"Dari mana saja kalian berdua?" Tanya Sowon saat dua makhluk yang tadi sempat menghilang datang ke kelas.
"Kamar mandi, tentu saja. Memangnya kemana lagi." jawab Yerin.
"Kenapa lama sekali?" tanya Umji yang duduk disebelah Sowon.
"Tiba - tiba tadi perutku sakit hehe." jawab Yerin tak lupa dengan cengirannya.
Umji memutar bola matanya malas. "Aish kau ini."
"Sudahlah, cepat kalian berdua duduk jangan berdiri disitu." perintah Sowon yang langsung dituruti oleh Yerin dan Eunha.
"Yerin-ah, apa kau sedang ada masalah pada Taehyung?" tanya Sinb setelah memutar bangkunya menjadi menghadap kebelakang.
Yerin menggeleng. "Ti--tidak, aku tidak memiliki masalah apapun."
"Tak usah berbohong, kami sudah tau semuanya." Timpal Yuju yang notabenya duduk disebelah Yerin.
"Bagaimana bisa?" Tanya Yerin.
Sinb tersenyum. "Ceritanya panjang, tapi tenang Sowon sudah menceritakan semuanya."
Yerin berbalik, menatap Sowon yang sekarang menatapnya dengan tersenyum. "Benarkah? Tapi aku yakin dia tetap tidak percaya."
"Setidaknya dia sudah mengetahui kebenarannya, kau tenang saja." ucap Sowon.
"Kalian berbicara apa? Aku tidak paham." celetuk Eunha yang berhasil membuat keempat sahabatnya kecuali Yerin memutar bola matanya malas.
"Itu karena pikiranmu hanya diisi tentang makanan." jawab Sinb yang berhasil membuat Eunha merajuk.
"Sudah - sudah, sebentar lagi Hwang ssaem datang." ucap Sowon
"Sowon."
Sowon menatap Yerin yang belum memutar badannya menghadap kedepan.
"Terimakasih."
.
.
.
.
.
Setelah sepulang sekolah, entah kenapa tiba - tiba Umji dan Yuju yang biasanya tidak pernah memasak menjadi ingin memasak. Apalagi ditambah mereka belum menyantap makanan apapun semenjak pulang sekolah karena Sowon yang biasanya memasak sedang pergi kesupermarket bersama Sinb begitupula Yerin yang entah pergi kemana bersama Eunha.
"Aish... Aku bingung ingin memasak apa?" Yuju membuka kulkas yang hanya tersisa beberapa butir telur dan sayuran.
Umji berjalan mendekati Yuju. "Seadanya saja-- Awww"
"Hei, hati - hati." Yuju meletakkan kembali telur yang sempat diambilnya dan berjalan menolong Umji yang terpeleset karena sesuatu dilantai.
"Kau tidak apa - apa?" Yuju membawa Umji menuju kursi.
Umji mengangguk. "Aku tidak apa - apa hanya sedikit nyeri. Aish... Kenapa harus ada air--tunggu dulu apa itu bensin." Umji menunjuk bagian lantai yang membuat terjatuh.
"Kau benar Umji itu bensin, siapa yang melakukan itu kenapa ceroboh sekali." Yuju memperhatikan lantai yang berceceran bensin.
"Sudahlah biarkan saja, aku lapar lebih baik kita memasak. Nanti juga ada yang membersihkanya." Umji berjalan menuju Pantri.
"Tunggu Umji, apa itu tidak berbahaya karena bensin ini bisa memicu kebakaran?" tanya Yuju.
"Tidak, tenang saja asal kita tidak ceroboh."
Yuju mengangguk. "Baiklah, jika ada apa - apa itu salahmu."
Yuju berjalan menghampiri Umji yang kini sedang sibuk mengambil sayuran dan telur dikulkas. Menerima sayuran yang diberikan Umji lalu memotongnya.
"Kira - kira kita akan memasak apa?" tanya Yuju yang masih sibuk memotong.
"Omelet saja yang mudah." jawab Umji.
"Baiklah, nyalakan kompornya Umji." perintah Yuju.
Umji mengangguk dan berjalan mendekati Kompor, meletakkan wajan diatas kompor dan tak lupa memberinya sedikit minyak.
Cklek.
Cklek.
"Kenapa tidak bisa, apa gasnya habis." Umji terus menyalakan kompornya tetapi tidak menyala.
"Coba sekali lagi." Yuju meletakkan pisaunya kemudian berjalan menuju Umji yang kesusahan.
"Aish... Ini memang tidak bisa. Ambil korek, kita nyalakan pakai korek." pinta Umji.
"Memangnya bisa?" tanya Yuju.
Umji menggeleng. "Aku tidak tahu, kita coba saja."
Yuju mengambil korek yang terletak dirak, kembali berjalan ke arah Umji dan menyalakan korek tersebut lalu mendekatinya ke sumbu kompor.
Plak.
"Yak Umji kenapa kau menyenggol tanganku. Lihat koreknya terlem--ASTAGA UMJI KEBAKARAN, BAGAIMANA INI?!" Yuju memandang panik kearah api yang mulai membesar dilantai, karena korek tadi terlempar ke arah tumpahan bensin yang belum dibersihkan. Dan parahnya lagi ternyata bensin itu tercecer dimana - mana, hampir memenuhi seluruh dapur.
"Ayok kita pergi dari sini." Umji menahan tangisnya saat melihat api yang mulai merambat keseluruh dapur dan membesar.
"Tidak bisa Umji kita sudah terjebak. SIAPAPUN TOLONG KAMI DIDAPUR...uhuk uhuk." Yuju menutup hidungnya.
Umji semakin mengeratkan pegangannya pada Yuju. "Bagaimana ini aku takut."
"uhuk... Tenanglah kita coba keluar lewat sini uhuk..." Yuju menarik Umji pergi dari lingkaran api yang hampir mengelilinginya.
"Aww" Umji baru saja ingin menolong Yuju yang terjatuh namun gagal saat ia merasakan serpihan api yang tepat jatuh dimatanya.
"Ahh... Mataku sakit hiks." Umji terus mengucek ngucek matanya yang terasa sangat sakit.
"Umji, jangan kucek matamu terus." Yuju sebisa mungkin berdiri dan menghampiri Umji yang sudah menangis.
"Hiks... Ini sangat sakit."
"Umji aku aka--
Bruk.
Yuju tersenyum saat melihat dua orang laki - laki datang, salah satunya menolong Umji yang sudah pingsan dan satunya lagi menghampiri dirinya--setelah itu semuanya gelap.
Tbc
Semakin sering update, artinya ending semakin dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔
Fanfiction[ SEASON 1 ] Status : END Genre : Drama, School life, Romance (maybe), hurt (maybe), Cast = all member gfriend all member bts Cerita tentang kisah ke enam gadis panti asuhan dalam meraih mimpi dan melewati lika liku kehidupan bersama...