28

5.1K 561 57
                                    

"Aku anak baru namaku Kim Jisoo."

Seokjin menaikan sebelah alisnya. "Oh yaa?"

Gadis yang tak lain adalah bernama Kim Jisoo itu mengangguk dengan semangat dan tak lupa memasang senyum manisnya.

"Tapi sayangnya gue gak nanya nama lo?"

Jisoo seketika melunturkan senyum manis yang sedari tadi terpatri diwajah cantiknya kemudian menundukan kepalanya.

"Seperti itu yaa? Ma--maaf."

Seokjin tertawa terbahak - bahak ketika melihat raut wajah jisoo yang sulit untuk dijelaskan. "Gue cuma bercanda, santai aja."

Jisoo refleks mendongak, sedikit terpana kala melihat ketampanan Seokjin yang sedang tertawa.

"EKHEM!!"

Seokjin menghentikan tawanya begitupula Jisoo yang mengehentikan kegiatan terpananya melihat Seokjin. Keduanya menoleh, melihat sang empu yang telah berani menganggu kegiatannya.

"Oh, jadi sekarang lo lebih milih ngobrol sama cewek ini daripada ngejar saudara lo sendiri." ucap Jungkook tanpa memandang gadis yang ditunjuknya.

Seokjin memutar bola matanya. "Tanpa gue kejar juga lo udah balik sendiri."

"Tap--

"Permisi kak, aku pamit ke kelas dulu." ijin Jisoo dengan sopan lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Gak kaget gue, ternyata ceweknya cantik." ujar Jungkook kala matanya melihat paras elok Jisoo walau sekilas.

"Kalo ceweknya ganteng, baru lo kaget." balas Seokjin.

Jungkook menyengir. "Hehehe... Buat gue boleh lah."

Seokjin refleks memukul kepala Jungkook. "Inget yang di luar negeri, mau lo kemanain hah?"

.

.

.

.

.

   Siang ini, tepatnya pulang sekolah mereka ber-13 yaitu Sowon Cs dan Seokjin Cs kini tengah berkeliling dari satu toko baju ke toko baju lainnya hanya untuk mencari kostum yang cocok untuk Sowon dan para sahabatnya ketika lomba nanti yang akan dilaksanakan dua hari lagi.

"Ngapain sih pake segala ke toko - toko baju kecil kaya gini. Mendingan lo semua ke butik milik keluarga gue yang udah gak diragukan lagi kualitasnya." ucap Jimin dengan sombongnya.

"Kau pikir uang kita sebanyak apa?" ucap Sowon malas.

Jimin tiba - tiba tertawa yang membuat semua orang menatapnya aneh. "Tenang, gue kasih 100 baju ke lo semua secara gratis pun butik milik keluarga gue gak bakal bangkrut."

"Terus gue harus bilang wow gitu?. Omong - omong, kata - kata lo seolah - olah kaya ngerendahin kita berenam. Sorry, mau lo ngasih seribu bajupun kita gak bakal terima." balas Sinb dengan nada sinisnya.

Jimin kembali tertawa. "Halah, gak usah jual mahal deh lo. Tinggal bilang iya aja apa susahnya, gue tau lo semua itu gak mampu."

"Kita tau, kita emang gak mampu. Tapi kita gak bakal ngemis rasa belas kasihan ke kamu." ucap Yerin membuka suara.

Jimin menaikan sebelah alisnya. "Gue gak bilang kalian semua ngemis, tapi gue cuma mau nawarin baju ke lo semua tapi ditolak. Bilang aja lo semua gengsi."

"Jimm..." panggil Seokjin tetapi dihiraukan oleh sang pemilik nama.

"Kita tidak gengsi, jika kita maupun pasti sudah kita terima. Tapi sayangnya kita tidak mau." ucap Yuju.

Jimin tersenyum miring. "Seharusnya lo itu bersyukur, emangnya anak panti asuhan kaya lo bisa apa sih pakai segala nolak tawaran gue."

"JIMIN!!" bentak Seokjin saat sudah tidak bisa menerima kata - kata saudaranya yang sudah kelewatan.

Jimin beralih menatap Seokjin. "Kenapa? Gue bener kan, kata - kata gue gak salah kan?"

Seokjin menghembuskan napasnya dengan kasar. "Kata - kata lo kelewatan Jim."

Jimin tersenyum miring. "Bilang aja lo mau ngebela mereka, apa susahnya sih. Lo itu berubah, sekarang lo itu lebih milih mereka yang gak jelas asal - usulnya dibanding saudara lo sendiri."

"Maksud lo apa sih? Lo gak usah ngelantur deh."

Baru saja jimin ingin membalas perkataan Seokjin namun sudah lebih dulu dipotong oleh omongan Sowon.

"Maaf kalo kita gak sopan, tapi kita mau pergi. Kita bakal nyari kostum sendiri, jadi sekali lagi maaf." ucap Sowon dengan sopannya kemudian pergi meninggalkan mereka semua yang diikuti oleh kelima sahabatnya.

"Sana pergi yang jauh, bila perlu gak usah balik lagi ke panti." ucap Jimin saat melihat Sowon dan yang lainnya semakin jauh.

Seokjin menghela napas. "Ini semua gara - gara lo Jim."

"Kenapa gara - gara gue? Gue gak ngusir, mereka pergi sendiri." balas Jimin.

Suga yang sedari tadi hanya menonton mulai berjalan mendekat kearah jimin, menepuk bahu jimin dua kali. "Gue tau lo kaya gini, karna lo abis ditolak sama Seulgi."

"Gue gak nyangka lo bakal ngelampaisin semuanya ke mereka yang udah jelas - jelas mereka semua gak tau apa - apa." tambah Taehyung yang sedari tadi juga terdiam.

"So, mendingan dari sekarang lo move on." Jungkook menepuk bahu Jimin lalu berlalu pergi yang begitupula diikuti oleh keenam sahabatnya meninggalkan Jimin sendirian yang kini tengah mematung.

.

.

.

.

.

   Sowon dan kelima sahabatnya kini tengah duduk dikursi yang berada ditaman setelah berjalan cukup jauh meninggalkan mereka bertujuh.

"Terus sekarang nasib kita gimana?" tanya Eunha pada kelima sahabatnya yang kini terdiam.

Sowon menggeleng. "Tak tau, aku juga sedang memikirkanya."

Umji yang menunduk tiba - tiba mendongakkan kepalanya dan tersenyum. "Jangan putus asa, ayuk kita cari toko baku sekitaran sini."

"Tidak segampang itu Umji, buktinya dari tadi kita menyari tapi tak ketemu juga kan?" ucap Sowon yang membuat Umji kembali menunduk.

"Loh kalian semua disini." suara seseorang yang refleks membuat mereka berenam mendongakan kepalanya masing - masing.

"Loh, kamu Mingyu kan?" tanya Yerin, dengan tangan menunjuk seorang lelaki yang bersuara tadi.

Mingyu mengangguk. "Iya, aku mingyu. Kalian semua ngapain disini?"

"Menyari kostum untuk lomba dance nanti, tetapi belum ketemu." jawab Yuju.

Mingyu menaikan sebelah alisnya. "Kok bisa, kenapa?"

Yuju mengendikan kedua bahunya. "Yaa gitu"

"Ehhm, jadi gini aku punya kenalan kebetulan dia punya toko baju yang nyediain kostum - kostum kayak gitu, letaknya juga gak jauh dari sini. Kalian mau?" dengan cepat mereka berenam mengangguk.

"MAU" jawab mereka berenam serentak.

   Akhirnya, setelah menghabiskan waktu 10 menit untuk menempuh perjalanan menuju toko dan 15 menit untuk memilih kostum yang cocok untuk mereka kenakan nanti. Kini mereka semua sudah memegang bajunya masing - masing dengan harga yang pastinya terjangkau namun kualitas tetap bagus.

Senyuman terus terpasang pada wajah mereka masing - masing dari tadi hingga kini diluar toko yang secara tak sadar membuat Mingyu jadi salah tingkah sendiri.

"Gomawo Mingyu."






Tbc

Jangan lupa VoMent

Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang