Happy reading
❤️❤️❤️❤️"Selamat pagi bibi jung"
Sebuah suara yang terdengar ceria menyapa indra pendengaran seorang wanita paruh baya yang tengah menata meja makan dengan beberapa hidangan. Sang wanita paruh baya yang disapa bibi jung itu pun tersenyum tulus untuk meresponi sapaan sang gadis cantik yang pagi ini sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Bibi jung, appa belum turun?"
"Belum nona. Sepertinya tuan masih dikamar. Apa perlu saya bangunkan?"
"Anni. Biar aku saja"
Dan segera setelah chaerin mengucapkan itu, ia segera berlari menuju lantai 2 dimana kamar jongin berada.
Pintu besar itu perlahan-lahan berdecit terbuka dan tubuh mungil itu pun masuk dengan mengendap-endap seolah tidak ingin membangunkan seseorang yang tengah terlelap dibalik selimut tebal yang menghangatkan tubuh kekar itu.
Dengan kaki mungilnya, chaerin berusaha menaiki tempat tidur jongin yang cukup tinggi untuk ukuran tubuhnya yang mungil. Setelah berhasil menaiki tempat tidur besar itu dengan bantuan bangku kecil yang ada di kamar jongin, akhirnya sang putri cilik itu pun berhasil berada di samping tubuh jongin yang tengkurap dan terlihat sama sekali tidak menyadari kehadiran chaerin.
Gadis cantik yang sudah lengkap dengan seragam sekolah itu dan sebuah bando yang menghiasi mahkota lebatnya itu terlihat memanyunkan bibirnya karna kesal melihat ayahnya yang bahkan sama sekali tidak terganggu dengan keributan kecil yang ditimbulkan chaerin.
"Appa ireona. Appa..appa.." ucap chaerin berusaha mengguncang tubuh jongin meskipun tenaganya tidak akan berpengaruh sama sekali ditubuh kekar jongin.
Sang pria masih saja bergelung dengan alam mimpinya. Bahkan ia terlihat malah mengeratkan dirinya dengan selimut untuk mencari kehangatan.
Sungguh sebuah kejadian ajaib melihat seorang jongin yang terbiasa disiplin dan penuh dengan aturan kini bermalas-malasan diatas tempat tidur. Biasanya ia sudah rapi bahkan sebelum pukul 07:00. Namun lihatlah, entah setan apa yang merasuki jiwa pria itu sehingga bahkan pukul 07:15 pun ia masih bergelung di alam mimpinya. Padahal jongin harusnya berada di kantor pukul 08:00 tepat.
"Appa... ish appa..."
Sepertinya kali ini usaha chaerin berhasil. Kedua mata jongin perlahan-lahan mulai terbuka. Setelah melihat mata sang ayah terbuka perlahan-lahan, akhirnya chaerin bisa tersenyum. Segera saja ia menghujani seluruh permukaan wajah jongin dengan kecupan-kecupan kecil dari bibir mungilnya.
Jongin yang menerima hadiah pagi dari sang putri pun hanya bisa terkekeh geli dan diam saja menikmati hadiahnya pagi ini.
"Morning princess" sapa jongin dengan suara khas seseorang yang baru bangun tidur.
"Morning appa. Appa kenapa appa belum bangun? Ini sudah jam 07:15. Appa bilang kita harus sudah di meja makan pukul 07:20. Nanti appa terlambat. Ayoo bangun appa"
"Mana ciuman untuk appa?" Tanpa berpikir panjang, chaerin segera menghujani wajah jongin dengan kecupan-kecupan dari bibir mungilnya membuat sang empunya pun terkekeh geli dengan kelakuan putri kecilnya itu.
"Baiklah, chaerin tunggu dibawah dan appa akan bersiap."
###
"Ingat apa yang appa bilang?"
"Nde appa. Chaerin tidak boleh nakal, chaerin harus dengar-dengaran miss jisso, chaerin tidak boleh berpisah dari teman-teman yang lain, chaerin tidak boleh berbicara dengan orang asing, chaerin tidak boleh makan coklat, dan chaerin harus menghubungi appa setiap malam." Mulut mungil chaerin mengulangi semua peraturan jongin dengan begitu lancar, seolah semua peraturan itu sidah ia hafal diluar kepala. Jongin pun mengacak pucuk kepala sang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before you
Fiksi PenggemarSelamat membaca #9 jenkai #75 suho #6 jenie #15 hunrene #hunrene