5

3.1K 328 0
                                    

"Gwenchana appa. Appa adalah appa terbaik yang chaerin miliki. "

Perkataan lugu chaerin pun membuat hati jongin mencelos. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh chaerin yang mungil. Malam ini jongin sadar bahwa selama ini ia sudah benar-benar menjadi orang paling bodoh sedunia karna menyia-nyiakan seorang malaikat kecil yang begitu memiliki hati selembut dan sebaik chaerin.

Dan tanpa mereka sadari Kejadian itu disaksikan oleh 3 pasang mata. Sehun, jongdae dan juga jennie.

Ya, jennie juga menyaksikan kejadian mengharukan tersebut. Bahkan saking terbawa dengan suasana haru yang terjadi, jennie sampai tidak menyadari kehadiran sehun.

"Jennie-ssi? Kenapa kau bisa berada disini?" Sehun yang pertama kali menyadari kehadiran jennie pun menegur gadis tersebut.

Teguran sehun pun didengar oleh chaerin. Segera saja chaerin melepaskan pelukannya dari tubuh jongin.

"Ahh ia appa. Chaerin sampai lupa" chaerin dengan lugunya menarik tangan jennie untuk mendekat kepada jongin.

Jongin langsung mengenali jennie, namun jennie belum menyadari kehadiran jongin karna saat ini gadis itu masih menunduk menyembunyikan wajahnya karna merasa gugup ketika tangan mungil chaerin menariknya untuk masuk kedalam rumah mewah itu.

"Appa, ini eomma chaerin. Cantik kan appa?" Chaerin dengan lugunya memperkenalkan jennie kepada jongin.

Alis jongin seketika saling bertaut. Bingung bercampur terkejut menjadi satu. Itu yang bisa terbaca dari raut wajah jongin.

Tak hanya jongin, sehun pun ikut-ikutan terkejut bukan main. Jadi selama ini yang chaerin maksud 'eomma' adalah jennie?

"Appa kenapa hanya diam? Eomma chaerin cantik kan?" Chaerin mengguncang bahu jongin ketika ia merasa jongin tidak kunjung merespon ucapannya.

Jongin pun tersadar dari lamunannya.

"chaerin apa? Eomma chaerin maksudnya?" Dan pertanyaan jongin itu pun meluncur begitu saja.

Jennie yang mengenali suara itu secara refleks mengangkat kepalanya dan matanya sontak membulat menunjukkan ekspresi terkejut ketika mendapati jongin berada dihadapannya.

"t-tuan jongin? " tanya jennie memastikan.

Jongin tidak merespon jennie dan hanya memandangi gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Jennie sampai bergidik ngeri mendapatkan tatapan mematikan jongin.

"Ini eomma chaerin. Chaerin senaaaaang sekali appa, karna eomma chaerin itu cantik dan baik. Chaerin sangat sayang pada eomma. Appa tidak keberatan kan kalau eomma jennie jadi eomma chaerin?" Pertanyaan lugu yang keluar dari mulut mungil chaerin pun membuat seluruh orang dewasa yang mendengarnya terkejut. Tak terkecuali jennie yang menjadi objek utama diruangan itu.

Jongin tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Yang ada pria itu hanya berdiri mematung memandang jennie dengan tatapan yang tajam seakan memindai mata indah gadis itu dengan seksama.

"Appa. Kenapa appa diam saja? Appa tidak keberatan kan eomma jennie jadi eommanya chaerin?" Sekali lagi chaerin mengeluarkan pertanyaan maut itu untuk jongin.

"Chaerin, ini sudah malam. Ingat sekarang waktunya apa?"

"Waktunya tidur appa." Jawab chaerin lesuh.

"Anak pintar. Jadi sekarang chaerin naik ke kamar dan langsung tidur. Besok chaerin harus sekolah kan?"

"Nde appa" jawab chaeri patuh. Meskipun dengan setengah hati, akhirnya chaerin pun melangkahkan kakinya. Namun baru beberapa langkah, gadis itu memutar kembali tubuhnya dan berjalan menghampiri jennie yang masih berdiri mematung dihadapan jongin.

Before youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang