeleng. "Tidak, bukankah kita semua sudah sepakat untuk melupakan masalah itu."

"Katakan saja, kau masih marah padaku bukan? Selama dua minggu ini setiap kita berkumpul kau terlihat selalu menghindariku Sinbi."

"Itu hanya perasaanmu saja, jika aku menghindarimu aku tidak akan makan berdua denganmu sekarang." Sinb menundukan kepalanya.

"Benarkah? Padahal jelas sekali kau terpaksa menerima ajakaanku tadi." Jhope tersenyum kecut.

Sinb menghela napas. "Kau tau kan tidak semua hal bisa kita lupakan dengan mudah begitu saja."

Jhope mengangguk. "Aku tau, aku memang keterlaluan waktu itu dengan menjadikanmu bahan taruhah. Sekali lagi maafkan aku."

"Sudah berapa kali aku bilang, jika aku memaafkanmu?"

"Terkadang beberapa ucapan tidak sesuai dengan isi hati kita bukan?" Jhope menaikan sebelah alisnya.

"Aku sedang belajar untuk membuang rasa kecewa itu, walau kau tau itu sangat sulit." ucap Sinb.

Tangan Jhope dengan perlahan menggapai tangan Sinb dan mengegemnya. "Bolehkah aku membantumu dengan menjadikanmu kekasihku kembali?"

Sinb tersenyum dengan perlahan melepaskan tangan Jhope yang menggenggamnya.

"Maaf aku tidak bisa."






Tbc

Ini alurnya aku percepat, jadi kalo aneh jgn kaget:)

Daoble up nih, VoMentnya dong jangan lupa.

Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang