Chapter-3

208K 4.8K 36
                                    

"Thank you, Mr. Martin." Gaby membungkukkan badannya sebagai ungkapan terimakasih karena telah berbaik hati mengantarkannya ke alamat yang ia cari. Martin hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Martin memasuki rumah mewah itu dengan langkah yang diikuti oleh Gaby di belakangnya.

Mata Gaby mengedar ke seluruh penjuru rumah itu. Penjagaannya sangat ketat. Dimana-mana terdapat orang-orang yang berseragam serba hitam dan bertubuh kekar sedang berdiri di setiap sudut rumah itu.

"Apa tujuanmu kesini nona?" tanya Martin tanpa menoleh ke belakang. Ia masih tetap berjalan menunjukkan arah, dimana wanita ini bisa bertemu dengan bosnya.

Gaby sudah mengetahui jika Martin juga bekerja di rumah ini. Karena Martin sudah memberitahukannya selagi perjalanan menuju rumah ini. Tapi Gaby tidak mengetahui jika Martin adalah orang yang memata-matainya sejak ia meninggalkan hotel yang sempat menjadi tempat singgahnya sebelum kesini.

"Aku hanya ingin bertemu dengan orang yang memiliki rumah ini. Karena aku ingin meminta bantuan dia disini," jelas Gaby.

"Apa kau yakin?" tanya Martin yang masih tanpa ekspresi. Pertanyaan itu seolah mengisyaratkan bahwa kelak dia tidak akan menyesali karena meminta bantuan kepada Alex.

Gaby tersenyum walau tidak bisa dilihat oleh Martin, karena dia berada di belakang pria itu. "Tentu saja." katanya mantap.

Martin menghentikan langkahnya pada salah satu ruangan yang berada di lantai dua rumah itu yang juga menyebabkan langkah Gaby juga ikut berhenti pada saat itu juga.

Martin mengetuk pintu tersebut. Dia beralih menatap Gaby sebelum dia memasuki ruangan tersebut. "Kau tunggu disini sebentar," titahnya. Sebelum akhirnya pria itu memasuki ruangan tersebut meninggalkan Gaby di luar.

Martin membungkukkan badannya memberi hormat kepada sang majikan.

Walau tidak melihat, tapi Alex tahu siapa yang datang. Karena hanya Martin lah yang hanya bisa memasuki ruangan ini tanpa disuruh.

"Apa kau sudah mengerjakan apa yang aku perintahkan?" Alex masih dalam posisi memunggungi Martin. Dalam posisi duduk, kedua tangannya mendekap di depan dada.

"Sudah," jawab Martin dengan sopan. "Ada yang ingin menemuimu Mr." lanjutnya. Dan itu membuat Alex berbalik menghadap pria yang menjadi orang kepercayaannya selama bertahun-tahun ini.

Dengan tatapan yang tajam seolah mengintimidasi. "Siapa?" tanya Alex.

"Wanita itu."

Alex mengangkat sebelah alisnya bingung. Sebelum akhirnya Martin membukakan pintu dan menyuruh seorang wanita memasuki ruangan itu.

Diantara keterkejutan dan ketidakpercayaan ketika melihat sosok wanita cantik yang sempat mencuri perhatiannya kemarin, Alex bersikap tenang. Mata tajamnya masih tertuju kepada wanita yang ada di hadapannya. Sebelum akhirnya suara Martin berhasil memecah keheningan sesaat ruangan itu.

"Dia ingin menemuimu," ujar Martin.

Alex hanya menganggukkan kepala ringan. Sembari menggerakkan tangannya ke udara seolah menyuruh Martin untuk meninggalkan dirinya bersama wanita itu. Martin hanya mengangguk dan membungkukkan badannya sebelum akhirnya ia melengang keluar meninggalkan bos nya bersama Gaby.

Alex masih dalam keadaan duduk. Tapi bedanya sekarang ia mendudukkan sedikit bokongnya ke meja. Dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada menambah kesan keangkuhan Alex.

Sedangkan Gaby masih dalam keadaan berdiri dengan menundukkan kepalanya. Takut jika dibilang lancang ketika melihat mata Alex.

"Siapa namamu?" Basa-basi Alex memecah keheningan diantara keduanya. Padahal Alex sendiri sudah mengetahui siapa nama wanita yang ada di hadapannya ini.

You Are Mine | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang