48

4K 569 113
                                    

   Matahari sudah berganti menjadi bulan, jarum jam menunjukan pukul 11 malam. Hampir tengah malam ini Jimin terpaksa kembali kerumah sakit karena ponselnya tertinggal dan bodohnya lagi ia baru menyadari tadi saat akan tidur.

Matanya menyipit saat melihat seorang laki - laki baru saja keluar dari ruangan dimana Yuju dan Umji dirawat, langkahnya semakin ia percepat agar bisa melihat dengan jelas siapa laki - laki itu.

Jimin mengerutkan keningnya saat bisa melihat wajah lelaki itu, ia yakin sekali jika tadi itu Dokyeom yang notabenya adalah kekasih Yuju dan yang membuatnya bingung kenapa ia berkunjung malam hari seperti ini dan tadi ia juga melihat wajah Dokyeom yang menyiratkan kesedihan.

Tanpa membuang waktu lagi ia segera membuka pintu ruangan mereka, dan yang pertama kali Jimin lihat yaitu keadaan Yuju yang menangis dalam diam sedangkan Umji masih tertidur.

"Yuju, lo kenapa?" Jimin membawa Yuju kedalam pelukanya.

"Hiks... Dokyeom hiks... Di--dia pergi." jawab Yuju dengan terbata - bata.

"Huss jangan nangis, ada gue disini." tangan Jimin mengusap rambut Yuju berulang kali.

"Ji--jimin."

"Iya." Jimin semakin mengeratkan pelukannya.

"Ja--jangan pernah tinggalin aku."

Dan apakah ada alasan untuk Jimin menolak permintaan Yuju?

*****

3 hari kemudian.

   Semenjak mengetahui jika dirinya buta, Umji menjadi pendiam bahkan ia jarang sekali tersenyum dan berbicara ketika ditanya saja. Para sahabatnya pun tak pernah lelah untuk menghibur dan memberi semangat Umji walau hanya dibalas dengan senyuman tipis.

Untuk keadaan Yuju ia semakin hari semakin baik, bahkan Yuju sendiri sudah bisa bergerak tanpa bantuan orang lagi. Semenjak malam itu, dimana Dokyeom memutuskanya tanpa alasan dan Jimin datang memeluknya entah mengapa ia merasa semakin dekat dengan Jimin bahkan Jimin pun tak pernah absen menjenguknya.

"Yuju, kau sudah siap? Semua barang sudah dikemas?" tanya Yerin.

Ngomong - ngomong mereka berdua hari ini akan pulang, bukan pulang ke Panti Asuhan melainkan pulang ke rumah kecil yang mereka sewa. Semenjak kejadian itu mereka memutuskan untuk tinggal sendiri karena kemauan Umji dan bahkan dari awal pun mereka sudah berencana keluar dari Panti Asuhan dan menyewa rumah kecil dekat sekolah dengan menggunakan uang yang mereka dapatkan dari hasil lomba.

"Apa kalian yakin tidak ingin kembali ke Panti Asuhan lagi? Kalian tidak kasian pada Sherin dan Shebin?" lirih Eomma Song yang kini ikut membantu mereka membereskan barang - barang Yuju dan Umji.

Sowon tersenyum tipis dan menggeleng. "Maafkan kami eomma, tapi mungkin ini yang terbaik untuk kami. Kami ingin mandiri dan tidak mau merepotkan eomma lagi."

"Lalu bagaimana keadaan Umji dia mas--"

"Tenang saja, Umji akan aman bersama kita. Sinb dan Yuju akan menjaganya ketika kami bertiga bekerja paruh waktu setiap sepulang sekolah." potong Yerin.

"Kalian yakin?"

Sowon mengangguk. "kami yakin, sangat yakin. Kami akan berjuang bersama - sama."

"Aku sudah siap, ayok kita pergi." ucap Umji tiba - tiba.

"Pergilah, eomma merelakan kalian." ucap Eomma song dan tiba - tiba ia mendapatkan sebuah pelukan.

"Kami akan merindukan eomma, kami janji kami akan meluangkan waktu untuk berkunjung ke Panti Asuhan. Kami titip Sherin dan Shebin maaf tidak bisa membawanya." ucap Eunha.

"Pergilah, sebelum eomma melarang kalian pergi."

"Selamat tinggal eomma."

.

.

.

.

.

"Maafkan aku, karena aku kalian menjadi seperti ini." ucap Umji setelah ia dibaringkan diranjangnya. Mereka berenam sudah sampai dirumah kecil mereka beberapa menit berlalu.

Yerin yang notabenya adalah orang yang membantu Umji tersenyum tipis. "Jangan meminta maaf, kau tidak bersalah. Tidurlah."

Yerin menyelimuti Umji hingga sebatas dada, mencium kening Umji singkat kemudian pergi keluar kamar meninggalakan Umji yang mulai memejamkan mata.

"Bagaimana, sudah tertidur?" tanya Eunha saat Yerin sudah keluar dari kamar Umji dan bergabung dengannya di sofa.

Yerin mengangguk. "Sepertinya sudah."

"Besok libur jadi aku akan memulai bekerja disiang hari dan mungkin hingga malam, dan saat hari biasa aku akan mulai bekerja saat sore hari setelah pulang sekolah. Oh ya, aku diterima bekerja sebagai pelayan cafe. Bagaimana dengan kalian?" ucap Sowon memecahkan keheningan.

"Aku bekerja sebagai pengantar bunga dan untuk jam kerjanya sama sepertimu." jawab Eunha.

"Lalu bagaimana denganmu Yerin?" tanya Sowon.

"Sebagai pengantar Pizza, setiap harinya aku akan bekerja dari sore hingga malam saja. Gajinya juga lumayan untuk kebutuhan kita sehari - hari." jawab Yerin.

"Maafkan aku, seharusnya aku tidak ceroboh waktu itu dan membuat kalian menjadi seperti ini." lirih Yuju.

"Hei, kita memang sudah lama berencana untuk menyewa rumah dan bekerja paruh waktu kan?" Sinb memeluk Yuju yang duduk tepat disebelahnya.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, mulai sekarang kita akan berjuang bersama - sama mengumpulkan uang untuk operasi mata Umji." Sowon ikut memeluk Yuju dan Sinb.

"SEMANGAT!!"






Tbc 


Aku tau ini tidak sesuai ekspetasi kalian muheh:)

Kalo VoMent lancar, aku bakal update lagi nanti malem. Tapi gak janji🐟

Panti Asuhan [BTS X GFRIEND] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang