4

3.2K 368 2
                                    

"Eomma juga merindukan chaerin"

sadarkah jennie bahwa kini ia secara tidak langsung menyetujui permintaan chaerin menyebutnya dengan sebutan 'eomma'??. Entahlah, yang jelas jennie hanya mengikuti kata hatinya. Ia tidak ingin berkeras hati menyangkal perasaannya sendiri bahwa ia sudah jatuh hati dengan chaerin.

Gadis mungil dengan wajah malaikat itu berhasil merenggut seluruh dunia jennie. Bahkan ketika jennie mati-matian melupakan pertemuan mereka, namun wajah chaerin terus terbayang dalam benak jennie. Entah karna efek keterkejutan jennie karna tiba-tiba ada orang yang memanggilnya dengan panggilan eomma, tapi yang jelas sekali lagi jennie hanya ingin mengikuti kata hatinya dan menikmati moment kebersamaannya dengan chaerin.

Dan setelah beberapa waktu berpelukan, kedua gadis berbeda generasi itupun melepas pelukan mereka masing-masing.

"Terimakasih eomma" hanya 2 kata yang begitu simple itu yang bisa chaerin ungkapkan ketika ia benar-benar yakin bahwa yang tengah berhadapan dengannya saat ini adalah benar-benar orang yang beberapa minggu ini terus-terusan berputar di otaknya dan orang yang sangat ingin ia lihat. Dan itu adalah jennie.

"Terimakasih untuk apa sayang?"

"Terimakasih karna eomma datang. Chaerin rindu sekali sama eomma"

Jennie benar-benar tersentuh dengan ketulusan chaerin. Baru kali ini ia merasa begitu istimewa karna ada orang yang merindukannya sebesar ini. Chaerin membolak-balikkan hidupnya hanya dalam waktu yang singkat. Chaerin membuat ia merasakan dicintai begitu besar.

"Eomma juga rindu sama chaerin. Chaerin mau memaafkan eomma kan?" Tanpa pikir panjang pun chaerin langsung mengangguk antusias.

"Terimakasih sayang." Jennie pun hanya bisa membelai pucuk kepala chaerin dengan lembut.

###

Rapat selesai diadakan tepat pukul 17:00 kst. Jongin ssebagai pemimpin rapat pun menutup rapat tersebut dengan beberapa kalimat penutup dan sambutan singkat kepada para pegawainya yang duduk berjejer menghadap kearahnya.

"Sekian rapat kita hari ini. Kalian boleh melanjutkan pekerjaan masing-masing"

Dan setelah mengucapkan kalimat singkat itu, satu persatu orang yang berada diruangan tersebut meninggalkan ruangan tersebut. Begitu pula jongin.

"Jongin, kau mau pulang? " itu adalah jongdae yang menyapa jongin.

Jongdae memang terbiasa memanggil jongin dengan nama jika diluar jam kerja. Dan jam kerja mereka baru saja berakhir, jadi jogdae pun bersikap selayaknya seorang kerabat dekat jongin. Jongin pun sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Karna memang jongin sendiri yang meminta hal itu. Bagi jongin, jongdae sudah seperti seorang kakak baginya. Jongin pun juga menjadikan jongdae sekertaris pribadinya karna jongdae adalah orang yang bisa mengerti akan sifat jongin yang perfeksionis dan disiplin dalam urusan pekerjaan. Jongin adalah orang yang sangat teliti, maka ia tidak ingin ada kesalahan sekecil apapun dalam urusan pekerjaan. Dan jongdae adalah orang yang dibutuhkan jongin.

"Ne hyung. Wae?"

"Anni. Aku merindukan chaerin. Bisakah aku berkunjung kerumahmu?"

"Tentu saja boleh. Kajja"

Jongdae pun mengikuti langkah jongin yang membawanya kearah parkiran.

Before youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang