23

3K 256 6
                                    

Sepasang insan yang tengah menikmati waktu-waktu indah mereka yang berharga itu kini tengah duduk di teras appartment jennie yang menampakkan pemandangan kota seoul dimalam hari.

Sang gadis dengan nyamannya meletakkan kepalanya didepan dada bidang prianya sementara pria itu sendiri dengan senang hati melingkarkan tangannya dipundak gadis itu sembari memainkan rambut-rambut sang gadis yang jatuh disekitar tubuh gadisnya dan membuat sang empunya merasa nyaman dan hangat dengan kegiatan mereka.

"Maafkan aku jen. Sungguh maafkan aku"

"Hmmm" gumam sang gadis tanpa sedikitpun bergerak dari posisi ternyamannya.

"Jen.. aku sedang berbicara. " tegur sang pria dengan nada tegas namun masih terdengar hangat.

"Dan Aku juga sedang mendengarkanmu sedari tadi" jawab jennie

"Jen aku bersungguh-sungguh. Aku minta maaf jen. aku sungguh tidak—" ucapan jongin terhenti ketika dengan tiba-tiba sang gadis yang sedang berada dalam pelukannya itu tiba-tiba menolehkan kepalanya sehingga ia bisa melihat dengan jelas wajah cantik gadisnya itu.

"Berhenti membicarakannya karna aku sama sekali tidak mau mengingat semuanya lagi. Aku susah payah berperang melawan hati dan fikiranku untuk menerimamu lagi. Jadi jangan dibahas atau aku tidak akan menberikanmu kesempatan lagi" ancam jennie dengan nada tegas membuat jongin menjadi ciut sendiri. Untuk pertama kalinya ia melihat sisi tegas dari seorang jennie yang selama ini ia kenal sebagai gadis lugu dan polos.

Jongin pun pasrah dan mengalah sehingga pria itu memilih untuk diam dan kembali menarik tubuh sang gadis untuk menempel padanya lagi. Cukup lama keduanya terdiam dan menikmati posisi ternyaman mereka sembari menikmati suasana malam yang indah dan melengkapi suasana romantis yang tengah mereka nikmati.

"Jen, tapi aku serius. Hatiku tidak tenang jika tak menjelaskannya padamu. "

Jennie pun menghela nafas berat dan menegakkan tubuhnya untuk duduk dan menghadap kearah jongin.

"Baiklah, kalau begitu jawab pertanyaanku dengan jujur" ucap jennie tegas dan raut wajah yang kesal.

"Siapa gadis itu?"

"Namanya jiho. Perusahaannya sedang menjalin kerja sama dengan chaemin group" jawab jongin jujur.

"Kenapa kalian bermesraan didalam lift?"

"Kami tidak bermesraan. Aku tidak tahu tapi dia terus mendekatiku dan mengajakku mengobrol. Aku berusaha menghindar dan tidak menggubris setiap obrolannya. Tapi dia terus saja menempel dan menggangguku" jawab jongin menjelaskan pada jennie

"Aku ragu, kau tidak memberitahukannya bahwa kau sudah memiliki chaerin? Itu makanya dia terus berusaha mendekatimu. Iya kan?" ucap jennie memicingkan matanya melempar rasa curiga pada jongin

"Astaga jen, aku sudah memberitahukan padanga bahwa aku adalah pria dengan 1 orang putri. Tapi ia justru nekad dan yaa— yang kau lihat di lift itu adalah kejadian setelah aku memberitahukannya bahwa aku adalah pria dengan 1 orang putri" jongin sejenak menghela nafas berat mencoba mengontrol emosinya. Karna setiap ia mengingat kejadian yang memalukan itu, ia kembali merasa meledak-ledak dan sangat marah. "Dan yang paling menyebalkan adalah, dia mengatakan bahwa dia tidak masalah jika harus menjadi hang kedua."

Jennie terkejut mendengar penuturan jongin itu. Ia tidak habis fikir dengan gadis yang sebenarnya tidak ia kenal itu. Kenapa ada gadis yang bisa senekad dan tidak punya malu seperti itu?

"Jen, kumohon percayalah. Aku berusaha menghindarinya. Aku tidak mungkin mengkhianatimu. " ucap jongin dengan nada memohon sambil meraih tangan jennie dan ditangkupnya kedalam genggamannya.

Before youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang