Follow fikapra
Vote and comment, please 😊Happy reading....
Setelah beberapa untaian kata Alex berikan untuk membujuk Gaby agar mau menemaninya pergi, akhirnya wanita itu pun menuruti permintaan Alex. Sebenarnya hari ini ia ingin bermalas-malasan, dan ingin menghabiskan waktunya di villa itu. Namun ia ingat tujuannya kemari adalah untuk liburan. Percuma saja liburan jika hanya digunakan untuk bermalas-malasan di tempat penginapan.
Alex dan Gaby pergi ke pantai yang jaraknya tak bisa terbilang jauh dari tempat penginapannya. Disana terdapat speed boat yang sudah menunggu kedatangannya. Alex mendekati benda berwarna putih polos itu dengan langkah yang ringan. Sedangkan Gaby sudah menunjukkan raut wajah keberatan. Bukan apa-apa, hanya saja Gaby tidak berani naik benda itu. Takut jatuh. Maklum sedari kecil Gaby tidak diperkenankan melakukan hal-hal yang dapat membahayakan nyawanya. Termasuk mengendarai speed boat. Meskipun Gaby sangat ingin melakukannya. Mau bagaimana lagi? Ayahnya tetaplah ayahnya yang selalu memaksakan kehendaknya kepada Gaby.
Saat Alex sudah menaiki speed boat itu, Gaby justru menghentikan langkahnya. Enggan melangkah mendekati benda putih itu.
Alex menatap Gaby. Ia mengulurkan sebelah tangannya untuk membantu wanita itu menaiki speed boat. Tapi tak kunjung Gaby balas uluran tangan Alex. Ia menatap Alex dengan kesal.
Apa Alex tidak tau jika Gaby takut menaiki speed boat?
"Ada apa?
"Kenapa diam? Come on up, Dear," ajak Alex.
Gaby mengerucutkan bibirnya kesal. Namun di mata Alex itu sangatlah menggemaskan.
Alex menarik uluran tangannya. "Are you scared?" tanya Alex berniat menggoda.
Dari wajah Gaby yang nampak keberatan itu sudah menunjukkan bahwa Gaby ketakutan naik speed boat tersebut. Alex dapat melihatnya dengan jelas. Namun kapan lagi Gaby bisa menikmati hidup jika tidak berani melawan ketakutannya sendiri?
"Kamu harus berani, Sayang.
"Kapan kamu akan menikmati hidup jika kamu takut dengan hal-hal yang belum tentu terjadi?" Alex kembali mengulurkan tangannya.
"It's safe, Dear. See!" Alex menghentakkan kakinya, meyakinkan wanita itu dengan keamanan disana.
"Benarkah?" tanya Gaby ragu. Alex mengangguk semangat.
Gaby menghembuskan nafasnya kasar, menguatkan hatinya untuk melawan rasa takut itu. Dengan ragu Gaby menerima uluran tangan Alex. Alex tersenyum melihatnya.
"Aku yakin jika kamu bisa melawan rasa takutmu itu," ujar Alex saat kaki Gaby berhasil menginjak speed boat itu.
Gaby hampir kehilangan keseimbangan karena kendaraan itu sedikit bergoyang saat ia menaikinya. Jika saja Alex tidak memeganginya mungkin dia akan jatuh. Beruntung Alex selalu menjaganya.
"It's okay," ujar Gaby meyakinkan Alex jika ia tak apa-apa. Ia bisa melawan rasa takutnya sendiri itu semua berkat Alex.
Rasa takut yang selama ini menjadi musuh tersendiri bagi setiap orang. Benar kata Alex. Orang yang dapat melawan rasa takut itu adalah diri sendiri. Itulah yang Gaby tangkap dari perkataan Alex. Seseorang pasti bisa mengatasi ketakutannya. Hanya perlu niat dan kegigihan untuk menghilangkannya. Semua dengan mudah akan teratasi.
Seseorang tidak akan bergerak maju jika dia takut melangkah ke depan. Seseorang tidak akan menemukan kesuksesan jika dia tidak berani memulai. Seseorang juga tidak dapat menikmati kehidupan jika dia takut dengan hal-hal yang belum tentu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine | 18+
RandomFollow dulu sebelum membaca! (privat • random) SILENT READERS DILARANG MENDEKAT 📛 Warning: 18++ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!! Ini kisah Gabriella Alinski (20), seorang gadis cantik yang memasuki kota baru negara baru berniat ingin mencari ke...