Yerin berjalan dengan tergesa - gesa, tujuannya kali ini adalah toilet. Saat berkumpul dengan sahabatnya tadi tiba - tiba ia mendapatkan panggilan alam yang harus segera diselesaikan.
Langkah demi langkah terus terkikis, jarak menuju toilet semakin dekat. Kini toilet khusus wanita sudah terlihat didepan mata, tinggal beberapa langkah lagi memasuki tempat tersebut namun--
Bruk.
"Ah, maafkan aku." Yerin tak sengaja menabrak bahu seseorang yang tiba - tiba saja muncul dari sebelah toilet perempuan.
"Tidak apa - apa, seharus-- Jisoo. Kau Jisoo kan?" wanita yang dipanggil Jisoo oleh Yerin itu menghentikan kegiatan membersihkan seragamnya yang tak kotor, lalu mendongak.
"Yer--Yerin?" ucapnya dengan ragu - ragu.
Yerin reflek menyungingkan senyum manisnya. "Iya, aku Yerin."
"Kau sekolah disini? Bukannya seharusnya kau berada di Busan?"
"Karena sesuatu hal yang mengharuskan aku berada disini. Jika kau mau aku bisa menceritakanya padamu sekarang." Yerin menatap Jisoo yang kini sedang bergerak gelisah dan matanya terus menatap sekeliling.
"Aku ingin mendengarnya, tapi aku sedang terburu - buru. Maafkan aku Yerin." ucap Jisoo lalu pergi dengan tergesa - gesa.
Yerin terus memandang punggung Jisoo yang mulai menjauh. Keningnya berkerut ketika menyadari fakta jika Jisoo muncul dari sebelah toilet perempuan itu artinya ia baru saja keluar dari toilet laki - laki.
"Aneh sekali, kenapa dia bisa masuk ke toilet khusus murid laki - laki. Ah sudahlah lebih baik aku selesaikan urusanku dulu." Yerin berbalik, matanya melotot kala merasakan wajah seseorang yang sangat dekat dengan wajahnya.
"YAK SINB KAU MENGAGETKANKU." teriak Yerin kemudian menyingkirkan wajah Sinb yang terlalu dekat denganya.
"Hahahaha...maafkan aku. Lagian kenapa kau sendirian disini?"
"Memangnya kenapa? Lagian juga kau sendirian disini." balas Yerin.
"Terserah, aku ingin pergi." Sinb kemudian pergi meninggalkan Yerin sendirian.
"Kemana?"
"Menemui Eunha, ada sesuatu yang harus aku sampaikan padanya."
.
.
.
.
.
"Apa kalian berdua tidak bisa bersama lagi?"
"Maafkan eomma."
"Sesulit itukah, hingga kalian memilih untuk bercerai."
"Eomma mohon mengertilah."
"Sudahlah, aku lelah dengan kalian berdua."
Bip.
Menyimpan kembali ponselnya pada saku seragam. Kemudian merentangkan tangan dan mengadahkan kepala ke atas, menikmati semilir angin yang menerpa wajah dan rambutnya.
"Sekarang aku ngerti, apa yang buat kamu selama ini marah - marah gak jelas." ucap seorang perempuan yang tiba - tiba saja berdiri disebelahnya.
Lelaki itu, yang tak lain adalah Jimin. Menoleh kearah samping, melihat siapa gerangan yang telah mengganggunya.
"Gak usah sok tau lo." ucapnya sinis.
"Berat, tapi aku yakin kalau jalan itu yang terbaik buat orang tua kamu." perempuan dengan name tag Choi Yuju itu ikut menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔
Fanfiction[ SEASON 1 ] Status : END Genre : Drama, School life, Romance (maybe), hurt (maybe), Cast = all member gfriend all member bts Cerita tentang kisah ke enam gadis panti asuhan dalam meraih mimpi dan melewati lika liku kehidupan bersama...