MOTOR itu membelah kepadatan jalan kota metrapolitan ini. Jalanan terlihat cukup sepi, tidak seramai dan sepadat seperti biasanya. Macet, kata yang tidak asing ditelinga dengan jalanan ibu kota. Mungkin sedikit keberuntungan ada dipihak Zafi dan Fio sekarang.
Sudah cukup jauh mereka berada dipunggung motor, namun belum kunjung juga sampai di tujuan. Zafi masih diam dan meratapi fokus pada jalanan, begitupun Fio yang ikut bungkam. Mungkin hanya sesekali ia melihat wajah tampan Zafi dari spion motor.
"Gue tahu kalau gue ganteng, lo nggak usah lihatin gue mulu," ucapnya keras agar Fio dapat mendengarnya. Dan tentu saja Fio dapat mendengar itu dengan sangat jelas.
"Kenapa? gue kan pacar lo," ucap Fio tanpa malu sedikitpun.
Telinga Zafi merasa sakit ketika mendengar kata 'pacar' disetiap ucapan yang Fio lontarkan. Zafi terlalu bosan mendengar itu semua. Ia tidak menggubrisnya, percuma saja karena Fio merupakan spesies orang yang omongannya tidak dapat diperdebatkan.
"BODO AMAT."
"Lo jujur aja sih sama gue, gue kan cantik. Lo tahu nggak, kalau kakak kelas pada ndeketin gue, terus ada yang nembak gue juga. Tapi gue tolak, karena gue sukanya sama lo," gumam Fio.
"Terus?"
"Lo nyadar diri kek, lo harusnya bersyukur punya pacar secantik gue. Bahkan ngalahin ratu instagram tahu," pekik Fio lagi.
Zafi sedikit tertawa, "sok-sok an lagi. Lo punya followers berapa emangnya?"
"Iya deh terserah elo, gue mirip sama Ariana Grande, kan? Atau Taylor Swift aja deh," celetuk cewek itu lagi dan lagi. Zafi ingin menyumpal mulutnya dengan kaos kaki busuk sekarang. Ucapan Fio terus memekakkan telingan walaupun udah ketutup helm sekalipun.
"Lo diem, dari tadi nyerocos mulu, otak lo udah geser kali. Percuma kalau lo punya tampang cantik kalau otak lo ada didengkul," raung Zafi keras.
Mulut Fio menganga mendengar ucapan yang keluar dari mulut Zafi yang terdengar sangat menyakitkan. Hatinya teriris dan pecah hingga berkeping-keping. Perasaannya hancur, ia sedikit sakit mendengar ucapan yang terus berputar diotaknya. Sungguh tega Zafi bisa ngomong seperti itu. Fio hanya bisa diam, berusaha memadamkan emosinya yang sudah mendidih.
Fio menundukkan kepalanya, entah kenapa hatinya terasa sakit mendengar itu semua. Zafi masih tertawa kecil dan tidak menyadari Fio yang seketika bungkam. Air matanya turun begitu saja, Fio langsung menyekanya. Tidak, ia harus kuat untuk sekarang. Perkataan Zafi memang sangat pedas. Memangnya ucapan Zafi selama ini tidak pedas? Ya, tapi menurut Fio kali ini sungguh sudah melewati batas.
Walaupun sudah menyekanya, cairan bening itu terus memaksa dan menerobos untuk keluar dari kelopak mata.
Zafi melambatkan laju motornya dan pergi ke samping jalan untuk berhenti ketika mendengar isakan tangis dari arah belakang. Zafi pikir itu hanya akal- akalan Fio belaka. Namun, semakin lama dia malah semakin yakin jika itu sebuah tangis sungguhan.
Setelah motornya sudah terparkir, Zafi segera melepaskan helmnya dan langsung menatap ke belakang. Zafi mendapati Fio yang sedang menangis, arah pandangannya menatap ke bawah.
Zafi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia masih bingung apa penyebab cewek itu menangis. Perasaanya gundah dan merasa bersalah. Pasti hal ini ada kaitannya dengan dirinya, toh tidak mungkin Fio menangis tanpa sebab.
"Fio? Lo nangis?" tanyanya kaku. Mungkin baru kali ini Zafi mengucapkan nama Fio.
Masih terdengar bunyi isakan kecil dari bibir mungilnya, Zafi semakin bingung mau berbuat apa. Dasar cowok tidak peka!
"Aduhh...jangan nangis dong. Gue minta maaf deh, plis lo udahan ya nangisnya," gumam Zafi sedikit mulai panik.
Pikiran Zafi kalut, Fio belum kunjung menyudahi tangisnya. Dia yakin bahwa dirinya lah penyebab ini semua. Tapi anehnya Zafi tidak tahu letak kesalahannya ada dimana. Mungkinkah ia sudah mengejek Fio. Ah, itu sudah biasa. Bahkan Fio tidak menghiraukannya.
Inilah sifat seorang cewek yang memang selalu tidak bisa ditebak apapun masalahnya itu, entahlah apakah memang Zafi yang tidak peka?
"Gue nggak tahu masalahnya apa, tapi gue minta maaf apapun itu," ungkap Zafi mulai melemah.
Fio mengangkat dagunya dan menatap kearah Zafi dengan senyuman yang paling bahagia. Lekukan bibirnya seperti membentuk bulan sabit, rambutnya terurai terhempas angin. Manik matanya sayu, bercak air mata masih bergelinang dikelopak matanya.
"Gue mau maafin lo, tapi ada syaratnya," pekik Fio kini tersenyum jail.
Demi mitos putri duyung yang belum terpecahkan. Apa lagi ini? Pikiran Zafi sudah bulat, Fio memang cewek paling aneh yang pernah ia temui. Bagaimana bisa setelah menangis tersedu-sedu kini sekarang Fio tersenyum semringah. Dasar cewek labil. Sepertinya ia lupa apa yang dilakukan sebelumnya. Zafi hanya berusaha pasrah dan mulai mendengar apa yang akan Fio katakan meskipun sebenarnya dia sangat sungkan.
"Apa?" ketus Zafi.
"Lo bilang ke gue sekarang, kalau gue nggak kalah cantik sama Selena Gomez. Terus lo suruh minimal seratus orang buat follow akun instagram gue termasuk lo sendiri," pinta Fio cepat dalam satu tarikan napas.
What? Zafi hanya bisa melotot dan melengos. Sebegitu rumitkah jika ingin minta maaf kepadanya?
"Lo jangan salah anggap, seratus cowok dan seratus cewek syaratnya. Jadi ada dua ratus orang yang akan ngefollow gue. Pastikan mereka tidak unfollow sekurang-kurangnya dalam waktu satu minggu," lanjutnya.
"Gimana car-" ucap Zafi terpotong lantaran jari telunjuk Fio ada dibibirnya.
"Lo harus berusaha, nggak ada kata tidak mungkin kalau lo sendiri berusaha dan yakin bahwa lo bisa melakukannya, " tegas Fio lagi sok bijak. Yang hanya bisa dilakukan Zafi hanya melotot tajam kearah Fio dan pasrah.
"Dan ini yang paling penting dan lo wajib nglakuin ini."
Masih ada lagi? Cobaan apa lagi ini. Bagaimana bisa Zafi meladeni cewek aneh spesies seperti Fio. Mungkin hanya satu yang ada di dunia.
***
Zafi masih memikirkan tantangan Fio tadi sore, bukan tantangan sebenarnya ini hanya sebagai tanda minta maaf darinya. Apalagi ketika mengingat syarat terakhir itu yang membuat dia harus mikir dua kali. Zafi dibuat tidak bisa apa-apa oleh Fio. Apalah daya, jika Zafi menolak syarat itu kemungkinan pertama Fio akan marah kepadanya dan kemungkinan kedua Fio akan mengolok dirinya sebagai cowok lemah karena tidak berani menerima tantangan darinya.
Zafi mengacak rambutnya Frustasi, pikirannya masih kalut. Ucapan cewek itu masih teriang dikepalanya. Apalagi syarat itu hanya sampai tiga hari. What? Tiga hari, sungguh ide yang sangat gila.
Bagaimana caranya Zafi membujuk dua ratus orang untuk follow akun instagram cewek aneh itu, dasar brengsek.
Zafi memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Mungkin air hangat akan menghilangkan frustasinya. Ia mulai menyalakan shower dan air hangat mulai berjatuhan ke seluruh badannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Zafio (END)
Teen FictionFIOLETTA REYLISA "Sebagai gantinya, lo sekarang resmi jadi cowok gue!" ZAFI RAFJAKA "Perlu lo tau, lo adalah cewek paling aneh yang pernah gue temui!"