6

3.1K 337 1
                                    

Tepat seperti janjinya kepada chaerin, jongin benar-benar menepatinya. Tepat pukul 10:00 jongin sudah menutup berkas dihadapannya dan bergegas meninggalkan ruang kerjanya.

"Hyung, tolong kosongkan jadwalku hari ini. " ucap jongin ketika ia melewati meja kerja jongdae saat akan menuju lift.

"Wae? Kau mau pergi ke mana?"

"Tolong lakukan saja hyung. Aku pergi"

Jongdae pun hanya bisa geleng-geleng melihat kepergian jongin yang menghilang ketika pintu lift sudah tertutup. Jongdae sudah hafal betul dengan perangai jongin yang satu ini. Jongin tidak akan rela menghabiskan waktunya hanya untuk berbicara panjang lebar untuk menjelaskan apa yang ingin ia lakukan. Dan itulah jongin.

###

Seorang gadis cantik tengah duduk di bangku seorang diri. Ia terlihat begitu gugup, dapat dilihat dari cara kedua tangan mungilnya yang saling meremas satu sama lain. Keringat dingin yang mengucur deras dipelipisnya pun melengkapi kegugupannya saat ini.

Dan gadis itu adalah chaerin. Beberapa kali chaerin berusaha menenangkan dirinya dengan menarik nafas lalu membuangnya, namun cara itu tidak berhasil sama sekali. Chaerin benar-benar sangat gugup. Apa lagi ayahnya sudah berjanji akan datang dan melihat penampilannya membuat rasa ketakutan itu semakin besar.

Chaerin ingin mempersembahkan penampilannya untuk sang ayah, dan ia ingin menampilkan yang terbaik agar sang ayah bangga terhadapnya. Dan itulah yang membuat gadis cantik itu gugup sekali saat ini.

Namun, tiba-tiba seorang malaikat muncul dihadapannya dan berjongkok agar wajah mereka bisa berhadapan.

"Eomma? Eomma datang?" Ucap chaerin terkejut melihat sosok jennie yang kini tengah tersenyum dihadapannya

"Tentu sayang. Eomma tentu tidak akan melewatkan penampilan putri kecil eomma" ucap jennie membelai lembut rambut halus chaerin.

Chaerin pun hanya bisa merespon ucapan jennie dengan senyuman yang terkesan dipaksakan. Gadis kecil itu masih gugup dan ketakutan saat ini. Bahkan kebahagiaannya karna kedatangan jennie tidak bisa menutupi rasa gugupnya dan hal itu ditangkap oleh kedua mata jennie.

Dapat jennie lihat bahwa chaerin tengah gugup saat ini. Menbuat jennie pun akhirnya mengambil tindakan untuk menenangkan putri kecilnya itu.

Jennie mengambil alih kedua tangan mungil chaerin yang mulai basah karna keringat dan menggenggamnya dengan lembut.

"Putri eomma sudah berlatih dengan baik. Eomma yakin bahwa chaerin bisa menampilkan yang terbaik. Eomma hanya ingin melihat chaerin tersenyum saat nanti tampil. Oke?" Ucapan jennie begitu lembut masuk ditelinga chaerin.

"T-tapi, bagaimana kalau orang-orang tidak menyukai chaerin eomma? C-chaerin —"

"Tidak usah memikirkan orang lain sayang. Chaerin anak eomma, dan bagi eomma chaerinlah yang terbaik. Chaerin hanya perlu melihat eomma dan jangan melihat kearah yang lain. Eomma akan duduk paling depan dan memberikan semangat kepada chaerin. Mengerti?"

Kalimat-kalimat ajaib jennie berhasil menyihir chaerin. Seketika rasa gugup itu lenyap entah kemana tergantikan dengan perasaan bahagia yang menyelimuti hatinya. Gadis kecil itu begitu bahagia karna mendapat suntikan kekuatan dari orang yang sangat ia sayangi.

"Terimakasih eomma. Chaerin menyayangi eomma" ucap chaerin sambil memeluk jennie dan dibalas dengan anggukan oleh jennie sambil membelai punggung mungil chaerin.

###

Jennie benar-benar menepati janjinya. Ia duduk di bangku paling depan. Tentunya dengan bantuan jiso sahabatnya yang merelakan tempat duduknya untuk jennie. Karna jennie tidak memiliki undangan dan ia juga bukan wali dari murid, membuat ia sedikit kesulitan mendapatkan tempat duduk didepan. Beruntungnya jiso, sahahabatnya dengan senang hati memberikan tempat duduknya untuk jennie.

Before youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang