39

3.8K 553 273
                                    

"Katakan padaku, apa itu benar?"

"Eunha." lirih Sowon.

"Maafkan aku." Umji menunduk.

Eunha menghapus air matanya. "Untuk apa kau meminta maaf? katakan padaku apa itu benar."

Umji mendongak kemudian mengangguk dengan ragu - ragu. "I--iya."

Sowon berlari menghampiri Eunha yang terjatuh, merengkuh badannya yang bergetar menahan tangis.

"Kenapa rasanya sakit hiks..." Eunha memukul dadanya berulang kali.

"Eunha." Umji memandang sendu Eunha yang menangis dipelukan Sowon.

Ting!
Ting!

Sowon dengan terpaksa melepaskan pelukannya dan membiarkan Eunha mengambil ponselnya yang bergetar.

Eunha menghapus air matanya kemudian langsung berdiri saat mendapat pesan yang berisi--

Unknow
Taman di jln xxx
Jungkook disana bersama seseorang.

"EUNHA!!" Panggil Sowon saat melihat Eunha yang berlari dengan tergesa - gesa.

"Ini semua karena kau." Sowon menunjuk Umji yang mematung.

"Kau menyalahkanku?" Umji menunjuk dirinya sendiri.

Sowon mengangguk. "Iya, andai saja kau tak berteriak. Pasti semua tak akan seperti ini, dan sekarang kita tak tau kemana Eunha pergi."

"Iya, aku memang bersalah. Dan sekarang aku tak peduli denganmu, orang yang tak percaya padaku." Umji pergi meninggalkan Sowon yang terdiam.

"Aku mempercayaimu Umji, walau aku berharap apa yang kau katakan itu bohong. Seokjin tak mungkin seperti itu."

.

.

.

.

.

    Eunha mengendarkan pandangannya pada seluruh penjuru taman. Matanya terus mencari seseorang yang mengisi hatinya. Air matanya sudah tak bisa dibendung lagi kala melihat Jungkook sedang berciuman dengan seorang wanita didekat air mancur.

Sekali lagi, berciuman dengan seorang wanita.

BERCIUMAN.

Eunha berlari menghampiri Jungkook dengan tergesa - gesa, menariknya lalu memberikan hadiah pada pipi mulusnya.

PLAK!!

"Apakah ini dirimu yang sebenarnya?" Eunha memandang benci Jungkook yang kini sedang menyentuh pipinya.

"Eunha." lirih Jungkook.

"KATAKAN PADAKU SIAPA YANG KAU JADIKAN SELINGKUHAN?!"

Jungkook tiba - tiba tertawa terbahak - bahak bahkan sampai memegang perutnya yang terasa sakit karena terlalu kencang tertawa.

"Hahahaha... Yang pastinya lo BODOH!!"

Eunha menggeleng. "Aku gak nyangka ternyata kamu gini, aku kira kamu tulus sama aku."

Jungkook mengangkat sebelah alisnya. "Apa, tulus? Gak usah mimpi deh lo. GUE CUMA NGEJADIIN LO BAHAN TARUHAN, PUAS LO!!"

PLAK!!

"KAMU JAHAT KOOK, KAMU GAK MIKIRIN PERASAAN AKU!!" Eunha menatap tajam Jungkook.

Jungkook tersenyum miring. "Dari awal gue emang gak mikirin perasaan lo, lonya aja yang baper sama gue. So, sekarang kita PUTUS!!!"

"JUNGKOOK!!!" Teriak Eunha saat melihat Jungkook yang pergi meninggalkannya dengan mengenggan tangan wanita yang tadi diciumnya.

Eunha menjatuhkan tubuhnya ke tanah, membiarkan air mata terus berjatuhan membasahi pipi chubbynya.

"Eunha." Eunha mendongak saat mendengar suara yang terdengar familiar ditelinganya.

"Ming--Mingyu hiks."

.

.

.

.

.

   Seokjin langsung berjalan menuju dapur, saat mendapat pesan dari Sowon yang menyuruhnya menemuinya di dapur.

Tersenyum saat melihat pintu dapur yang tertutup, membuka pintu dengan semangat dan berharap akan langsung disambut dengan senyuman Sowon.

Kriet.

Pintu terbuka.

PLAK!!

Namun tampaknya Seokjin harus mengubur dalam - dalam harapannya, saat merasakan tamparan pada pipinya.

"Kenapa kau menamparku?" Seokjin menatap kecewa Sowon.

"Itu hadiah untukmu, selamat kau berhasil."

"Maksudmu apa?"

Sowon tersenyum miring. "Kau pikir aku tidak tahu?"

Seokjin bergerak mencekram kedua bahu Sowon. "Apa yang kau ketahui, katakan padaku?"

Sowon menghempaskan kedua tangan Seokjin yang berada dikedua pundaknya. "Berpura - pura berubah berpura - pura baik untuk membuatku percaya. Nyatanya kalian semua bohong, kalian masih sama seperti dulu."

"Sowon." lirih Seokjin

"Berkata ini berkata itu nyatanya semuanya itu cuma omong kosong, menyatakan perasaan tapi nyatanya kalian tak memeliki perasaan apapun pada kami."

"Aku bisa jelaskan semuanya."

Sowon tersenyum miris. "Sebegitu bencinya kah kalian pada kami. Katakan padaku apa alasan kalian melakukan itu pada kami semua."

Seokjin menggeleng. "Tidak Sowon, bukan begitu."

"KATAKAN PADAKU APA ALASANNYA!!"

"AKU TIDAK TAU, AKU TAK MELAKUKAN ITU. SAUDARAKU YANG MELAKUKANYA, AKU TULUS PADAMU--sungguh aku tidak tau." 

"Aku tak percaya."

"Kau harus percaya karena kau sudah berjanji padaku."

"Bolehkah aku melanggar janjiku?" Sowon menatap Seokjin dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Tidak."

"Tapi maaf aku harus melanggarnya. KITA PUTUS!"

Seokjin mencekal tangan Sowon yang akan pergi meninggalkanya. "Tidak, kita tak akan putus."

"Kumohon jangan membuatnya sulit." Sowon memandang Seokjin dengan tatapan memelasnya.

"Kau yang mempersulitnya." balas Seokjin.

"Kumohon biarkan aku pergi." Sowon melepaskan tangan Seokjin yang memegang tangannya namun gagal karena pegangan Seokjin yang terlalu erat.

"Tidak."

"KENAPA SEOKJIN, KENAPA?"

"KARENA AKU BENAR - BENAR MENCINTAIMU."







Tbc

Greget tidak? Apa kurang greget?

VotMent lancar, Update lancar hehew


Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang