Alex dan Roy sudah benar-benar mabuk. Perlahan kesadarannya mulai sirna. Rio membawa Roy ke kamar tamu untuk beristirahat. Begitu pula dengan Gaby yang membawa Alex ke kamarnya.
Di kamar Alex, Gaby hanya memperhatikan Alex yang sudah terlelap. Garis wajah yang tegas menambah pesona Alex. Meskipun sedang tertidur pria itu tetap terlihat tampan. Siapapun yang melihatnya pasti akan hilang kendali.
Namun Gaby melihatnya dengan tatapan sendu. Alex begitu nampak memprihatinkan. Meski diluar terlihat menakutkan. Namun siapa sangka jika itu hanya kamuflase belaka.
"Ada masalah apa? Kenapa menyimpannya sendiri?" lirih Gaby yang pastinya tidak akan terdengar oleh Alex.
Tangan mungilnya membelai pucuk kepala Alex. Namun seperkian detik salah satu tangannya yang lain merasakan ada yang menyentuhnya. Menggenggam dengan lembut.
Alex menggenggam jemari Gaby. Menahannya untuk pergi dari kamarnya.
"Stay in here, please." Pinta Alex setengah sadar.
Gaby pun hanya mengangguk pasrah.
Dan berakhirlah malam itu menjadi malam yang panjang bagi keduanya. Setelah sekian lama mereka kembali tidur bersama dalam satu ranjang. Saling menggenggam erat memberikan kehangatan. Menyimpan semua rasa yang ada. Saling melengkapi dalam kekurangan. Saling memeluk menguatkan. Hingga tanpa sadar keduanya pun terlelap. Bergelut dengan mimpinya masing-masing.
***
"Good morning," sapa Gaby.
Alex mendekati Gaby yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan. Alex tersenyum dan membalas sapaan wanitanya.
"Morning, Dear," balasnya.
Pria itu nampak memijat kepalanya yang terasa pening. Mungkin efek minum terlalu banyak kemarin.
"Minumlah," Gaby memberikan Alex segelas air hangat dengan campuran madu.
Katanya itu dapat mengurangi rasa mual karena mabuk. Tidak lupa dengan sup buatannya. Wanita itu menyiapkannya untuk Alex. Layaknya istri yang sedang menghidangkan makanan untuk suaminya. Itulah yang Gaby lakukan.
Tiba-tiba Rio dan Roy datang menghampiri keduanya. Rio yang terkenal si biang rusuh tidak pernah absen dengan segala tingkah jailnya. Pria berambut blonde itu tanpa tahu malu menyerobot sup yang dibawa oleh Gaby untuk Alex.
"Thank you, honey." Rio tidak memperdulikan Alex yang melihatnya dengan tatapan tajam.
Dia berlalu menuju kursi kosong untuk memakan sup buatan Gaby.
Semua yang ada di meja itu melihatnya dengan tatapan menusuk. Khususnya Alex yang tidak suka akan panggilan Rio kepada Gaby. Semua orang sudah tau jika Rio sering memanggil orang sembarangan. Tapi ini Gaby. Gabriella Alinski. Wanita yang dicintai oleh Alex, sahabatnya sendiri.
Apa Rio tidak berpikir jika panggilan itu tidak nyaman untuk Alex maupun Gaby sendiri?
"Kenapa menatapku?" tanya Rio tak merasa bersalah.
"Silahkan makan," ujar Rio bak pemilik rumah.
"Honey, tolong ambilkan aku nasi," pintanya kepada Gaby.
Lagi-lagi Alex menatap tajam ke arah sahabatnya itu.
"Kamu punya kaki, kenapa tidak ambil sendiri?" ketus Alex.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine | 18+
RandomFollow dulu sebelum membaca! (privat • random) SILENT READERS DILARANG MENDEKAT 📛 Warning: 18++ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!! Ini kisah Gabriella Alinski (20), seorang gadis cantik yang memasuki kota baru negara baru berniat ingin mencari ke...