"A-aku akan menjawab semua pertanyaanmu. Semuanya" jawab jongin berusaha meyakinkan dirinya bahwa keputusannya ini adalah keputusan yang benar.
Jennie pun berbalik menghadap jongin ketika ia yakin mendengarkan perkataan jongin.
"Benarkah? Kau akan menjawab semua pertanyaanku tadi? Kau tidak akan berbohong kan?"
dan jongin dengan mantap mengangguk dihadapan jennie membuat jennie tersenyum lega.
"Baiklah. Terimakasih karna kau sudah mau menjwab pertanyaanku. Tapi sebaiknya tidak malam ini. Kurasa ini sudah terlalu larut untuk aku membiarkanmu masuk dan bertamu di appartemenku. Lagipula, aku tidak bisa membiarkan chaerin tertidur didalam mobil sendirian. Itu pasti tidak akan nyaman untuk chaerin. "
"Maksudmu? "
"Kau bisa menjawab pertanyaanku lain kali. Aku akan menunggu sampai kau benar-benar siap untuk menjawab semua pertanyaanku jongin-ssi."
"Tapi aku—"
"Ini sudah larut malam. Pikirkan chaerin, ia butuh tidur ditempat yang lebih nyaman"
Setelah jennie menyebutkan nama chaerin, akhirnya jongin mengalah dan menyetujui ucapan jennie.
"Baiklah. Aku akan mengubungimu nanti" dan setelah mengucapkan itu jongin pun berbalik dan meninggalkan tempat itu.
Jennie pun mematung mendengarkan penuturan jongin. Refleks ia memegang dadanya yang tiba-tiba bergemuruh tak beraturan.
"A-apa baru saja ia mengatakan bahwa ia akan menghubungiku? Benarkah?" Dan seketika pipi cantiknya bersemu mengingat perkataan jongin itu.
Maka biarkan jennie malam ini menikmati perasaan berdegup itu didalam dirinya. Entah mengapa, ia gugup bukan main mengingat jongin akan mengubunginya. Hey, bahkan jongin hanya mengatakan bahwa ia akan mengubungi jennie dan itu berpengaruh begitu besar akan debaran jantung jennie.
###
Hari-hari jennie berjalan seperti biasanya. Pagi hari yang indah ini, jennie membuka matanya sembari melakukan merentangkan kedua tangannya keudara dan melakukan peregangan kecil.
Setelah beberapa menit mengumpulkan nyawa, gadis cantik itu pun memutuskan untuk membersihkan diri dan bersiap-siap sebelum ia akan menuju butik.
30 menit ia habiskan untuk bersiap-siap. Setelah selesai dengan kegiatan memilih baju dan memoleskan make up tipis diatas permukaan wajahnya, jennie pun tersenyum tipis didepan kaca.
Penampilannya yang santai dan simple namun tetap mempesona. Kemeja putih model off shoulder semakin menambah kesan manis di penampilan jennie hari ini.
Sebelum ia meninggalkan kamarnya, jennie pun mengambil ponselnya yang terletak diatas meja nakas. Ia pun menyempatkan untuk sekedar memeriksa notifikasi, namun setelah ia tidak mendapati ada pemberitahuan penting disana dan akhirnya ia mematikan layar ponselnya dan memasukkan ponselnya kedalam tas jinjing yang ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before you
FanfictionSelamat membaca #9 jenkai #75 suho #6 jenie #15 hunrene #hunrene