29

2.9K 231 16
                                    

Sebelum kalian membaca chapter ini, aku mau minta maaf ke kalian semua. Karna aku buat chapter ini tuh sebenarnya pergulatan batin ku besar banget guys. Antara mau buat atau ngga. Karna, di part ini ngga semua orang boleh baca. "You know what i mean guys".

Tapi kalau aku ngga buat bagian ini, aku bingung mau bawa alur hubungannya kaya gimana. So, setelah melewati pergulatan batin dan fikiran dan perasaan yang cukup alot akhirnya aku menguatkan diri sendiri untuk publish chap ini.

Tapi, please banget guys.. be a smart reader ya. Karna aku bener-bener ngga ada niat negatif untuk chap ini. Makanya aku peringatin dari awal sebelum kalian baca. Karna aku tahu kalian semua para sahabat-sahabatku adalah pembaca yang cerdas. Kalau misalkan kalian mau skip chapter ini skip dari sekarang. Karna khusus untuk chap ini aku buat lanjutannya langsung. Jadi kalian bisa langsung skip aja ke chap selanjutnya.

Anyway, kalau misalkan menurut kalian chapter ini terlalu kasar, kalian plis bilang ke aku biar aku bisa mikirin solusi yang baik untuk jalan ceritanya.


Anyway, kalau misalkan menurut kalian chapter ini terlalu kasar, kalian plis bilang ke aku biar aku bisa mikirin solusi yang baik untuk jalan ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️❤️❤️

Jongin baru saja menyelesaikan meeting dengan beberapa anak perusahaan chaemin group tentang prospek perkembangan chaemin group. Dan tentu saja, rapat berjalan lancar dengan hasil yang memuaskan. Rata-rata saham dari anak perusahaan menaiki saham sebanyak 5-8% dalam beberapa tahun ini.

"Jongdae-ya, keruanganku sekarang" ucap jongin lewat sebuah intercom yang berada diruangannya. Dan tak butuh waktu lama untuk jongdae berada diruangan jongin.

"Nde sajangnim? Ada yang bisa saya bantu?"

"Aku ingin kau menyelidiki sesuatu"

"Nde? Maksud sajangnim?"

"Jennie mendapatkan terror yang mengerikan beberapa hari belakangan ini. Aku ingin kau mencari tahu siapa yang menerror jennie karna ia menggunakanku sebagai objek untuk mengancamnya"

"Pokoknya aku menyerahkan tugas ini padamu. Kau harus mengetahui siapa pelakunya segera. Mengerti??!!" Ucap jongin dengan tegas

"Nde sajangnim" dan dengan patuh jongdae membungkukkan badannya kepada jongin.

Dan setelah pembicaraan itu, jongdae meninggalkan ruangan jongin.

###

Jongin berkutat dengan berkas dan layar pcnya ketika tiba-tiba ia mendengar pintu ruangannya diketok.

Seperti biasa, jongin tidak perlu repot-repot menyahuti pelakunya karna benar saja, ia mendengar derap langkah tengah memasuki ruangannya.

Nyatanya seorang tamu tak diundang tiba-tiba menampakkan wajahnya dihadapan jongin.

"Annyeong jongin. Apa kabar?" Sapa orang itu dengan nada yang dibuat seramah mungkin.

Jongin yang terlihat jengah dengan sikap sok baik orang itu, akhirnya mendengus dan tidak berniat membalas sapaan orang itu sama sekali.

Before youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang