Chapter-17

111K 3.5K 10
                                    

"Gabriella, aku akan memindah-tugaskan kamu ke kantor pusat," ujar Bill.

Gaby menoleh, menaikkan alisnya bingung. Padalnya dia hanya sekretaris bukan pekerja penting seperti yang lain. Mengapa harus dipindah-tugaskan ke kantor pusat?

"Kenapa Mr. Bill? Kenapa saya dipindahkan ke kantor pusat?" tanya Gaby.

"Karena atasanku sedang membutuhkan sekretaris yang cakap sepertimu, dan aku merekomendasikanmu," jelas Bill berbohong.

Gaby mengangguk. Sejujurnya wanita itu tidak mengetahui siapa atasan dari bosnya itu. Dia hanya mengetahui jika ini adalah kantor cabang. Dan ada kantor pusat lainnya yang mengendalikan kantornya saat ini. Tapi dia tidak tahu jika Alex yang memiliki keduanya. Dia hanya menganggap kedatangan Alex ke kantornya sebagai seorang clien bosnya.

***

Gaby dan Rose berjalan berdua keluar dari kantor mereka. Mereka berdua berjalan menuju halte terdekat guna mencari bus umum untuk pulang.

"Mrs. Rose, sepertinya besok kita tidak bisa berangkat dan pulang bersama lagi," ujar Gaby di halte.

Rose melihat Gaby dengan tatapan bertanya-tanya. "Kenapa begitu?" tanya Rose.

"Aku dipindahkan ke kantor pusat," jawabnya tak bersemangat.

Mata Rose berbinar. "Wow... Seharusnya kamu bahagia, sayang. Semua orang menantikan dipindahkan ke kantor pusat. Tapi tidak semudah itu. Dan kamu adalah orang yant beruntung karena mendapat tawaran itu," terang Rose.

Gaby kembali menatap Rose. "Memangnya ada apa di kantor pusat? Bukankah sama saja?" tanya Gaby polos.

Rose tersenyum, lalu membelai surai rambut Gaby. "Ada banyak hal yang pastinya membuatmu betah disana," katanya.

Bersamaan dengan berakhirnya percakapan mereka, bus datang. Semua orang yang menunggunya pun berdiri. Satu persatu memasuki bus tersebut. Meninggalkan halte dan menuju ke tempat tujuan yang baru.

Namun tanpa disadari Gaby, ada seseorang yang telah mengikutinya sejak dia meninggalkan kantor. Sedari tadi terus memperhatikannya dari balik kaca mobilnya.

Mobil Alex terhenti ketika Gaby mulai memasuki gang sempit. Karena hal itu juga menyebabkan Alex turun dari mobilnya dan mengikuti Gaby untuk masuk ke gang sempit tersebut. Alex melihat Gaby memasuki rumah sederhana yang tampak lusuh dan sempit.

"Sangat tidak layak," gumamnya dengan masih menatap rumah kecil Gaby.

Alex mulai melangkah mendekati rumah Gaby. Namun belum sempat menginjakkan kakinya di halaman rumah Gaby, Alex melihat ada seseorang yang mengunjungi rumah tersebut. Seorang pria setengah baya dengan balutan kemeja hitam bergaris nampak membawa sebuket bunga. Alex masih memperhatikan pria itu. Alex melihat jika pria itu mengetuk pintu Gaby dan meletakkan buket bunga itu di depan pintunya. Dan sebelum Gaby membukakan pintu, pria itu telah lebih dulu pergi.

Aneh. Sangat Aneh. Alex begitu penasaran dengan sosok pria tersebut. Dia mencoba mengikuti pria itu. Namun belum sempat Alex melihat wajahnya, pria itu telah lebih dulu menghilang dari penglihatannya.
Alex kembali ke rumah Gaby. Pria itu memutuskan untuk menghampirinya. Di ketuknya rumah itu dan tak lama Gaby muncul dengan pakaian rumahannya. Sederhana namun masih terlihat cantik.

Gaby nampak terkejut dengan kedatangan Alex ke rumahnya. Dia tidak pernah mengira jika Alex dapat dengan mudahnya mengetahui rumah barunya. Gaby hendak menutup kembali pintu itu, namun Alex segera menahan pintu tersebut. Alex memaksa masuk meski Gaby telah melarangnya.

You Are Mine | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang