24

5.1K 571 55
                                    

Setelah meminta ijin kepada para sahabatnya. Umji langsung melarikan diri menuju cafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari area sekolah.

Kakinya berjalan memasuki cafe, matanya menelisik kesana - kemari mencari keberadaan seseorang yang telah berani mengajaknya bertemu saat pulang sekolah. Kembali melangkah saat sudah menemukan entisitas remaja laki - laki yang menggunakan seragam sekolah yang sama dengan miliknya.

"Hai? Maaf lama. Tadi pulang telat." ucap Umji yang seketika membuyarkan lamunan laki - laki tersebut.

Laki - laki itu tersenyum memaklumi. "Iya, tidak apa - apa aku paham. Silahkan duduk."

Umji mengangguk lalu mendudukan diri dikursi tepat dihadapan lelaki tersebut.

Keadaan mendadak hening, keduanya terdiam, tak ada yang berniat membuka suara untuk sekedar menghilangkan rasa canggung diantara keduanya.

"Apa kabar Ji? Sudah lama tak ketemu." ucap lelaki tersebut menghilangkan keheningan yang sudah tercipta sejak beberapa menit lalu.

"Baik."

Lelaki tersebut tersenyum miris. "Maaf, seharusnya waktu itu aku tak bersikap bodoh, seharusnya aku tak meninggal--"

"Vernon!!"

Vernon, lelaki yang sekarang sedang bersama Umji itu terdiam saat Umji memotong ucapannya.

"Kenapa?"

"Itu cuma masa lalu, lupain. Yang berlalu biarlah berlalu. Anggap saja kita tak pernah bertemu dimasa lalu. Aku sudah melupakan semuanya." ucap Umji yang membuat hati Vernon sedikit teriris.

"Aku tidak bisa, aku merasa bersalah sama kamu. Seharusnya aku tak meninggalkan kamu waktu tau ternyata kamu anak panti asuhan, seharusnya aku bela kamu waktu eommaku menghinamu didepan orang - orang waktu itu. Maafkan aku Ji."

Umji tersenyum. "Aku sudah memaafkanmu."

"Jadi kita bisa mengulangnya lagi dari awal?"

Umji mengangguk. "Tentu, tapi sebagai teman bukan sepasang kekasih."

.

.

.

.

.

"Aku bosan... Sangat bosan." rengek Eunha sendiri didalam kamar, badannya yang terbalut selimut berguling kesana kemari.

"Aish... Kenapa semua orang sibuk dengan urusannya masing - masing." Eunha mempoutkan bibirnya, matanya melihat sekeliling kamar yang masih tampak rapi.

Tok... Tok... Tok

"Eonni, ini Serin. Apa ada orang didalam?"

Tok... Tok...

Eunha langsung tersenyum senang saat mendengar suara ketukan pintu. Dengan cepat menyibakkan selimut lalu berlari menuju pintu, membukanya dengan semangat.

"Eoh, Serin ada apa?" tanya Eunha.

"Eonni, ingin bermain tidak?" Eunha dengan cepat menganggukan kepalanya berulang kali.

"Ayok, eonni kita ke taman yang lain sudah menunggu." Serin menarik tangan Eunha, membawanya menuju taman dimana teman - temannya sudah menunggu sedari tadi.

Eunha semakin mengembangkan senyumannya saat melihat keberadaan anak - anak panti yang sedang bermain. Ah, jika seperti ini dirinya menjadi iri. Beda sekali dengan masa kecilnya dulu yang--ah sudahlah tidak usah dijelaskan.

Eunha tersadar dari lamunanya kala Serin terus menarik - narik tangannya. "Eonni... Ayok kita bermain petak umpet. Shebin yang akan jaga, ayok eon."

Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang