BAGIAN 01

29.5K 1K 27
                                    

SEORANG cewek duduk berkutat disebuah cafe, dia tampak fokus dengan ponsel yang berada digenggaman tangannya dan ditemani secangkir greentea panas. Udara diluar cukup dingin, gerimis mulai melanda kawasan Jakarta sejak lima belas menit yang lalu. Sesekali cewek itu menyeruput minuman panas itu.

Fioletta Reylisa. Cewek cantik berkulit putih, bola mata berwarna biru gelap. Bulu matanya yang lentik dan hidungnya yang mancung turut menambah nilai plus dimata semua orang terlebih lagi dimata para kaum adam.

Fio kembali terfokus pada ponselnya, menscrool beranda aplikasi Instagram melihat update terbaru dari kalangan aktris barat yang ia follow.

"Hai! Sendirian aja nih." Telinga Fio tampak menangkap suara itu. Ia berpaling dari ponsel dan menatap seseorang yang kini tengah duduk dihadapannya.

Fio memutar bola matanya malas, lalu ia menggeser kursinya ke belakang hingga terdengar suara decitan kaki kursi yang bergesekan langsung dengan lantai. Fio mulai berjalan, meninggalkan cowok itu.

"Hei, mau kemana? Buru-buru banget kayaknya," ucap cowok itu setelah berhasil menahan lengan tangan Fio. Cewek itu langsung menepisnya kasar.

"Nggak usah pegang-pegang. Gue mau pulang."

"Mau aku anterin?" tawarnya.

"Nggak!" Fio menjawab cepat tanpa menoleh sedikitpun krarah cowok itu.

"Tapi, aku ikhlas kok. Nggak ngapa-ngapain kamu juga."

"Apaan si lo, gue nggak mau ya enggak, maksa banget," gerutu Fio pada cowok dihadapannya.

"Gue cuma minta balik sama kamu Fi," ucap cowok itu memasang raut wajah yang memelas.

Fio melengos, memutar bola matanya malas, "enggak mau, gue nggak mau balik sama lo titik!" sergah Fio cepat.

Cowok itu terus memaksa Fio sambil menggelayuti lengan tangannya. Fio merasa ilfeel dengan tingkah cowok itu yang menurutnya terlalu kekanak-kanakan.

"Lepas, nggak usah pegang-pegang." Fio menepisnya.

"Aku cuma mau minta satu permintaan aja sama kamu, pliss... mau ya?" bujuk cowok itu lagi sedikit memaksa. Hal itu pula menjadi Fio tambah risi berada didekatnya.

"Gue harus bicara sama lo berapa banyak lagi? Sampai Upin Ipin udah masuk SD? atau nunggu sampai patrick pinter?" Fio tampak kesal.

Dengan langkah kaki yang cepat, Fio langsung pergi dari kafe Caremony yang berada di seberang jalan. Dia tidak memedulikan Revan yang masih di dalam sana. Amarahnya sudah meluap-luap akan mantan pacarnya itu. Tidak peduli dengan rintik hujan yang terus menjatuhkan dirinya dibadan Fio. Langkah kakinya semakin cepat, Fio gagal untuk menenangkan diri ditempat itu. Ingatan mantannya itu kembali hadir memenuhi otak.

Entah sudah berapa jauh Fio berjalan, kakinya merasa tidak pegal sama sekali. Fio hanya ditemani dengan rintik hujan kecil dan terangnya bintang malam ini. Sebuah motor melaju cepat hingga menimbulkan cipratan genangan air kotor yang melukis dipakaian Fio. Cewek itu terpelonjak kaget.

"WOY! DASAR NGGAK TAHU DIRI, NGGAK PUNYA OTAK LO?" Teriak Fio.

Fio menatap baju yang dikenakannya. Dia merasa jijik melihat bercak noda itu. Amarahnya bercampur menjadi satu, antara marah dengan mantan pacarnya dan juga marah dengan cowok yang membuat bajunya kotor. Motor itu mendadak berhenti, lalu berbalik menuju Fio yang berteriak-teriak tidak jelas itu.

Zafio (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang