"Umji." mendengar namanya dipanggil oleh seseorang, Umji langsung menoleh dan ternyata adalah Suga
"Hei, kenapa disini? Kau bilang tadi ingin mencuci pir--"
"JANGAN MENDEKAT, AWAS!!" Umji refleks berteriak saat kaki Suga akan menginjak pecahan piring didepannya.
"Kenap--Astaga kenapa kau menjatuhkannya?" tanya Suga saat melihat pecahan piring yang berserakan dilantai.
"Ta--tadi ada kucing lewat begitu saja, aku refleks menjatuhkan piringnya." jawab Umji dengan mata menatap sekitarnya dengan was - was.
Suga menggeleng. "Lain kali hati - hati, kau ini ceroboh sekali. Lebih baik sekarang kau ambil pengki dan sapu di dapur."
Umji mengangguk lalu langsung berjalan ke dapur. Melihat dapur yang tampak kosong, tanpa membuang waktu lagi Umji langsung mengambil pengki dan sapu yang terletak dipojok dapur. Lalu pergi keluar kembali menemui Suga.
"Ini pengki dan sapunya." Umji memberikanya pada Suga.
Suga langsung menyapu semua pecahan piring hingga bersih lalu membuangnya ke tempat sampah yang letaknya tidak jauh dari depan pintu dapur.
"Terima kasih kalo kamu bener - bener tulus dan ikhlas bantu aku." ucap Umji tak lupa dengan senyum manisnya.
Kening Suga mengerut. "Maksudmu? Tentu saja aku tulus dan ikhlas melakukanya."
"Jangan begitu, jika kamu tidak tulus katakan saja. Karena dibohongi itu menyakitkan."
"Umji, kau aneh."
.
.
.
.
.
"Hmm dagingnya enak." komentar Sinb, ngomong - ngomong sekarang mereka semua sedang berkumpul bersama - sama di atas karpet yang digelar ditaman.
"Tentu saja, siapa yang membuat." Seokjin menepuk - nepuk dadanya, seolah - olah memberitahu kepada semuanya bahwa dia yang membuatnya.
"Kau membuatnya dengan hati yang tulus dan ikhlas kan, Tanpa ada rencana atau misi apapun?" Umji memandang Seokjin dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Tentu saja, aku membuatnya dengan sepenuh hati dan kasih sayang. Dan aku juga tak punya rencana apapun." jawab Seokjin.
"Oh yaa? Bisa saja kau punya rencana ingin meracuni kita dengan makanan ini." Umji mengendikan kedua bahunya.
"Umji, apa maksudmu? Kenapa kau nenuduh orang sembarangan." Sowon menatap Umji dengan tajam.
"Nothing is impossible."
"Umji, kenapa kau tiba - tiba berkata seperti itu?" tanya Eunha
"Hanya ingin, karena sedang kecewa dengan seseorang. Ya sudahlah aku ingin kekamar, terlalu malas berkumpul bersama orang - orang bermuka dua." Umji berdiri dari duduknya kemudian pergi meninggalkan mereka semua.
"UMJI-YA!!" teriak Sowon.
"Sudah, biarkan saja. Mungkin dia sedang ada masalah dengan seseorang." ujar Rapmon yang sedari tadi hanya terdiam.
Sowon mengangguk. "Yaa, mungkin. Karena aku merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan olehnya."
"Ya sudah, lebih baik kita lanjutkan acara ini yang sempat tertunda sampai sepuasnya karena besok kita libur."
*****
Minggu pagi yang cerah ini, Yerin melaksanakan aktivitas yang biasa ia lakukan ketika libur sekolah yaitu menyiram bunga ditaman belakang Panti Asuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔
Fanfiction[ SEASON 1 ] Status : END Genre : Drama, School life, Romance (maybe), hurt (maybe), Cast = all member gfriend all member bts Cerita tentang kisah ke enam gadis panti asuhan dalam meraih mimpi dan melewati lika liku kehidupan bersama...