16

2.7K 246 5
                                    

"Sepertinya kau sudah lupa. Aku brian"

Irene berusaha berfikir untuk mengenali wajah pria dihadapannya ini.

"Astaga!! Brian? Brian kang? Teman smaku?" Ucap irene antusias ketika ia berhasil mengenali wajah pria itu.

Akhirnya pria itu bisa tersenyum lega ketika irene berhasil mengenalinya. Irene pun mempersilahkan pria itu untuk duduk dan bergabung dengan dirinya dan jennie. Tak lupa ia mengenalkan brian pada jennie sebagai teman smanya.

"Astaga sudah lama sekali kita tidak bertemu. Berapa tahun ya?" Itu suara brian yang memulai obrolan terlebih dulu.

"7 tahun kurasa? Sejak kau pergi ke Canada melanjutkan study mu. Oh iya bagaimana study mu? Kau berhasil meraih mimpimu sebagai—" belum sempat irene menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba seseorang datang menghampiri brian dan membisikkan sesuatu kepada dirinya.

"Irene mian. Sepertinya aku harus segera pergi. Ada sesuatu yang harus kukerjakan. Nanti kita lanjutkan lagi obrolannya ya"  brian tidak menunggu respon irene untuk segera bangkit dan meninggalkan tempat itu.

"Dia itu teman smaku. Woah aku tidak menyangka bisa bertemu lagi dengannya setelah sekian tahun. Dulu dia itu idola sekolah. Semua gadis-gadis disekolah berebut untuk mendekatinya. Sayang, dia pindah ke Canada melanjutkan study dan membuat seluruh gadis disekolahan menjadi patah hati. Hari kepindahannya bahkan dinobatkan sebagai hari patah hati nasional" Irene menceritakan tentang brian kepada jennie. Seolah-olah gadis itu penasaran tentang pria yang baru saja dikenalnya sebagai teman irene.

"Gadis-gadis disekolah? Berarti unnie termasuk salah satu penggemarnya kan? Ia kan?" Tanya irene sengaja untuk menggoda irene.

Irene hanya meresponi candaan jennie dengan kekehan kecil. Ia sepertinya tidak begitu tertarik dengan candaan jennie yang dilontarkan padanya.

"Hay, kebetulan sekali kita bertemu disini?" Lagi-lagi seseorang menyapa irene ditengah obrolannya dengan jennie.

Irene pun refleks menoleh kearah sumber suara tersebut. Gadis itu langsung tersenyum begitu lebar ketika ia mendapati seorang pria berdiri tak jauh dari tempatnya duduk.

"Sehun? Sedang apa kau disini?"

"Anni, hanya ingin melepas penat sejenak. Woah kebetulan sekali, bagaimana kalau kami bergabung? Apa kalian tidak keberatan?" Tanya sehun.

Irene nampak langsung mengangguk, namun ia sejenak melirik kearah jennie seolah ia meminta persetujuan gadis itu.

"Jennie-ssi, apa kau keberatan jika kami bergabung?" Sadar akan bahasa tubuh irene yang meminta persetujuan jennie, akhirnya sehun memutuskan untuk langsung meminta persetujuan jennie.

"Nde, silahkan saja. Kenapa harus meminta persetujuan ku? Lebih ramai akan lebih seru bukan?"

sebenarnya jennie diam bukan karna ia tidak suka akan kehadiran sehun. Namun yang menjadi permaslahan utamanya adalah sehun tidak datang sendiri melainkan ia bersama seorang pria yang tidak asing bagi jennie.

Jadilah ke-4 orang itu duduk dalam satu lingkaran meja. Dengan sehun duduk diantara irene dan jennie sementara jongin duduk disisi sebelah kanan jennie.

Sehun dan irene begitu asik tenggelam dengan obrolan mereka berdua dan meninggalkan jennie yang hanya bisa duduk dengan kikuk karena tepat disebalah kananya terdapat seorang pria yang sedari tadi hanya bisa diam alih-alih mengajaknya untuk mengobrol. Dalam hati, ia merutuki keputusannya untuk membiarkan sehun bergabung jika tahu bahwa ia hanya akan diacuhkan dan berakhir seperti orang bodoh yang tidak tahu harus berbuat apa padahal disana ia tidak duduk sendiri.

Before youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang